Sabtu, Februari 02, 2008

Karya Ke-3

BENINGNYA MATA SAHABAT

Pendewasaan diri merupakan suatu proses yang akan dialami oleh setiap pribadi dengan tahapan yang beraneka ragam cepat atau lambat pada akhirnya kita tetap akan dihadapkan dalam masa pencarian jati diri, tuntutan jiwa dan hati untuk bisa menjadi pribadi yang mandiri dan belajar meraih kesuksesan. Pada saat itu mau tidak mau, berani atau takut, pede atau tidak, optimis atau pesismis kita tetap harus menghadapi tantangan tersebut dalam pencarian jati diri. Tak jarang kita menangis, mengeluh, tertawa, marah dan sedih menghantui diri kita kadang kita merasa sendiri jauh dari keluarga atau malah keluarga sama sekali tidak memahami kita, hal-hal seperti itu acap kali muncul dan membuat kita terpuruk dan merasa merana sendirian. Namun pada waktu itulah kita belajar untuk bisa tegar dan kuat membuktikan bahwa diri kita bisa berdiri sendiri dengan kuat, di sisi lain kita mulai belajar bagaimana bersosialisasi dengan masyarakat, menghargai pendapat orang lain bahwa keluhan orang lain tetap harus kita hormati, sehingga kita bisa merealisasikan semua itu secara bijaksana dengan pikiran-pikiran yang dewasa dan berkualitas. Semua pelajaran berharga itu kita dapat dari lingkungan tempat kita bergaul, masyarakat umum yang jauh berbeda dari masyarakat kecil yang ada didalam lingkungan keluarga kita, pada saat itulah semua pelajaran berharga di dalam rumah akan memiliki fungsi ganda di dalam masyarakat, kita akan dituntut untuk menjadi seorang masyarakat dan juga seorang guru karena pada saat kita bersosialisasi dengan masyarakat komunitas pergaulan kita akan semakin luas dan menarik dengan beragam karakter dari masing-masing individu semuanya itu akan membuat kepala kita berputar penuh. Kondisi tersebut membuat kita untuk tampil menjadi seorang person yang mantap dengan begitu kita akan mampu menguasai lingkungan masyarakat baru kita yang jauh lebih luas, saat itulah kita mengenal arti persahabatan yang sesungguhnya, perhatian seorang sahabat, ketulusan seorang sahabat semua pengalaman bahagia ataupun pahit itu akan membuat kita semakin bisa menguasai kehidupan, kita belajar mandiri, tegar dan belajar menghargai pentingnya sebuah persahabatan. Jika kita meneliti setiap jejak persoalan dan masalah yang datang dalam kehidupan kita hal yang paling membuat kita kalut adalah masalah menyangkut perasaan dan hati, itulah problema yang selalu menjadi batu sandungan untuk kita, kemudian justru masalah itulah yang membuat kita bisa berpikir semakin dewasa dan mandiri. Masalah-masalah yang dihadapi sahabat-sahabat kita akan menjadi pelajaran berharga untuk kita dan kita tak perlu harus mengalami dan berada di posisi yang sama dengan sahabat kita, seperti kata pepatah “Guru berharga adalah pengalaman” dan pengalaman berharga itu tak semuanya harus kita hadapi. Karena pengalaman yang ada tanpa kita alami sebelumnya merupakan suatu sarana berharga yang belum tentu semua orang memilikinya. Sementara pengalaman yang kita hadapi sendiri dan kemudian kita berusaha mencari jalan keluarnya merupakan bentuk lain dari suatu proses yang bisa membuat kita semakin matang dan dewasa dalam berpikir. Jadi positifnya tiap masalah yang kita alami bukan merupakan mimpi buruk tapi sarana penting untuk mencari jati diri. Saat itulah dengan sendirinya kita akan mencari sosok lain yang akan menjadi tempat kita saling berbagi yaitu sahabat karena pada saat kita memasuki pergaulan dalam masyarakat kita sudah tidak mungkin lagi tergantung sepenuhnya kepada keluarga, dan tidak selamanya dalam keluarga kita akan menemukan kebijaksanaan pada saat kita sudah bersosialisasi dengan masyarakat luas. Bisa saja malah kadang-kadang keluarga pada saat itu akan menjadi hambatan dalam gerakkan kita dalam masyarakat. Semua di latar belakangi pola pikir kita sudah tidak mungkin bisa bersikap pasif lagi tapi kita sudah di tuntut untuk berpikir aktif, di sini bukan berarti kita sudah tidak lagi membutuhkan pendapat dari keluarga atau pemikiran dari anggota keluarga, tapi pada saat itu keluarga kita akan menjadi penengah atau penasehat kita dalam mematangkan pemikiran karena tidak mungkin pemikiran kita bisa terlepas dari keluarga karena dari kelurgalah kita pertama kali belajar segala hal. Sementara ketika memasuki masyarakat kita akan lebih banyak di tuntut untuk berkomunikasi dengan anggota masyarakat ataupun para sahabat, di sini banyak sekali akan muncul cacat-cacat dalam pemikiran, jika kita mengharapkan kedewasaan sepenuhnya dari pergaulan dengan sahabat tidak akan cukup namun tidak berarti bahwa masyarakat seusia kita tidak bisa berpikir matang.
Pribadi kita bersama-sama akan berkembang dan menjadi lebih dewasa, kita akan mencari sebuah jiwa kesetian dari persahabatan yang sesungguhnya. Perhatian dan nilai kasih sayang dari seorang sahabat akan sangat kita butuhkan dalam masyarakat, di mana kita bisa berbagi berbagai hal menyenangkan atau tidak dan sahabatlah yang akan menampung semua inspirasi kita tersebut, jadi tidak heran di dalam sebuah komunitas masyarakat kadang-kadang kita lebih mementingkan dan bersedia membela sahabat kita sepenuh hati, semua itu terjadi karena kebersamaan dan rasa saling setia yang begitu besar yang tumbuh dalam diri kita. Tidak heran jika ternyata persahabatan itu lebih indah dan setia dari pada sebuah percintaan atau kekasih. Pada saat kita membutuhkan seseorang di samping kita saat kondisi kita terpuruk sahabat biasanya selalu hadir merekalah yang kemudian membangkitkan kembali kondisi kita yang menyedihkan memberi kita solusi dan nasehat-nasehat, semuanya untuk membangkitkan kembali sifat optimis kita, mereka rela mengorbankan waktunya untuk kita sehingga tidak heran jika kita rela membela mereka mati-matian pada saat mereka berada di posisi yang terpuruk. Semua tindakan kita merupakan cerminan dari diri mereka sebelumnya karena kesetian dan ketulusan persahabatan yang diberikan seorang sahabat meresap begitu dalam kedalam relung hati kita hingga tumbuhlan butir-butir kesetiaan dan rasa sayang yang tulus terhadap sahabat, semua karena ketulusan yang telah diberikannya pada kita hingga bersemi dengan indah. Memang sesungguhnya persahabatan itu sangat indah dan kuat, tertawa bersama, menangis bersama dan ributpun kadang bersama-sama tapi itulah keunikannya, sahabat tidak menuntut macam-macam yang sahabat inginkan Cuma satu ketulusan tanpa imbalan. Begitu beningnya mata sahabat pada saat menatap kita semua tatapan itu terlihat begitu lembut tanpa kelicikan, begitu menyejukkan dengan mengharapakan imbalan persahabatan dari seorang sahabat, Betapa istimewanya persahabatn itu. Semua rasa itu akan menjadi lebih indah lagi apabila kita bisa menjaganya dan mengisinya dengan hal-hal yang terbaik pula, misalnya menjadi seseorang yang selalu menjaga kesetiaan yang diberikan seorang sahabat, punya rasa rendah hati, keiklasan dan rasa saling mempercayai antara satu sama yang lain jika semua itu bisa dijaga jangan ragu kalau kita bisa punya sahabat sejati. Sahabat sejati itu sangat sukar sekali diperoleh tidak semua orang mau menderita bersama orang yang tidak akan memberikan mereka hasil apapun juga, tidak semua orang juga bersedia menemani kita saat kita bersedih yang menurut sebagian orang hanya akan membuat waktunya sia-sia, namun sahabat sejati tidak akan mempermasalahkan semua itu yang sahabat inginkan hanya satu, dibutuhkan oleh sahabatnya, berbagi suka maupun duka, berjalan beriringan bersama-sama tanpa mengharapkan imbalan apapun, semua karena satu tujuan mengharapkan senyum sahabatnya kembali. Apakah kita harus meragukan kesetian mereka, sangat rugi sekali jika kita melakukan hal itu karena mereka adalah pengangan kita pada saat kita goyah dan berada jauh dari orang-orang yang kita cintai. Tapi bukan berarti semua sahabat itu selamanya memberikan nilai positif untuk kita, banyak juga sahabat-sahabat kita yang ternyata malah lebih banyak membutuhkan bimbingan kita. Pada saat kita menjumpai sahabat-sahabat seperti itu tidak seharusnya kita menjauhi mereka justru sebaliknya pada saat itulah kita harus menunjukkan pada mereka bahwa kita bisa menjadi seorang sahabat untuk mereka, dengan cara menasehati mereka membimbing mereka agar dapat menjadi pribadi yang jauh lebih baik, semua itu karena memang sudah menjadi fitrah manusia tidak selama memiliki jiwa yang stabil, kita merupakan orang-orang yang selalu dalam hidup kita harus diliputi oleh cobaan dan ujian. Ujian dan cobaan itu akan terasa lebih ringan jika kita bersedia dan tidak pelit untuk saling mendukung, saling mengingatkan dan saling menasehati. Dengan demikian kita pelan-pelan akan menemukan jati diri kita dan kita akan menemukan sosok-sosok sejati yang dapat berjalan beriringan dengan kita, jadi tidak boleh jadi individu yang hanya bisa mencari kesalahan orang, mengoreksi kesalahan orang sementara kesalahan sendiri tidak mau dikoreksi sangat di sayangkan sekali jika punya karakter seperti itu kita akan kehilangan warna-warni dalam pergaulan kita semua akan terasa pasif dan tidak menyenangkan. Karena itu kita harus bisa menjadi sahabat untuk siapapun juga karena dengan cara itu kita akan merasakan warna-warni dalam hidup yang lebih menyenangkan dan tatapan sahabatpun akan terasa lebih iklas, sehingga kita bisa melihat beningnya mata sahabat.......................(tulisan ini persembahan untuk sahabat-sahabatku yang selama ini sudah berjalan beriringan bersama-sama baik dalam suka maupun duka, sehingga bisa menjadi lebih dewasa dan matang dalam berpikir, semua tidak mungkin bisa terjadi begitu saja tanpa kehadiran mereka. Terima kasih teman-teman semoga kita selalu dapatkan hari esok yang lebih baik lagi aminnnn..........................).


By: fitrie maisarah

1 komentar:

sudirman mengatakan...

sayangnya Fitria tidak menceritakan pengalaman-pengalamannya dengan si sahabat. entah saat berkumpul, makan bareng, ngobrol, atau sedang curhat. kurang mencerminkan indahnya bersahabat.


makna "beningya mata sahabat" jadi hilang ditelan penjelasan-penjelasan umum tentang "siapa aku", "begini aku seharusnya" dan "belajar dari...".

penulis juga kurang mempunyai selera humor. sudut pandangnya "kaku". kurang "renyah". gampang bosan membacanya.

tapi bagaimana pun Fitria patut dikagumi. dia sanggup menulis pelbagai hal yang ada di sekitarnya. tulisannya "tajam". ini menunjukkan dia "kaya" pengalaman--meski harus lebih banyak belajar. bisa jadi dia adalah salah satu bakal calon penulis andal Indonesia. usianya masih muda