Jumat, Februari 01, 2008

The First Story

KALA KESEDIHAN MENJADI SAHABATKU

Beban masalah selalu datang silih berganti tanpa pernah melihat kondisi dan situasi sehingga tak jarang kita terperangkap dalam kegundahan dan kegelisahan, kadang air mata mengalir tanpa henti, penyesalan selalu memenuhi diri, kala duka melanda. Namun haruskan semua itu menjadi beban dalam kehidupan, padahal kita bersama mengetahui bahwa kehidupan itu adalah sebuah cobaan, sebuah perjuangan untuk mencari kebaikan diakhir nanti tapi kadang kita selalu saja kalah oleh kesedihan dan duka yang melanda kehidupan kita. Mungkin semua itu karena kita seorang insan lemah begitu mudah tergoda oleh kehidupan, namun kita juga selalu berusaha mencari jalan terbaik untuk bisa mengenal jati diri kita dan bertahan diatas problema yang selalu menoreh luka lara dihati. Dari sekian perjalanan kehidupan, ada satu pelajaran berharga yang bisa diambil dari semua problema yang ada yaitu menjadikan sebuah kesedihan itu menjadi sahabat dalam mencari keiklasan dan ketabahan hati, menghiasi duka-duka itu dengan senyum keiklasan yang tulus, selalu berpikir jernih dan berperasangka baik kepada sang khaliq, menjaga tiap pandangan dari hal-hal yang tercela, menjaga mulut dari dusta dan kebohongan, menjaga hati dari kesempitan dan prasangka buruk, dan menutup telinga dari suara-suara menuju kesesatan. Jika hal seperti itu bisa dilakukan dengan iklas maka kita bisa mengubah sebuah kesedihan itu menjadi kebahagian sejati, sehingga kita mampu berdiri teguh dan kuat tak mudah terombang ambing kala badai kesedihan menerpa kita. Memang semua masalah tidak mudah untuk diselesaikan duri selalu terdapat di jalan yang kita lalui apabila kita tidak melangkah dengan hati-hati dan melihat dengan seksama ke jalan yang kita lalui bisa saja duri-duri itu menusuk kita hingga menimbulkan rasa sakit yang tak sedikit dan akan memakan waktu yang cukup lama untuk disembuhkan. Namun dengan pandangan yang jeli dan selalu waspada InsyaAllah kita bisa melihat dan memindahkan duri-duri itu sehingga tidak akan melukai kita sedikitpun. Kesadaran itu akan diperoleh apa bila kita bisa lebih menghargai tiap nafas perjalanan waktu yang kita lalui, menjadikan kesedihan itu sebagai sahabat untuk lebih intropeksi diri dan memperbaiki kesalahan diri. Sehingga sifat taqwa dan kepercayaan terhadap Allah SWT menjadi sesuatu yang selalu kita harapkan dan nantikan sepenuh jiwa, bukan kah Allah itu sebaik-baiknya maha pelindung yang selalu melindungi kita pada kondisi apapun juga dan di manapun juga. Kenyataan sekarang semua tidaklah sejernih itu banyak sekali problem-problem dan masalah yang terjadi membuat seseorang hilang kendali, khilaf dan hidup dalam ratapan kepiluan sehingga pada akhirnya dia didera oleh perasaan sedih berlebihan, meragukan kasih sayang Allah yang maha penyayang dan pengasih, mengintimidasikan dirinya sebagai orang yang paling malang dan menyedihkan diseluruh dunia dan yang lebih buruknya membiarkan masalah-masalah itu terus membelenggu tiap perjalanan hidupnya sungguh kasihan, betapa malangnya nasib mereka, sehingga prasangka-prasangka buruk terhadap yang maha pengasih dan penyayang dapat dituduhkan tanpa sedikitpun merasa bersalah dan berdosa. Akan kah hal-hal seperti itu terus terjadi, akankah hal-hal seperti itu semakin berkembang, tidak mustahil jika kita melihatnya pada masa sekarang begitu banyaknya orang yang bergulat dengan masalahnya dan menganggap tidak ada penyelesaian terhadap masalah-masalah yang dihadapinya dan menganggap masalah itu tidak akan pernah bisa diselesaikan. Kenyataan sebenarnya itu hanyalah alasan mereka untuk lebih bisa menyakiti diri sendiri, keinginan egois dari ambisi mereka dan rasa tidak percaya terhadap tuhan yang maha pengasih dan penyayang. Kenapa tidak padahal banyak sekali cara-cara positif yang bisa dilakukan untuk menyembuhkan dan mengobati luka lara itu yaitu dengan zhikir, istiqfar, iktiar, memohon pada Allah dengan doa, sholat malam, membaca buku-buku yang bermanfaat, bersedekah dan melakukan hal-hal lainnya yang lebih bermanfaat dan dapat menimbulkan rasa cinta dan kedekatan pada sang khaliq dan rasa sayang terhadap sesama manusia. Namun semua itu sangat sukar dilakukan sehingga masalah-masalah yang dihadapi oleh insan pada masa sekarang ini menjadi sesuatu yang sangat sulit untuk disembuhkan karena mereka sendiri tidak pernah ingin menyembuhkannya, mereka berhenti pada titik tengah menuju kemenangan sejati, mereka tidak pernah berani untuk terus melangkah dan maju dalam mengobati lukanya dengan mengharapkan ridhaan dari yang maha kuasa, sehingga luka mereka tidak pernah dapat sembuh dengan baik dan mereka harus membawa semua luka itu sepanjang perjalanan hidup mereka, betapa sia-sianya kehidupan kita yang seperti itu. Tangis yang tumpah ruah hanya sebatas menangisi dunia tapi tidak pernah iklas menangisi kesalahan dan penyesalan akan sikap yang telah dilakukan yang bisa saja hal itu membuat yang maha kuasa menjadi marah dan bengis kepada kita. Kita larut dalam tangisan tak bermakna yang hanya menguras energi, waktu, dan pikiran kita, membuat kita lelah dan semakin pesimis dalam menghadapi hari-hari, trauma tak menentu yang akan selalu membuat kita was-was dan ketakutan, semua rasa gundah, gelisah dan ketakutan itu sebenarnya tercipta dari hasil pemikiran kita sendiri yang pesimis, ketidak berdayaan kita menerima kenyataan pahit, dan keraguan kita akan masa depan yang telah ditakdirkan oleh yang maha kuasa, haruskah itu menjadi catatan gelap dalam kehidupan kita. Padahal selayaknya kita ketahui kegelapan sejati itu berada diakhirat nanti pada saat kita harus mempertanggung jawabkan semua kesalahan dan dosa kita semasa hidup. Jadi apa yang harus kita tangisi jika hari ini kita masih bisa melihat matahari terbit bukankah kita masih memiliki waktu untuk tersenyum dan berbuat hal-hal berguna untuk meraih kebahagian dunia dan akhirat. Menata kembali kehidupan kita sebaik-baiknya, saling memaafkan antara sesama, saling menolong antara sesama saling berbagi rasa kasih sayang antara sesama tidakkah semua itu berharga buat kita, lalu mengapa kita harus rela membiarkan air mata menetes sia-sia demi sebuah duri kecil yang tak berguna yang telah menoreh luka kecil dalam jiwa kita, bukankah itu perbuatan sia-sia. Karena itu tangisilah hal-hal yang lebih bermanfaat, menangislah demi sesuatu yang menjanjikan kebahagian, menangislah demi mendapatkan cinta dan kasih sayang_Nya, menangislah dalam ratapan pilu memohon pengampunan dan petunjuk darinya, menangislah dengan iklas saat bersimpuh pada_Nya, mohonlah petunjuk agar semua beban itu menghilang karena air matamu saat itu akan menjadi senyum dikemudian hari, karena itu jadikanlah kesedihanmu sebagai sahabat untuk mencapai ridhanya jangan jadikan kesedihanmu sebagai senjata untuk menyakiti dirimu sendiri. Kini tersenyumlah dengan iklas dalam menghadapi kehidupanmu, abaikan semua kesedihan dan luka, mantapkan langkahmu dalam menghadapi hari ini, mohonlah doa pada yang kuasa setiap waktu agar hatimu selalu bersinar terang meski selalu diliputi oleh duka dan luka, karena hanya dirimulah yang dapat membangun kekuataan dalam meraih kesuksesan dan keberhasilan dunia dan akhirat, peliharalah kesabaran dan ketulusan, jagalah selalu ucapan dengan kejujuran, pandanglah dunia dengan matahati, hiasi tiap langkahmu dengan senyum, taburi tiap persinggahanmu dengan nasehat berarti yang bisa membangun untuk orang lain, jadilah sahabat yang bijaksana kala nasehatmu dibutuhkan, dengan begitu kamu akan mendapatkan kecerahan dalam hidupmu takkan ada duri yang bisa melukai hatimu karena kamu akan selalu mengganti kesedihan menjadi kebahagiaan maka kamu akan mendapatkan keiklasan dari kesedihan itu. semoga kita semua dapat selalu bisa bersikap bijaksana dan optimis yang didasari oleh keiklasaan dan ketabahan sehingga kesedihan dapat menjadi sahabat kita meraih kebahagiaan sejati. Semoga Allah selalu menjauhi kita dari kegundahan dan penyakit hati, amin ya rabbal alamin………………..

Semoga karya tulis ini bisa memberi manfaat buat yang membacanya meski ilmu yang penulis berikan disini sangat terbatas sekali……11 januari 2008 (terispirasi dari banyaknya kesedihan yang penulis alami dan penulis dengarkan dari sahabat-sahabat) sampai ketemu ditulisan berikutnya…………………..
Writted by Fitria

2 komentar:

sudirman mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
sudirman mengatakan...

inti dari tulisan ini (mungkin) berbaik-sangkalah kita kepada Yang Maha Kuasa dalam kondisi apapun.

tulisannya lumayan bagus. menunjukkan si penulis punya "wawasan".

tapi sayang kalimat-kalimatnya kurang berisi. banyak pemborosan kata. setiap kalimat baru tak dipisahkan alinea (paragraf). tidak ada jeda bagi yang membacanya.

teruslah berkarya. berbaik-sangkalah dengan kritik