Kamis, Juli 03, 2008

MYDIARY

MY DIARY

Pagi hari yang cerah tanggal 23 juni 2008 aku pergi jalan-jalan dengan kakak sepupuku dan dua orang adik kelasnya dikampus. Maklum kakak sepupuku sudah bekerja di salah satu instalasi pemerintah, berhubung ada penataran di kota kebanggaan mahasiswa aceh di banda aceh seharian itu kami pergi berjalan-jalan bersama mereka. Kami singgah di mesjid raya untuk melakukan sholat zhuhur tapi berhubung dua orang diantara mereka memakai celana jins akhirnya kami terpaksa harus pergi karena tidak diijinkan masuk. Kakak sepupuku sempat protes karena tujuan kami ke mesjid untuk menunaikan ibadah tapi tatacara pengusiran yang dilakukan seorang satpam sangat mengecewakan kami, kenapa saya katakan seperti itu karena si satpam sama sekali tidak memiliki etika untuk menjelaskan kenapa kami harus diusir, dia mengusir kami seperti mengusir seekor kucing yang sedang berusaha mencuri ikan tentunya hal itu sangat mengecewakan.
Akhir kata kami kembali, aku yang memakai rok juga harus undur diri untuk mencari mesjid lain untuk menunaikan ibadah sholat zhuhur. Akhirnya kami singgah ke mesjid lamprit yang baru saja selesai dibangun dan ini pertama kalinya kami memasuki mesjid tersebut, di mesjid ini tidak ada pengusiran yang dilakukan seperti di mesjid Raya Baiturrahman kamipun melaksanakan sholat zhuhur berjamaah suasana di dalam mesjid cukup sejuk dan tenang. Adik kelas kakakku masih teringat dengan peristiwa pengusiran yang kami alami barusan sampai dia berulang kali mengatakan baru kali saya di usir dari mesjid katanya. Apa lagi dia seorang mahasiswi yang berasal dari luar aceh, adik kelas kakakku berasal dari jawa timur, dia berada di aceh ikut bersama kakaknya yang dipindah kerja ke banda aceh. Baginya itu merupakan pengalaman pertamanya yang membuat dia merasa sedikit terheran-heran dengan pengusiran tersebut.
Usai sholat zhuhur kami berpisah dengan adik kelas kakak sepupuku karena dia harus kembali kekampus untuk bertemu dosennya, kamipun menunggu di dalam mesjid suasana di dalam mesjid yang ramah dan tenang membuat kami sangat nyaman. Usai semua masalah di kampus adik letting kakakku selesai kami pergi berjalan-jalan ke ulee lheu, salah satu pantai yang cukup terkenal di aceh kami berkeliling pantai ulee lheu kemudian melihat dermaga tempat merapatnya kapal barang kami singgah dan duduk di tempat tersebut sambil menikmati tenangnya air laut tersebut yang sama sekali tidak berombak di kawasan kolam tempat merapatnya kapal. Banyak perubahan yang aku lihat jika di bandingkan dengan beberapa minggu terakhir saat aku berkunjung ke pantai tersebut meski pembangunan pelabuhan tersebut belum selesai sepenuhnya. Kami duduk berempat sambil terus memandang laut menunggu waktu sampai tiba untuk berbuka puasa karena hari itu kami kebetulan semua sedang berpuasa sunah senin.
Aku melihat langit mulai sedikit mendung meski sinar mentari masih terlihat cerah namun cuacanya tidak begitu panas dibandingkan beberapa jam yang lalu, gerimis mulai berjatuhan kami berempat bersiap-siap pergi untuk mencari tempat yang tepat untuk berbuka puasa. Namun kedua adik letting kakakku sempat singgah sebentar di garis pantai ulee lheu dan merasakan senjuknya air laut yang beriak agak tenang karena berada di dalam kawasan pemecah ombak. Mereka kelihatan begitu asiknya bermain air dan membiarkan riak-riak kecil menerjang kaki mereka lalu mereka berlari kecil menghindari riakan ombat tersebut agar tidak membasahi pakaiannya, tak begitu lama kami pergi mencari tempat berbuka puasa.
Kami singgah di sebuah café terdekat karena waktu berbuka puasa tinggal beberapa menit lagi tidak terkejar jika kami pergi ke tempat tujuan pertama. Kami singgah di café tersebut segera memesan makanan tentunya di dahulukan dulu sebotol aqua untuk berbuka puasa, lalu kami berempat segera melakasakan sholat magrib. Setelah semua kewajiban selesai kami duduk menunggu pelayan membawakan pesanan kami. Beberapa kali mereka lewat membawakan makanan ternyata pesanan itu bukan untuk kami, sementara kami sudah cukup kelaparan karena terus berkeliling sejak tadi pagi.
Saat duduk itulah kami melihat sekeliling café tersebut semua terlihat berpasang-pasangan kelihatan begitu mesra dengan pasangannya masing-masing. Kami berempat yang semuanya perempuan berusaha untuk mengabaikan mereka namun sesekali pandangan kami tetap teralih pada mereka, kakak sepupuku mulai jenuh melihat pasangan-pasanagan tersebut dia mulai bicara dengan sindiran-sindiran pedas kami berusaha meredamnya. Sebenarnya kami sendiri juga merasa jenuh dan jengkel melihat pasangan-pasangan itu namun apa boleh buat mereka sendiri tidak perduli pada diri sendiri, rasa malu sama sekali sudah memudar dari jiwa mereka. Mereka bisa berbuat seperti itu di depan umum padahal jelas mereka tau bahwa aceh telah memberlakukan syariat islam namun kenapa hal-hal seperti itu bisa terjadi. Kita jadi bertanya di mana saat ini syariat islam, kenapa syariat islam tidak mampu menjangkau tempat-tempat tersebut. Kakak sepupuku dan adik lettingnya jadi berkata tadi kita ke mesjid di usir kenapa sekarang malah di jam magrib pasangan-pasangan itu bisa bersikap seperti itu seenaknya, mana lagi kami melihat mereka sama sekali tidak melakukan sholat magrib. Kami bisa maklum mungkin si cewek sedang datang bulan lalu bagaimana dengan cowoknya apa dia juga sedang datang bulan kalau memang iya berarti ini peristiwa langka dong.
Sampai akhirnya kami pulang aku melihat pasangan tersebut masih juga berduaan, tanpa malu mereka memperlihatkan kemesraannya di depan umum rasanya sangat tabu untuk daerah aceh namun apa boleh buat hal seperti itulah yang saat ini sedang merajalela di aceh, mereka mempermalukan dirinya sendiri dengan sadar dan bangga dengan budaya barat begitulah meraka.
Akhir kata itulah pengalaman perjalananku hari ini, aku yakin yang aku lihat itu hanya sebagian kecil dari beberapa keganjalan yang ada di aceh, masih banyak keganjalan-keganjalan lainnya yang luput dari pandanganku dan begitu terisolir oleh jangkauanku, aku hanya berdoa semoga setiap perbuatan seperti itu Allah memberi petunjuk dan mengetuk pintu hati mereka untuk kembali bercermin diri dan melihat siapakah diri kita sebenarnya, sebelum semuanya terlambat.
Ctt: 6/23/2008 (18.40 Wib)

cerpenqu

HARUSKAH CINTA MEMILIH



Jam kuliah usai Fitri bergegas memasukkan semua peralatan menulisnya ketas ransel dan buru-buru turun kebawah tanpa menghiraukan teman-temannya yang lain. Begitu sampai kebawah segera berdiri di tiang gedung bangunan kampusnya, padangan menuju kearah mushola yang berada pas di depan gedung teknik itu. Ada senyum yang tersungging dibibir gadis itu kala menatap sosok yang sangat dikaguminya, abang lettingnya di fakultas teknik sipil seorang ihwan yang sangat taat pria yang sangat dikaguminya sejak pertama dia memasuki kampus tersebut.
Namun sampai sekarang Fitri hanya mampu menatap pria itu dari jarak jauh, sebesar apapun kekagumannya pada sang laki-laki, dia harus puas hanya mengagumi pria itu apa lagi dengan sosoknya yang biasa-biasa saja bukan seorang akhwat seperti rahmi sepupunya gadis yang juga mengagumi pria yang sama dengannya.
Ada beban yang dirasakan Fitri saat menatap pria itu, kerinduan akan sosoknya yang begitu teduh dan berwibawa dengan akhlaknya yang sangat terpuji sungguh laki-laki yang begitu jauh dari jangkauannya, Fitri hanya puas menatap laki-laki itu dari kejauhan meski semua menyisakan kesedihan tapi dia rela hanya mengagumi pria itu dan hanya mimpinya saja jika bisa meraih pria itu.
Kebiasaannya menatap pria itu sudah berlangsung hampir satu tahun setengah, perasaan itu menjadi rahasia tidak ada seorangpun yang tau dan Fitri pastinya tidak akan membiarkan seorangpun tau, dia tau dirinya tidak akan pantas berdampingan dengan laki-laki bernama fajar itu. Dia anak mushola taat beribadah ramah dan tidak sombong, tapi Fitri terlalu pemalu untuk mendekati laki-laki itu. Apa lagi pakaiannya meski dia tidak mengenakan baju pas atau ketat yang membungkus aurat tapi dia masih mengenakan jins meski longgar caranya berpakaian membuat Fitri tidak percaya diri mendekati laki-laki itu, Fitri yakin fajar pasti sangat menyukai seorang akhwat yang taat, jika memikirkan itu Fitri menjadi stress sendiri dan sering menangis karenanya haruskah cinta memilih pikirnya.
Fitri tinggal bersama pamannya di banda aceh sepupunya rahmi juga tinggal bersama mereka, mereka tinggal di daerah kaju memang agak jauh dari kampus. Tapi paman dan bundanya sangat menyayangi mereka. Pasangan itu sudah hampir 3 tahun menikah tapi belum dikarunia anak.
Fajar sosok laki-laki yang mereka kagumi tidak lain adalah tetangga mereka jadi tidak heran jika waktu magrib kedua gadis itu rela harus berjalan sejauh 200 meter untuk bisa melaksanakan sholat magrib di mesjid karena di mesjid itu fajar sering mengalunkan azan dan kadang-kadang mengaji suaranya terdengar sangat indah dan merdu.
“Fit bagaimana ya, rahmi suka sekali sama bang fajar tapi gimana caranya biar bisa jadian ?” Tanya gadis itu manja.
“Nyatain saja perasaan rahmi langsung”. Saran fitri
“Gila, rahmi kan perempuan malu tau”. Keluh gadis itu
“Ya sudah tunggu bang fajar nyatakan saja kalau gak”.
“Fit kan satu kampus sama dia bantuin dong”.
“Fitri gak dekat sama dia rahmi kenal saja gak, kalian kan sama-sama anak mushola pasti lebih kenal”.
“Iya sih tapi”.
“Fitri lihat kalian sering bareng, dia juga kenal rahmi”.
“Masalahnya bang fajar itu pendiam banget, ngomong kalau ada perlunya saja”.
Fitri menatap kearah sepupunya yang lagi mengeluh, dia merasa kesal dan iri pada rahmi kenapa tidak rahmi cantik dan seorang akhwat yang taat, pakaiannya beres berjilbab besar dan tidak memakai jins, pintar lagi mahasiswa kedokteran. Jika di bandingkan dengannya seperti langit dan bumi.
“Rahmi jangan mengeluh berdoa saja sama Allah, semoga semua keinginan rahmi terkabul”. Saran Fitri
“Iya Fit, tapi yang namanya hati kadang-kadang juga bisa lengah”.
“Itulah manusia, insan lemah apa lagi mengenai masalah hati”. Ucap Fitri menatap sepupunya.
“Ya sudahlah, rahmi mau tidur besok ada kuliah jam 8 pagi, met malam Fitri”. Ucap rahmi membaringkan tubuhnya di atas ranjang.
“Malam juga”.
Fitri kembali melihat tugas kuliahnya, banyak yang harus diberesi menjadi anak teknik memang harus banyak menghitung-hitung.
Ditengah keseriusannya mengerjakan tugas, Fitri menatap sepupunya rahmi lalu dia melamun jauh membayangkan fajar. Rasa sukanya pada laki-laki itu sama seperti rahmi tapi Fitri tidak mau kalau sampai rahmi tau.
“Ya Allah, salahkah jika aku juga mengaguminya, seharusnya aku tau bahwa aku tidak pantas mengangumi sosok sepertinya”. Keluh Fitri dalam hatinya.
“Tapi aku juga mengharapkan sesosok insan yang bisa mendamaikan hatiku, salahkan itu Ya Allah”. Ucap Fitri.
Fitri merasa terbebani dengan semua yang dialaminya. Dia mengagumi seseorang secara diam-diam, ingin melupakan sosok itu tapi hatinya menolak karena apapun yang dimiliki laki-laki itu merupakan sosok yang sangat dia harapkan. Tapi jika terus memelihara perasaan itu cepat atau lambat Fitri akan melukai dirinya sendiri, apa lagi karena dia begitu yakin bahwa fajar tidak mungkin akan melihatnya.
Diruang pustaka Fitri duduk sendiri sambil membaca beberapa buku mekanika teknik, begitu menoleh kedepan Fitri langsung merasa kaget jantungnya berdegup kencang. Laki-laki yang dikaguminya berada tidak jauh dari hadapannya.
Melihat Fitri menatapnya fajarpun melempar sebuah senyum, dengan malu Fitri membalas senyum laki-laki itu lalu secepatnya kembali membuka bukunya, jantungnya berdebar-debar kencang. Fitri merasa senang sekali.
Tak begitu lama rahmi menelphonnya mau mengajak pergi ke kota bareng.
Fitri segera beranjak dari pustaka padahal kalau lebih lama lagi di pustaka dia bisa melihat laki-laki itu lebih lama. Rahmi mendapatkan jatah persiapan untuk keperluan diskusi mahasiswa kedokteran mereka sering membuat acara diskusi bersama-sama, masalah yang dibahas tidak hanya mencakup masalah perkuliahan tapi kadang-kadang kondisi remaja-remaja putri yang ada diaceh dan lain sebagainya. Tak jarang mereka mengundang para pemateri yang ahli dibidang yang menjadi topik bahasan misalnya mengenai psikologi remaja jaman sekarang mereka akan mengundang seorang psikolog sebagai pematerinya, hal itu biasanya dilakukan 4 minggu sekali.
“Tadi Fitri lihat bang fajar di pustaka loh”. lapor fitri pada rahmi
Rahmi langsung mengerem motornya mendadak, Fitri kaget.
“Rahmi, kamu mau bunuh kita ya ngerem kok mendadak sih”. Protes gadis itu secepatnya turun dari motor.
“Habis Fitri mendadak sih ngomongin bang fajar, rahmikan kaget”. keluh gadis itu.
“Sudah deh, rahmi turun biar Fitri saja yang bawa motornya. Kalau kamu yang bawa bisa-bisa kita gak pulang dengan selamat nanti”. Ketus Fitri
Rahmi merengut turun dari motornya.
“Memang bang fajar ngapain di pustaka ?” Tanya gadis itu
“Ya belajar donk, baca buku, pinjam buku masa di pustakan pacaran”. Cetus Fitri
“Fitri kok gitu sih jawabnya”. Keluh gadis itu
Sudah kita berangkat sekarang nanti ketelatan pulang. Merekapun segera menuju kekota, Belanja semua keperluan rahmi dan bergegas pulang.
Rahmi termasuk mahasiswi yang aktif dikegiatan kemahasiswaan dia salah satu aktifis PKS, beda dengan Fitri yang kurang tertarik dengan dunia politik dan lembaga kemahasiswaan. Statusnya murni sebagai mahasiswa, kalau pamannya lagi ada job membuat gambar CAD atau menghitung rab Fitri sering ikut membantu sang paman dari pekerjaan itulah dia mendapatkan uang saku tambahan. Paman mereka juga seorang sipil arsitek sama seperti Fitri.
“Fitri lusa ada pengajian di mushola, mau ikut gak ?” Tanya rahmi.
“Ngapain aja nanti ?” Tanya Fitri.
“Paling ngaji sebentar trus ada ceramah dan kita diskusi mengenai kampus, banyak yang hadir kok semua fakultas, mau ikut gak ?” Ajak rahmi.
“Nanti Fitri harus pakai rok ?” Tanya gadis itu
Rahmi tertawa terpingkal-pingkal
“Kamu itu aneh Fit, kayaknya kamu gak Pede sama pakaian kamu kenapa sih ?”
“Padahal menurut rahmi pakaian Fitri sopan”.
“Tapi Fitrikan gak pakai rok ?” Ucap Fitri minder mendekati anak mushola dengan pakaiannya.
“Anak mushola juga ada kok yang pakai celana, udah deh jangan berpikir terlalu berlebihan pakaian Fitri sudah beres kok”. Ucap rahmi membenarkan cara pakaian sepupunya.
“Jadikan ikut hari sabtu nanti”.
Fitri mengangguk, kenapa tidak nanti dia bisa bertemu dengan idolanya di sana.
Hari minggupun tiba Fitri dan rahmi pergi ke mushola, banyak akhwat dan ihwan yang datang, semua akhwat memakai rok pakaiannya begitu muslimah. Fitri menatap dirinya pakaian dan jilbab yang dikenakannya tidak beda dengan para akhwat itu tapi dia masih memakai jins, ada rasa canggung dalam dirinya apa lagi melihat beberapa ihwan menatap kearahnya Fitri merasa risih.
Rahmi langsung memberi salam sesama akhwat begitupun dengan Fitri ikut bergabung dengan mereka. Acara dimulai pembukaan di buka dengan pembacaan ayat al-qur’an yang akan di bacakan oleh fajar. Setiap mendengar pria itu mengaji ada rasa damai dan sejuk yang dirasakan oleh para pendengarnya memang suaranya sangat merdu.
“Ya Allah beruntungnya perempuan yang bisa mendapatkan bang fajar”. Dalam hati Fitri
Perempuan-perempuan yang tertarik pada fajar bukan hanya mereka berdua, masih banyak gadis-gadis yang lain juga memiliki perasaan yang sama terhadap laki-laki itu, tapi sikapnya yang sangat pemalu membuat dia begitu jauh dari kaum hawa. Hatinya murni untuk ibadah mengagungkan rabbnya sepenuh hati itulah cinta sejati fajar, namun tidak berarti dia memusuhi kaum hawa. Fajar percaya akan takdir Allah dan dia selalu menjalananin kehidupannya dengan sabar.
Usai membacakan ayat al-qur’an tersebut seorang ustaz mulai memberikan pemahaman dan arti dari ayat yang dibacakan oleh fajar, mereka mendengar dengan seksama. Kemudian adanya Tanya jawab antara setiap anggota yang hadir. Fitri melihat begitu kompaknya mereka, berada di tengah-tengah mereka membuat hatinya terasa sejuk, dia sangat menyukai situasi itu.
Rahmi menanyakan beberapa pertanyaan pada ustaz tersebut. Sesekali Fitri mencuri pandang menatap fajar ternyata hal yang sama juga dilakukan oleh beberapa akhwat yang hadir di pada acara tersebut, wajar saja dia memang pantas dikagumi oleh mereka.
Setelah sholat ashar berjamaah mereka semua bubar, sebelum bubar rahmi masih bersilaturrahim dengan teman-temannya. Fajar melintas dihadapan mereka
“Apa kabar rahmi ?” Tanya laki-laki itu
“Alhamdulillah baik-baik saja, bang fajar bagaimana ?” Balasnya bertanya
Mereka bicara sejenak, ada kecemburuan dari akhwat yang lain terhadap suasana akrab itu. Fitri sendiri merasa cemburu tapi apa boleh buat, dia harus bisa menahan semua perasaan cemburunya.
Akhirnya mereka segera pulang sepanjang perjalanan rahmi terus memuji fajar, Fitri hanya terdiam.
“Kok kamu diam saja Fit, kamu suka tidak dengan acara tadi ?” Tanya rahmi
“Suka”. Jawab Fitri datar
“Kenapa sih jawabannya cuma begitu ?”
“Lah terus aku harus jawab gimana donk, apa aku harus histeris begitu”.
“Apa sih”. Keluh rahmi memukul punggung sepupunya
“Hahaha, sakit tau !” cetus Fitri sambil tertawa.
“Fitri suka acaranya, menyenangkan ya. Idola kamu hebat suaranya merdu sekali sama dengan yang selalu kita dengar di mesjid”. Puji fitri.
“Pasti donk, senangnya jika bisa menjadi pendamping bang fajar”. Ucapa rahmi
“InsyaAllah bisa, jangan lupa mohon ridho dari Allah semoga di satukan”. Nasehat Fitri, meski hatinya cemburu mendengar apa yang keluar dari mulut sepupunya tapi Fitri tetap menjaga perasaan rahmi.
Bagaimanapun juga rahmi yang pertama mengatakan padanya kalau rahmi tertarik pada fajar, sehingga Fitri harus mundur. Lagipula jika Fitri berpikir mungkin dia bukan pasangan yang pas untuk fajar, meski dia tetap mengagumi laki-laki itu. Fitri selalu berdoa semoga Allah memberinya jalan keluar, untuk mengatasi perasaannya itu.
Perjalanan hari demi hari berlalu Fitri melihat kalender di dinding kamarnya. Tanggal 25 hari sabtu mereka libur tanggal merah, jum’at Fitri juga tidak ada kuliah jadi bisa pulang ke aceh utara pikirnya hari minggu segera balik lagi ke banda. Fitri menggaris merahi tanggal 24 dan menulis catatan kecil pulang kampung.
Di tengah lamunannya itu Fitri mengambil secarik kerta lalu menulis beberapa kalimat dikertas itu, dia ingin sekali menyatakan perasaannya pada fajar meski bertepuk sebelah tangan. Dia tidak mengharapkan pria itu harus membalas perasaannya dia hanya ingin fajar mengetahui bahwa ada seorang gadis yang sangat mengaguminya itulah yang ingin disampaikan Fitri kekagumannya pada laki-laki itu.
Usai menulis surat itu Fitri memasukkannya ketas, keraguan masih ada dihatinya apakah harus memberikan surat itu atau tidak, meski mereka bertetangga tapi Fitri jarang melihat fajar di rumah dia selalu aktif dengan kegiatan kampusnya, lagipula sangat tidak mungkin Fitri memberikan surat itu langsung pada orangnya atau titip pada orang rumahnya bisa ketahuan siapa pemilik surat itu.
Alternative terakhir cuma melalui pos, dengan segenap keberanian Fitri mengeposkan surat itu untuk fajar. Setelah melakukan hal itu dia mulai uring-uringan dan deg-degan semoga saja fajar tidak berpikir yang aneh-aneh tentang dirinya.
Kegiatan di campus semakin padat, midtest mulai diberikan dosen Fitri harus rajin-rajin belajar untuk bisa dapat nilai bagus. Yang paling membuatnya kesal hari jum’at ada kuliah tambahan jadi Fitri terpaksa harus membatalkan acara pulang kampung.
“Sebel”. Keluhnya
“Sudahlah ngapain pulang kampung, nanti tolong ajarin kami Mekanika rekayasa V ya please”. Minta teman-temannya.
“Iya”. Jawab Fitri lesu.
“Sudah jangan lesu begitu, sebentar lagi juga liburan akhir semester”. Ucap teman-teman Fitri.
Dengan lesu Fitri pulang ke rumah dan mencoret kembali garis merah di kalendernya.
“Gak jadi pulang kampung ya ?” Tanya rahmi menggoda sepupunya
“Gimana mau pulang libur cuma satu hari, senin juga ada mindtest”. Keluh Fitri kecewa
“Kecian dech loe hahaha”. Ucap rahmi
“Iiihhh, orang lagi sedih bukannya nyemangati malah diledekin gimana sih sepupu ini”. Keluh Fitri.
“Iya dech sorry sepupu”. Ucap rahmi.
“Rahmi, Fitri makan dulu”. Terdengar panggilan dari bunda mereka istri sang paman
“Iya bunda”. Sahut rahmi
“Makan yuk, laper ni”. Ucap rahmi menarik lengan Fitri
Mereka berdua bergegas keluar langsung menuju ke ruang makan.
“Fitri jadi pulang ke lhokseumawe ?” Tanya sang bunda
“Gak jadi bunda, liburannya cuma 1 hari”.
“Ya sudah bentar lagi juga liburkan, nanti sekalian aja puas-puasin pas lagi liburan akhir semester”. Ucap sang bunda
“Iya bunda”.
“Paman minggu depan ada kerjaan lagi untuk kamu, apa sempat dikerjakan ?” Tanya sang paman
“Banyak gak paman ?”
“Cuma rab saja, kalau mengganggung belajar Fitri gak usah saja biar paman suruh sama orang lain”.
“Gak apa-apa paman bisa kok Fitri kerjakan gak akan mengganggu kuliah”. Jawab gadis itu
“Ya sudah minggu depan paman bawa pulang gambarnya”.
Fajar sudah menerima surat dari Fitri, malam itu dia membuka surat itu untuk dibacanya.

Banda Aceh, 21 Desember 2004
Assalammualaikum Wr.Wb.
Kepada yang terhormat bang fajar

Semoga Allah selalu memberikan yang terbaik dan melindungimu dalam setiap langkah perjalanan hidup ini, dengan segenap keberanian yang aku miliki aku menulis surat ini sebagai catatan kecilku untuk menyampaikan rasa kagumku kepadamu, sebelumnya aku minta maaf jika semua perasaanku yang tercurahkan dalam tulisan ini membuat bang fajar terbebani tapi sungguh aku tidak punya maksud apa-apa terhadap bang fajar apa lagi untuk menambah beban pikiran bang fajar.
Setiap hari aku menatap langit cerahnya langit masih sama, malam haripun masih tetap sama meki kadang langit begitu gelap gulita tanpa hadir sang bintang dan rembulan, begitupun dengan perasaanku. Ada rasa kagum yang tumbuh dihati tanpa terasa rasa itu kini semakin kuat, aku melihat sesosok insan sejati pada diri bang fajar, kekokohanmu dalam mempertahankan kekuatan sejati dalam dirimu tanpa pernah merasa lengah dan kalah oleh deburan kefanaan dunia.
Duri kehidupan tidak pernah mampu menghambat langkahmu kamu memiliki sinaran sejati dalam dirimu, karena itulah aku kagumi sosokmu. Tak perlu mendekati dari kejauhanpun kamu telah menorehkan tinta-tinta emas dalam setiap langkah yang aku lalui membuat aku mengerti begitu besarnya kekuatan di balik jiwamu yang kokoh itu. Meski aku melihatmu dari kejauhan tapi semua tak menghalangi rasa dihati ini tumbuh berkembang dan mekar dengan sendirinya, aku tak pernah merasakan duka meskipun ada duka namun bukan duka kepahitan karena sosokmu tak harus kumiliki cukup hanya mengangumimu membuatku merasakan sebuah sejatinya hati.
Bang fajar, aku selalu berharap disuatu hari nanti aku bisa menatapmu dari jarak dekat, aku bisa mengatakan padamu bahwa aku merasa bahagia bisa melihatmu meski kamu tak mengenalku tapi aku mengenalmu itu semua sudah cukup untukku. Berulang kali aku mencoba menepis semua angan dihatiku tapi kutak mampu, karena sesungguhnya ini bukanlah sebuah angan tapi nyata yang memenuhi hatiku.
Bang fajar aku berharap semua rasa ini suatu hari akan menemukan tempat berteduh, untuk memekarkan bunga hatiku semua tak terlepas dari keridhaan Allah yang maha pengasih dan penyayang, aku berharap akan ada sosok sejati yangkan mengisi hatiku disuatu hari nanti, namun saat ini hatiku telah terisikan oleh namamu maafkan aku jika semua ini terjadi tanpa ijin darimu, ternyata aku hanya insan biasa yang tak mampu menahan rasa dihati, tolong maafkan aku bang fajar jangan membenciku karena rasa ini.
Kini semua suara hatiku telah aku curahkan dalam surat ini, meski kamu tidak pernah mengenal siapa diriku tapi aku bahagia sekali bisa mengenal dan melihatmu. Kuharap coretan disurat ini terbaca olehmu terima kasih bang fajar telah hadir dalam kehidupanku.

Wassalam, dari pengagummu

Usai membaca surat itu fajar jadi bertanya-tanya siapa gadis yang menuliskan surat ini, dia mulai mengingat satu persatu teman-teman wanita yang agak dekat dengannya. Tapi rasanya mustahil salah satu dari mereka.
Fitri mulai terlihat uring-uringan, berulang kali menghela nafas lesu. Hingga kuliah tambahan dihari jum’at itu terasa begitu lama. Harusnya sekarang dia dalam perjalanan pulang ke lhokseumawe.
Tak begitu lama perkuliahanpun usai, teman-temannya pada sibuk semua mempersiapkan acara untuk nanti malam. Mereka rencana mau membuat acara tapi Fitri menolak untuk ikut, dia lebih senang dirumah istirahat dan mendengar laki-laki yang dikaguminya mengalunkan ayat suci di mesjid terdengar sampai ke rumahnya.
Usai kuliah Fitri kepustakan sebentar sebelum jum’atan dia ingin meminjam beberapa buku kuliah, lalu mampir ke toko buku furqan untuk membeli bacaan buku baru. Usai membeli buku langsung bergegas pulang, rahmi masih sibuk di kampus, dia biasanya pulang sore. Jum’atan pasti mampir kerumah temannya.
Fitri terus berpikir suratnya sudah di baca apa belum, dia jadi penasaran. Begitu sampai kerumah langsung masuk kekamar dan merebahkan diri diranjang, pandangannya menatap kelangit-langit. Beberapa hari ini entah kenapa ada keresahan dihatinya rasa resah itu juga yang membuat Fitri menuliskan surat itu, padahal dia sudah berjanji pada diri sendiri untuk mendukung rahmi sepenuhnya. Tapi di surat itukan dia tidak membuat nama jadi bang fajar pasti tidak akan tau.
“Siapa sih yang tidak akan mengagumi bang fajar, pintar, saleh rajin sholat sudah hafal al-qur’an lagi, beruntungnya gadis yang akan berdampingan dengannya tapi itu bukan aku”. Keluh Fitri.
Air mata mulai berlinang di pipi gadis itu
“Aku sudah berusaha untuk mendekatinya tapi aku belum berhasil, akankah dia mengingat aku, mengetahui ada seseorang yang mengangumi dirinya seperti ini. Pedih rasanya hati ini jika membayangkan dia bersama gadis lain, tapi aku tidak boleh seperti ini aku harus yakin jika memang dia di takdirkan untukku tidak akan ada siapapun yang bisa mengambilnya dariku kecuali Allah pemilik semua makhluk didunia ini, Ya Allah kuatkanlah hatiku”. Ucap Fitri dalam hati menutup muka dengan kedua tangannya, mencoba menepis semua kegundahan itu.
Bergegas keluar membantu bundanya di dapur
Rahmi pulang tergesa-gesa langsung memanggil Fitri histeris.
“Ada apa sih rahmi kamu kok menjerit-jerit gitu ?” Tanya Fitri terheran-heran
“Gawat Fitri, tadi pas ketemu teman-teman kami bicara mengenai bang fajar ternyata teman rahmi juga ada yang naksir dia”. Keluh gadis itu
“Rahmi musti gimana dong ?” Tanyanya pada Fitri
“Nyatain saja perasaan kamu kedia”.
“Gak mungkin, rahmikan perempuan jaga imej dong”. Ucap gadis itu
“Ya sudah bersiap-siap saja di rebut orang lain”.
“Kok Fitri bicara begitu sih”. Keluh rahmi
“Terus Fitri musti gimana, apa harus Fitri yang datang dan bilang sama bang fajar kalau kamu suka sama dia”. Ucap Fitri
“Memangnya kamu berani ?”
“Kalau berani dari dulu juga udah Fitri sampaikan”.
“Padahal rahmi dekat sama bang fajar, masa sih kamu gak bisa menebak hati dia”.
Rahmi hanya terdiam mendengar ucapan sepupunya.
“Rahmi malu Fit”.
“Rahmi, kalau dia memang jodoh kamu gak bakal diambil orang lain kok”. Ucap Fitri
“Iya ya Fit”.
Rahmi kembali bersemangat.
Mereka berdua kembali melihat keluar jendela dari kamarnya, pandangan mereka menuju kekamar fajar. Tapi biasanya mereka berdua tidak pernah melihat fajar ada dikamarnya kecuali waktu tidur mungkin.
Tiba-tiba Fitri dan rahmi melihat laki-laki itu membuka jendela kamarnya
“Hah !!” teriak mereka shock secepatnya menunduk
“Dia ada dikamarnya”. Bisik mereka berdua
“Aduuhh malunya”. Ucap keduanya
Merekapun mencoba mengintip pelan-pelan
“Aduh dia masih berdiri di jendela”. Bisik Fitri
Fajar tertawa melihat reaksi kedua gadis itu dia tau mereka berdua sering melihat kearah kamarnya, makanya fajar jarang mondar-mandir di kamar. Sekarang ketangkap basah dech. Fajar masih juga tertawa melihat kedua gadis itu.
Pagi sabtu liburan kedua gadis itu pergi jalan-jalan sepanjang pantai lhok nga dan ulee lheu bersama paman dan bundanya. Ramai orang yang berkunjung kepantai itu, mereka hanya duduk sebentar menikmati udara pagi di pantai lhok nga, lalu bergegas ke ulee lheu. Fitri dan rahmi melihat beberapa pasangan kelihatan begitu mesra, itulah dunia pacaran.
“Sepertinya pacaran itu gak cocok buat kita ya ?” Tanya rahmi
“Iya”. Jawab Fitri
“Paman sama bunda saja gak pacaran tapi nikah juga”.
“Iya ya bunda”.
“Jangan terpengaruh dengan budaya tidak benar”. Nasehat paman mereka.
“InsyaAllah paman, kami akan tetap menjaga kesadaran kami”.
“Amin”. Ucap mereka.
Mereka terus menikmati indahnya pantai ulee lheu dengan ombaknya yang beriak begitu perkasa, besok pasti dipantai ini akan dipadati oleh pengunjung karena hari minggu, hari sabtu saja sudah ramai.
Menjelang siang mereka kembali ke rumahnya.
Malam minggu nanti malam natal buat kaum nasrani, buat mereka sekeluarga kegiatan hanya di rumah seperti biasanya, entah kenapa sebagian orang ada juga yang peduli dengan hari itu padahal mereka muslim. Rahmi dan Fitri jadi merasa aneh semua terlalu mengikuti trend moderen.
“Fit, hari senin rahmi akan menemui bang fajar dan menyatakan perasaan rahmi padanya, menurut kamu bagaimana ?” Tanya gadis itu
“Ya Fitri dukung”.
“Tapi malu Fit, masa perempuan yang ungkapin sih”. Keluh gadis itu
“Rahmi sebaiknya untuk sementara rahmi tenangkan diri dulu ya, biarkan semua mengalir apa adanya. Bang fajar sepertinya tidak akan mengatakan cinta pada siapapun karena saat ini dia sedang sibuk dengan kegiatannya sendiri, perlu waktu untuk dia memikirkan seorang wanita apa lagi dengan pribadi dia yang sama sekali tidak tertarik dengan pacaran, coba bayangkan seandainya kamu menyatakan perasaan kamu padanya lalu dia menolak dengan alasan tidak berpacaran kamu pasti kecewakan, tapi jika kamu bersabar sambil terus mempelajari karakter dia bukan tidak mungkin kalau suatu saat dia memilih salah satu dari teman akhwatnya dan bisa saja itu kamu, bang fajar akan membawa kamu ke mighrab pernikahan apa kamu tidak merasa bangga ?” Tanya Fitri
Rahmi terdiam mendengar ucapan sepupunya, dia tidak menyangkan Fitri yang cuek bisa bicara seperti itu.
“Benar juga ucapan Fitri, mungkin saat ini rahmi sedang mendapat ujian kesabaran, makasih ya Fitri rahmi akan lebih bersabar dan akan terus berdoa pada Allah”. Ucap gadis itu semangat
Fitri tersenyum melihat semangat sepupunya.
“Heemm, adem sekali kalian di kamar jomblo abadi semua anak gadis seusia kalian sudah pada keluar jalan-jalan sama pacarnya, masa sih keponakan bunda yang cakep-cakep ini gak dapat gebetan satupun”.
Mereka berdua tertawa.
“Habis yang dikejar tetangga sih kapan dapatnya”. Goda sang bunda
“Iihh bunda usil itu mah rahmi bukan Fitri”. Protes Fitri
“Dua-duanya kan juga gak apa-apa lebih banyak saingan lebih seru”.
“Bunda….!” Teriak rahmi
“Hahaha…” wanita itu tertawa melihat keponakannya langsung mukanya memerah paling pantang di godain.
Mereka bertiga keluar dan menikmati siaran televisi siarannya tidak ada yang bagus akhirnya mereka berempat cuma mendengarkan lantunan ayat suci al-qur’an dari DVD. Jam sepuluh keduanya masuk kekamar tidur.
“Rahmi, Fitri selamat tidur ya nak”. Ucap sang bunda begitu lembutnya
Fitri sempat merasa keheranan memang bundanya sangat baik tapi malam ini terlihat begitu berbeda.
“Jangan lupa baca doa ya, ingat di sini paman sama bunda orang tua kalian”. Sambung pamannya.
Fitri sama rahmi semakin terheran
“Itu pasti paman, selamat malam juga buat paman dan bunda”.
Kedua gadis itu bergegas masuk kekamarnya
“Paman dan bunda aneh ya, rahmi jadi terharu padahal kita sering nyusahin mereka”.
“Iya, kita beruntung punya paman dan bunda sebaik mereka, semoga Allah segera mengkaruniai mereka seorang anak”.
“Amin”.
Mereka berdua bergegas tidur membaca doa tidur dan langsung terlelap.
Jam 3 pagi mereka bangun sholat tahajud usai sholat tahajud dan berdoa mereka kembali tidur.
Akhirnya mereka kembali terbangun menjelang subuh, rahmi dan Fitri segera melaksanakan sholat fajar dan sholat subuh Fitri merasa begitu resah dan gelisah untuk menenangkan hatinya diapun mengaji tak hentinya, tapi rasa kantuk mulai menyerang akhirnya Fitri merebahkan diri di atas sajadah dan tertidur dengan lelap. Jampun terus berlalu detik demi detik dan menit demi menit sampai Fitri mendengar suara dentingan jam waker dengan keras dia terperanjat dari tidurnya, rahmi tertawa geli melihat sepupunya bangun kalang kabut.
“Rahmi !” teriak Fitri mempelototi sepupunya yang jahil itu.
“Usil, kaget tau !” cetus Fitri cemberut
“Siapa suruh molor pagi-pagi hehehe”. Ketawa rahmi
Tiba-tiba mereka merasakan getaran dari lantai, keduanya sempat terdiam mereka saling menatap.
“Fit, gempa ya ?” Tanya rahmi
Fitri melihat lampu kamarnya mulai bergoyang-goyang, buku di meja yang tersusun rapi mulai jatuh satu persatu.
“Astagfirullah, gempa rahmi !!” teriak Fitri segera bergegas dari duduknya.
“ Ya Allah !!” teriak rahmi mulai panik.
“Cepat pakai jilbab !!” Teriak Fitri segera melepas mukenahnya dan mengambil jilbab dan baju panjang untuk dikenakan.
“Fitri, rahmi gempa !!” Teriak bunda mereka dari kamarnya.
Fitri segera mengambil jilbab dan diberikan pada sepupunya. Bunda mereka mulai panik dan bergegas menuju kekamar mereka.
“Rahmi, Fitri cepat turun ke bawah, gempanya makin kuat !!!” teriak wanita itu bergegas mengajak keponakannya.
Mereka berempat secepatnya turun ke bawah, gempa semakin kencang mereka terpaksa harus berpengagang untuk menjaga kesimbangan tubuh barang-barang mulai berjatuhan dari tempatnya, gemericik lampu hias makin terdengar birisik, mereka mulai panik mencoba segera turun ke bawah.
Begitu sampai kebawah semua orang sudah berhamburan keluar dari rumah masing-masing, semua orang mulai mengucap, beberapa laki-laki mulai mengumandangkan azan untuk meredam gempa tersebut, namun makin lama getaran gempa semakin kuat. Orang-orang mulai menghindari dinding-dinding beton, suara teriakan orangpun makin terdengar karena beberapa rumah dan beton mulai berjatuhan di depan mata mereka, sebagian jalanan mulai retak, skala gempa semakin kencang. Semua orang mengucap tanpa henti-hentinya, kondisi orang yang berhamburan keluarpun bermacam-macam.
Sebagian wanita tidak sempat mengenakan jilbabnya, malahan ada yang cuma mengenakan handukan karena baru keluar dari kamar mandi, rasa takut semakin membelenggu hati setiap orang, ada yang mulai menangis teringat akan rumah dan lain sebagainya.
Rahmi dan Fitri langsung teringat orangtua mereka, dalam hatinya mereka berdoa semoga orang tuanya baik-baik saja, beberapa menit kemudian gempa berangsur-angsur mulai reda mereka merasakan sedikit kelegaan. Tapi rasa takut masih tetap terasa oleh mereka, rahmi, Fitri, bunda dan pamannya masih berada di luar rumah mereka belum siap memasuki rumah, paman merekapun pergi untuk berkeliling melihat bagaimana kondisi setelah gempa tersebut. Rahmi mengajak Fitri naik keatas ponselnya masih di atas dia harus segera menghubungi rumahnya dan bertanya bagaimana keadaan di rumah.
Mereka bergegas naik keatas mengambil ponsel.
“Astagfirullaah !!” teriak mereka melihat seluruh isi rumah itu berantakan, bunda merekapun mulai mengambil apa yang bisa diambil bersiap-siap kalau gempa susulan terjadi lagi, rahmi dan Fitri segera menghubungi keluarga mereka tapi jaringannya putus, kecemasan mulai menghantui mereka.
“Ya Allah, gak bisa di hubungin Fitri gimana ini keadaan abi sama umi ?” tangis rahmi
“Udah, jangan nangis rahmi Fitri juga gak bisa hubungin ayah sama mama”.
“Gimana kalau terjadi sesuatu di rumah”. Keluh rahmi cemas
“Udah jangan pikir macam-macam, sebaiknya kita turun sekarang”. Ajak Fitri setelah mengambil semua yang penting-penting, seperti ijazah.
Tiba-tiba rahmi dan Fitri mendengar suara teriakan bunda mereka
“Rahmi, Fitri cepat turun kebawah katanya air laut naik !!” teriak bunda mereka
Rahmi dan Fitri mulai berpikir aneh, air laut naik bagaimana caranya cuaca juga cerah-cerah saja.
“Cepat turun !!” teriak bunda mereka
Merekapun bergegas turun kebawah, lalu mereka menatap kearah kanan, terlihat gumpalan asap berwarna hitam pekat seperti asap karena kebakaran, ternyata itulah gelombang tsunami yang akan meluluh lantahkan semuanya.
“Astagfirullaah !!” teriak mereka
Suasananpun semakin panik karena orang-orang sudah berlarian semua sambil berteriak air laut naik air laut naik.
Merekapun berbondong-bondong lari menyelamatkan diri, suasana tampak hiruk pikuk dan panik, orang-orang mulai berhimpit-himpitan sebagian ada yang terjatuh dan terinjak karena kondisi panik dan ketakutan.
“Bunda paman mana ?” Tanya Fitri
“Sudah cepat lari jangan tanyakan paman !!” Teriak wanita itu mulai putus asa dengan kondisi suaminya, disisi lain dia juga harus melindungi keponakannya.
“Pegangan tangan yang kuat, jangan sampai lepas !!” teriak wanita itu panik mereka bisa melihat bagaimana cemasnya wanita itu
“Iya bunda”. Ucap mereka berdua mulai menangis
“Ya Allah bala apa yang engkau berikan untuk kami”. Seru Fitri dalam hatinya
Mereka bertiga berlari sambil berpengangan tangan agar tidak terlepas, tak begitu lama gelombang maha dasyatpun menghantam mereka, semua orang koncar kancir. Fitri, rahmi dan bundanya terpisah. Rahmi melihat bundanya terbawa arus, berulang kali Fitri ingin meraih tangan wanita itu tapi terlepas selalu, sampai dia kehilangan bundanya dan rahmi dibawa gelombang maha dasyat itu.
Rahmi tersangkut di atap rumah orang, dalam hitungan detik gelombang itu telah memporak-porandakan semua yang ada. Menghantam apa yang menghalanginya dan membawa semua yang ada dihadapannya. Semua orang shock dan ketakutan.
Fitri dan rahmi berpikir apakah ini kiamat, inilah rasa takut sesungguhnya. Jika selama ini mereka mengalami ketakutan, itu hanya ketakutan biasa tapi hari ini mereka benar-benar merasakan ketakutan. Tiada seorangpun yang bisa menolong mereka.
Rahmi melihat sekelilingnya dipenuhi air, bunda, paman dan Fitri entah sudah kemana, gadis itu hanya terdiam menatap disekelilingnya sudah menjadi lautan, mulutnya kaku tak berdaya harus mengatakan apa.
Ternyata Fitri tersangkut di panggar orang, kekagetan yang dialaminya membuat gadis itu hanya diam terbengong, beberapa saat tadi dia sempat tenggelam dalam air bah itu. Fitri berpikir dirinya sudah tidak mungkin bisa selamat dari hantaman gelombang maha dasyat itu, lalu dia tersadar bahwa dia masih hidup. Melihat kondisi kembali tenang Fitri berusaha melepaskan diri dari sangkutan pagar itu, pada saat itulah Fitri melihat sosok yang dikaguminya turun kebawah dan membantunya lepas dari kesulitan itu.
“Fitri kamu tidak apa-apa, cepat naik keatas !!” teriak laki-laki itu
Fitri ucap bang fajar, Fitri tidak pernah menduga ternyata laki-laki yang hanya dia liat dari kejauhan itu mengetahui namanya, dan bersedia menolongnya pada saat ini air matanya semakin membanjiri wajahnya.
“Iya, terima kasih bang”. ucap Fitri wajahnya pucat pasi dengan apa yang barusan mereka alami, Fitri sudah tidak tau harus bangaimana lagi rasa ketakutan yang dialaminya sangat besar.
Seorang laki-laki menarik Fitri naik keatas.
“Bang fajar juga naik !” teriak gadis itu ketakutan.
“Kamu naik duluan, abang mau bantu adik itu dulu”. Ucapnya melihat kearah seorang bocah yang terjebak di kayu-kayu.
“Fitri !” panggil fajar kembali, fitri menoleh kearah fajar
“Terima kasih surat kamu, abang senang membacanya !!” teriak pria itu menatap fitri sambil tersenyum lalu bergegas menuju ketempat lain melihat seorang bocah terjepit disebuah kayu, anak itu terus menangis ketakutan. Fitri sempat terheran dengan ucapan fajar barusan semua diluar kepalanya karena rasa takut yang dialaminya.
Setelah melepas anak itu dan beberapa orang menariknya keatas, fajar bergegas untuk naik keatas kembali, pada saat itu gelombang kedua menyusul dan ternyata lebih tinggi.
“Bang cepat naik !!” teriak Fitri panik
Tapi apa daya fajar tersapu oleh gelombang kedua itu.
“Bang fajar !!” teriak Fitri histeris
Fitri melihat laki-laki yang sangat dikaguminya terjepit dengan sampah-sampah yang dibawa oleh gelombang itu dia tidak sempat menyelamatkan diri karena gelombang itu datang dengan tiba-tiba.
“Bang fajar !!” teriaknya berulang kali ingin menolong laki-laki itu
Tapi orang yang berada disamping gadis itu menahannya
“Sudahlah kamu tidak bisa berbuat apa-apa !!” teriak orang itu
“Lepasin saya, saya mau menolongnya !!”. Teriak Fitri beronta
Tapi orang itu masih menahan Fitri dengan kuat
“Ya Allah !!” teriak Fitri sambil menangis betapa dia tidak punya kekuatan apapun untuk menolong seorang manusia hari ini.
“Sabar, kamu tidak bisa menolongnya !!!” teriak mereka sama paniknya
“Tidak,,,,,,bang fajar !!! teriak Fitri menangis
fajar makin terjebak dengan sampah itu dan gelombang kedua yang dasyat itu membawanya pergi, Fitri hanya bisa melihat pria itu tenggelam dalam gelombang itu dihadapannya. “Ya Allah !!!” tangis gadis itu tiada henti-hentinya.
Pada saat itulah mereka hanya melihat beberapa orang yang terjebak di air bah itu, ingin menolong tapi tidak bisa untuk bertahan sendiri saja mereka kesulitan. Saat itulah semua menangis meneteskan air mata mendengar teriakan orang meminta tolong tapi apa daya mereka tidak bisa berbuat apa-apa yang meraka tau cuma berpengangan sekuat tenaga pada atap rumah tiang listrik atau apapun yang bisa menjadi tempat pegangan mereka dari amukan gelombang itu. Hari itulah semua manusia menjadi makhluk yang sangat kecil, sebanyak apapun kekuatan mereka tidak ada yang bisa menolong mereka, mereka benar-benar berjuang dengan kekuatan sendiri dan memohon pertolongan dari Allah SWT. Betapa besarnya kuasa Allah, tiada seorangpun manusia yang bisa menyainginya. Hari itu semua orang hanya mengandalkan kekuatannya sendiri untuk bertahan.
Fitri menatap sekeliling daratan padat tempat pemukiman kini menjadi lautan, sampah mengapung-gapung, beton, kayu, pohon apapun mengapung-ngapung beberapa jiwa yang tidak bisa menyelamatkan diri juga mengapung. Fitri terdiam tak kuasa merealisasikan apa yang ada dihadapannya, satu yang ada dikepalanya manusia tidak punya kekuatan apapun mereka seperti seekor semut hari ini.
Pikirannya mulai kacau, semua kekhawatiran mulai memenuhi benaknya belum lagi membayangkan kondisi keluarganya di aceh utara, Fitri mulai stress dan kalut.
Setelah menghantam semua yang ada dihadapannya membawa apa saja yang menghalanginya, pelan-pelan air itu surut kembali. Hanya meninggalkan sampah-sampah yang kini tidak berarti lagi.
Setelah menyadari keadaan telah aman, orang-orang mulai turun dari tempatnya berlindung. Fitri di bantu turun oleh seorang warga setempat yang selamat. Pada saat itulah mereka melihat mayat-mayat bergelimpangan dipinggiran jalan, dengan kondisi-kondisi yang sangat mengenaskan.
Fitri tidak sanggup melihat kondisi mayat-mayat di hadapannya hingga air matanya mengalir tanpa henti. Satu persatu Fitri melihat mayat itu mencari sosok paman, bunda, rahmi dan fajar. Tapi dalam hatinya berdoa semoga mereka semua selamat.
Melihat kondisi-kondisi mayat disepanjang jalan mereka makin shock, apapun yang bisa digunakan untuk menutupi mayat-mayat itu mereka gunakan. Fitri mulai putus asa dia belum menemukan mereka seorangpun sementara hari mulai menjelang zhuhur, suara azan tiada terdengar seperti biasanya, kondisi mereka masih diliputi kekhawatiran, tenggorokannya mulai terasa kering tapi tiada air yang bisa menghilangkan dahaga.
Fitri berjalan disepanjang jalan itu, beberapa orang juga sedang sibuk mencari keluarganya masing-masing, isak tangis terdengar begitu pilu. Sebagian dari mereka menemukan keluarganya dalam keadaan tidak bernyawa tapi mereka bingung harus membawa mayat itu kemana.
Fitri berhenti di sebuah persimpangan, di situ dia melihat sepupunya rahmi duduk terdiam tanpa suara.
“Ya Allah, rahmi !!” teriaknya berlari mendekati rahmi.
“Kamu selamat !!” Tangis Fitri memeluk sepupunya.
Rahmi masih tetap terdiam terpaku melihat kedepan dengan tatapan kosong.
“Kamu keluarganya nak ?” Tanya seorang bapak.
“Iya pak, saya sepupunya”.
“Syukurlah, kalian dari mana ?” Tanya bapak itu
“Kami dari aceh utara pak”.
“Begitu ya, saya kehilangan semua anggota keluarga saya satu orangpun belum saya temukan, tadi bapak lihat dia terdiam sendirian di sini. Sebaiknya kalian ke mesjid terdekat nak bawa sepupumu ya”. Saran bapak itu.
“Iya pak terima kasih”. Fitri bergegas mengajak rahmi kemesjid terdekat, karena kondisi mesjid tersebut masih utuh.
Fitri melihat guratan kesedihan di wajah bapak itu, betapa mereka hari itu koncar kancir, semua sanak saudara hilang entah kemana.
Fitri dan rahmi sampai di mesjid tersebut, semua orang berkumpul di mesjid itu dengan kondisi yang bermacam-macam pula, ada yang terluka parah, shock, pingsan dan malah ada yang sekarat. Ingin melakukan sesuatu tapi tidak tau harus berbuat apa.
Stok makananpun tidak ada, suara tangisan anak-anak, bayi mulai terdengar lirih. Semua orang diliputi kekhwatiran. Bekal mereka bertahan hanya dari makanan-makanan yang di bawa tsunami yang masih bisa digunakan.
Seorang pria menyodorkan Fitri satu buah aqua gelas, secepatnya Fitri membuka dan meneguk beberapa teguk air itu, lalu diberikan pada rahmi.
“Fit, bunda sama paman di mana ?” Tanya gadis itu beberapa saat kemudian.
Fitri hanya menggelengkan kepalanya.
“Fitri belum ketemu mereka”. Jawab gadis itu dengan suara parau menahan tangis
“Abi dan umi bagaimana ya ?” Tangis rahmi
“Sudahlah rahmi, serahkan semua pada Allah biar Allah yang menjaga mereka”. Ucap Fitri berusaha menenangi sepupunya.
“Kenapa ini terjadi fit apa kesalahan kita ?”
“Iqhtifar rahmi, Allah maha tau dengan apa yang diberikan pada hamba-hambanya”.
Rahmi menangis dengan keras.
Hari itu mereka menginap di mesjid tersebut, rahmi dan Fitri ingin sekali mengetahui bagaimana kondisi keluarga mereka tapi sama sekali tidak bisa menghubungi keluarganya ponselnya sudah tidak ada, bantuanpun saat itu sama sekali belum ada.
Sampai keesokan harinya mereka baru mendapatkan bantuan, rahmi dan Fitri kembali keluar untuk mencari keluarganya. Mereka melihat tumpukan sampah masih berserakan dimana-mana, mayat-mayat masih bergelimpangan hanya ada beberapa orang yang sudah ditemukan oleh keluarga mereka, orang-orang mulai mengungsi kedataran tinggi yang sama sekali tidak mendapatkan imbas tsunami, dari merekalah bantuan sementara di terima oleh warga yang terkena musibah.
Fitri dan rahmi pergi kesana sini untuk mencari bunda dan pamannya tapi mereka sama sekali tidak menemukannya, saat itu Fitri sama sekali tidak berani menceritakan tentang laki-laki yang sangat mereka kagumi, Fitri takut rahmi semakin shock.
Sejak hari itu bantuan mulai sampai ke aceh, banyak bantuan dari dalam negeri dan luar negeri yang mengalir keaceh. Fitri dan rahmipun mendapatkan tumpangan yang bisa membawa mereka pulang ke rumah dari salah seorang para relawan yang datang keaceh.
Dengan ponsel relawan itulah mereka menelphon kerumah dan ternyata kondisi keluarga mereka baik-baik saja, daerah mereka tinggal hanya terkena efek dari gempa saja tidak ada gelombang tsunami. Dari relawan itu mereka mendapatkan perawatan medis P3K.
Mereka mengantar kedua gadis itu sampai kerumah, karena mereka sendiri juga dalam perjalanan ke aceh utara sebagai relawan yang ditempatkan di sana. Kedua gadis itu disambut histeris oleh kedua orangtuannya, akhirnya mereka bisa kembali berkumpul dengan kedua orangtuannya.
Trauma dan luka yang mereka derita belum juga sembuh, karena itu kedua gadis itu masih mendapatkan perawatan untuk kembali menumbuhkan semangat mereka. Sebagian anggota keluarga mereka telah pergi ke banda aceh untuk melihat dan mencari anggota keluarga yang hilang meski nantinya yang mereka temukan hanya mayat.
Kini kedua gadis itu telah berkumpul kembali dengan keluarganya, tapi keduanya tidak sanggup melihat berita-berita tsunami yang disiarkan oleh semua stasiun televisi baik lokal maupun interlokal mereka masih trauma. Apa lagi efek gempa masih sering terasa dalam sehari kadang-kadang gempa bisa terjadi berpuluh-puluh kali, rasa aman belum dimiliki oleh seluruh lapisan masyarakat aceh.
Stok makanan juga belum begitu lancar di pasaran, aktifitas belajar mengajar masih dalam keadaan kacau balau. Sebagian orang berpikir banda aceh itu akan menjadi kota mati, tidak akan ada lagi orang yang berani tinggal di sana. Bantuan asing juga sudah mulai berdatangan ke bumi aceh, begitu banyaknya negara-negara yang memberikan bantuan pada saat peristiwa 26 desember 2004 itu .
Pada saat itu mereka yang mengatur semua keperluan warga aceh, karena warga aceh sendiri masih dalam kondisi shock dan belum bisa bangkit kembali. Kampuspun tidak jelas kapan akan aktif kembali, ribuan nasib mahasiswa terkantung-kantung pada saat itu.
Namun setiap musibah yang terjadi pasti memberikan sisi-sisi positifnya tersendiri, puluhan tahun aceh terkekang dalam ketakutan antara pihak GAM-RI kini semua mata dunia tertuju keaceh, semua orang bisa melihat seperti apakah aceh itu. Tidak ada lagi berita yang dapat di sembunyikan atau di tutup-tutupi, semua orang melihat aceh.
Namun apabila ada sisi positifnya sudah pasti akan ada sisi negatifnya juga, di sinilah rakyat aceh di tuntun bersikap arif bijaksana, dalam menerima semua pengaruh luar yang datang.
Satu bulan telah berlalu aceh mulai berangsur baik sedikit demi sedikit, Fitri dan rahmi kembali ke banda aceh untuk melanjutkan studi mereka. Karena proses belajar mengajar kembali aktif. Mereka harus mengurus semua perlengkanapan administrasinya, hal itu sempat menunda kelancaran proses belajar mengajar.
Fitri dan rahmi kembali pergi melihat perumahan tempat pamannya.
Daerah itu kini telah rata dengan tanah, sampah-sampah tsunami masih banyak berserakan di mana-mana, rahmi masih merasakan ketakutan dari peristiwa itu. lalu pandangan mereka mengalih kerumah tetangga. Itulah rumah kediaman laki-laki yang sangat mereka kagumi fajar, ada kesedihan yang dirasakan Fitri karena laki-laki itu hilang dihadapannya.
“Fit bang fajar gimana ya ?” Tanya rahmi ada kesedihan di wajah gadis itu.
“Dia selamat tidak ya”.
Fitri hanya terdiam tidak tau harus mengatakan apa pada sepupunya.
“Rahmi belum mengatakan perasaan rahmi padanya, jika menunggu dia yang ungkapkan mungkin tidak akan pernah diungkapkan, ternyata memang benar”. Ucap gadis itu
“Tapi sekarang rahmi tidak tau dia ada di mana ?” ucap gadis itu. setitik air mata menetes di wajahnya.
Fitri berusaha mengendalikan perasaannya, tanpa terasa air matanya juga menetes diwajah fitri.
“Fit, kamu kenapa menangis ?” Tanya rahmi
“Kamu juga suka bang fajarkan ?” Tanya rahmi
Fitri hanya mengangguk tidak kuasa menahan semua itu
“Rahmi sudah tau dari dulu, maafin rahmi ya fit rahmi berbuat curang sama fitri”. Tangis gadis itu
“Harusnya rahmi juga memberikan peluang untuk Fitri bisa mengatakan semua perasaan fitri, harusnya kita bersaing dengan adil tapi rahmi…”
“Sudahlah rahmi, semua sudah berlalu”. Sambung fitri
“Fit kalau bang fajar selamat, kamu akan mengatakan perasaan kamu padanya ?” Tanya rahmi menghapus air matanya.
“Itu sudah tidak mungkin rahmi, Fitri tidak tau bang fajar selamat atau tidak, kalau bang fajar selamat mungkin akan ada gadis lain yang lebih pantas untuknya”. Ucap gadis itu.
Dia tetap menjaga rahasia kalau dia melihat fajar terbawa arus.
“Iya fit, rahmi berdoa bang fajar selamat”.
“Rahmi, sekarang kita harus fokus kekuliah kita ya, Fitri juga mau bergabung dengan teman-teman teknik untuk ikut serta dalam penataan kembali aceh. Mana tau ada sesuatu yang bisa Fitri sumbangkan untuk masa depan aceh”.
“Iya fit, rahmi juga. Apapun yang telah terjadi semua itu cobaan sekarang kita harus bangkit lagi”.
“Itu benar, kita tidak boleh larut dalam duka terus”.
“Iya, kita pulang yuk masih banyak yang harus kita lakukan”.
“Ayo”. Merekapun bergegas pulang meninggalkan tempat itu.
Untuk yang terakhir Fitri menatap tempat itu, bayangan fajar masih melekat dihatinya saat laki-laki itu menyebut namanya. Ternyata dia mengenal dirinya meski ada kesedihan di hatinya tapi Fitri tidak akan membiarkan kesedihan itu menghancurkan sikap optimisnya, karena bagi Fitri fajar itu sosok yang tak harus di milikinya tapi akan selalu dijaganya dalam hati biarlah kebahagian kecil ini menjadi rahasia Fitri dan hatinya.
3 tahun kemudian
Kondisi aceh kini sudah aman kembali banyak pembangunan dibidang konstruksi, Fitri sudah bekerja dan ikut aktif dalam pembangunan aceh kembali.
Fitri buru-buru keluar dari kantornya, seorang laki-laki menyapanya.
“Kamu mahasiswa teknik sipilkan ?” Tanya pria itu
“Iya benar, abang jugakan saya sering lihat”.
“Iya benar, abang teman baiknya bang fajar kenalkan sama fajar ?” Tanya laki-laki itu Fitri mengangguk.
Akhirnya laki-laki yang bernama arif itu mengajak Fitri untuk ngopi, Fitri ikut bersama arif. Mereka bicara mengenai fajar.
“Tidak ada yang menemukannya, semua keluarganya habis fit”. Jelas arif
Fitri sedih mendengar cerita arif
“Bukankah kalian bertetangga fit ?” Tanya pria itu
Fitri mengangguk
“Sampai akhir hidupnya fajar belum bertemu langsung dengan pemilik surat yang dikirimkan padanya”. Ucap pria itu
Fitri menjadi penasaran
“Maksud bang arif ?” Tanya Fitri makin penasaran
“Fajar itu laki-laki dengan kehidupan lurus-lurus saja, bukan pengangum perempuan yang berlebihan tapi ternyata dia juga punya sesosok gadis yang menarik hatinya”. Jelas arif
“Siapa gadis itu bang arif ?” Tanya fitri
“Entahlah fit abang juga gak tau, sepertinya dia seletting sama kamu, fajar cuma bilang gadis itu sering melihatnya diam-diam dari balik tembok di kampus teknik, sering menatap dia dari kejauhan, fajar yakin surat yang dia terima dari gadis itu, sepertinya fajar tertarik pada gadis itu, sayang dia tidak sempat mengungkapkan perasaannya pada gadis itu”. Jelas arif
Fitri terdiam nafasnya hampir saja berhenti dia teringat dengan ucapan fajar pada saat menolong dirinya dulu “Fit, terima kasih surat dari kamu abang senang membacanya”. ternyata gadis yang diceritakan arif itu dirinya, fajar tau itu dirinya. Tanpa terasa mata Fitri mulai berkaca-kaca.
“Kamu kenapa fit ?” Tanya arif melihat perubahan sikap gadis itu
“Maaf bang arif, Fitri harus pergi senang bisa bertemu dengan bang arif, kalau ada kabar baru mengenai teman-teman hubungin Fitri ya”. Ucap gadis itu memberikan nomor ponselnya dan bergegas pergi dari tempat ngopi itu.
Fitri berdiri di pantai ulee lheu, kondisi pantai itu sekarang sangat berbeda dengan kondisi sebelum tsunami, garis pantainya sekarang begitu dekat dengan jalanan. Air mata tumpah ruah dari wajah gadis itu, mendengar cerita arif ternyata dia tidak patah hati perasaannya tersampaikan pada pujaan hatinya meski mereka tidak sempat mewujudkan semua impian mereka. Allah tau apa yang terbaik buat mereka, jika ini yang terbaik untuk mereka Fitri iklas menerimanya dengan sabar, ternyata cinta sejati itu tidak pernah memilih fisik tapi hatilah yang memilih sosok sejati dan Fitri tidak salah memilih sosok insan sejatinya.
3 tahun yang lalu air laut dari pantai ini menghantam sebagian besar kota banda aceh, tapi sekarang dia beriak dengan tenang seolah peristiwa itu tidak pernah terjadi sebelumnya.
Setelah menatap pantai itu beberapa menit, Fitri kembali bergegas pergi dari tempat itu.
Di tengah perjalanan pandangannya beralih kesekelompok orang yang sedang melakukan pengawasan di sekitar pembangunan pelabuhan kawasan ulee lheu.
“Bang fajar !?” teriak Fitri dalam hatinya melihat sosok itu begitu mirip dengan sosok laki-laki yang sangat dikaguminya. Fitri terbenggong menatap laki-laki itu dari kejauhan.
“Iwan !” panggil seorang pria untuk laki-laki itu.
“Iwan !?” Dalam hati Fitri mendengar pria lain memanggil nama laki-laki itu.
Fitri menertawakan dirinya, ternyata bukan bang fajar. Secepatnya Fitri kembali menancap gas motornya dan pergi bergegas dari pantai itu.
Itulah sekilas cerita tsunami, banyak sekali peristiwa yang terjadi yang sangat mengiris hati, penuh ketakjuban, rasa penasaran, kesedihan dan hikmah di balik semua peristiwa itu. Harapan hanya satu bisa memetik hikmah dari peristiwa itu, tentunya kita mengambil sisi positive dan kembali mengubah sisi negative menjadi positif hingga hidup dapat terasa lebih bermakna dan indah. Itulah hidup yang sesungguhnya. Semoga Fitri akan selalu dapat memperjuangkan ketulusan hatinya sampai kapanpun.


TAMAT

Cerita bersambung
Karya: Fitri Maisarah
Judul: Mengejar Mimpi

Episode1. Mimpi yang tertunda

Ash-shalaatu khairum minan-nauum, ash-shaalatu khairum minan-nauum……
“Shadaqta wa bararta wa anaa ‘alaa dzaalika minasy-syaahidiin” Jawab nassyria bergegas bersiap-siap untuk subuh, seorang wanita dewasa berusia 26 tahun sigle dan penulis novel amatiran. Kehidupan nassyria terlihat biasa-biasa saja entah kapan dia bisa menjadi novelis terkenal, kegemarannya menulis terlihat seperti main-main ketenaran yang dikejar penulis pada umumnya sama sekali tidak menjadi tujuan penulisannya. Teman terdekatnya menjadi heran dengan wanita ini mereka tidak mengerti apa yang sedang dipikirkan nassyria, kehidupannya begitu cuek dan jauh dari keramaian dia lebih suka menyendiri ketempat-tempat kumuh dan pedesaan itulah sosok nassyria penulis amatiran yang tak akan pernah menjadi terkenal. Meski begitu beberapa karya tulisnya pernah di muat di beberapa media dan dia pernah menerbitkan beberapa novel meski para pembacanya tidak begitu tertarik dengan hasil karya tulis nassyria yang lebih suka menulis mengenai kehidupan ekonomi kelas bawah.
Nassyria duduk menyendiri di sebuah kali pandangannya terus menatap kali tersebut yang kotor penuh tumpukan sampah dengan sorot mata cuek pemandangan seperti dihadapannya bukan hal baru buat dirinya, beberapa bentuk garis sudah terlukis di buku sketnya mengenai bentuk sungai itu. Beberapa anak usia sekolah sedang memungut sampah di sekitar sungai itu merekalah “Pemulung sampah cilik”, nassyria menoleh kearah bocah-bocah itu diapun meletakkan buku gambarnya dan mendekati bocah-bocah itu dengan ramah dia berkata.
“Apa kalian butuh pekerja baru, kakak pengangguran yang butuh kerjaan.” Ucapnya sambil tersenyum ramah.
Anak-anak itu menatap aneh kearah nassyria, mereka berpikir bahwa nassyria pastilah orang gila. Tanpa kompromi anak-anak itupun kabur dari hadapan nassyria.
“Orang gila ayo kita kabur !” Teriak mereka histeris
“Hei kok pada kabur sih, kakak ini bukan orang gila tau enak saja ngatain orang orang gila dasar gak punya sopan santun anak-anak jaman sekarang gak punya etika sudah gak bisa menghormati orangtua.” Cetus nassyria kesal
“Lihat saja nanti kalau ketemu kalian lagi, akan aku hajar kalian biar tau diri dasar bocah ingusan !” Teriaknya kesal.
Nassyria kembali melukis sketsa kali yang ada di hadapannya.
“Seribu, dua ribu, enam ribu, tujuh ribu akhh !!” Teriak nassyria sambil menghitung-hitung sisa uangnya.
“Tujuh ribu lagi, cukup untuk makan sehari lagi !”
“Nasib-nasib karyaku juga belum di publikasi benar-benar edan !” ngerocosnya sambil berjalan lemas pulang ke rumah kotrakannya.
Rumah reyot sana-sini bolong harga sewa murah itulah istananya.
“Uang listrik belum bayar lagi, sempat diputusin listriknya sama koruptor PLN bisa gawat darurat.”
“Listrik bayar harus tepat waktu, listrik bentar-bentar mati dasar manusia otak udang di kepalanya cuma ada uang dan keuntungan jadi maling sana-sini.” Ketusnya tajam
Di tengah perjalanannya kerumah nassyria menghentikan langkahnya, pandangannya tersita kearah beberapa orang anak yang sedang menghitung beberapa rupiah uang, pelan-pelan nassyria mendekati bocah-bocah itu lalu….
“Greepp !!!” di tariknya lengan bocah-bocah itu dengan kuat
“Hahh !!! orang gila tadi !!!” Teriak mereka histeris mencoba kabur
“Sialan masih juga ngatain aku orang gila, huh mau kabur kemana hah !!”
“Kalau berani kabur ku hajar teman-teman kalian, ayo silahkan kabur !!” teriak nassyria pada beberapa anak-anak yang siap-siap untuk kabur.
“Lepaskan kami orang gila !!” Teriak mereka histeris
“Lepaskan teman-teman kami !!” Teriak anak-anak yang tidak tertangkap
“Huh, jangan mimpi ya kalian, ayo semua ikut aku kalau kalian mau teman kalian selamat.” Ancam nassyria.
Mereka semua menjadi histeris dan panik
“Kami mau di bawa kemana !! lepaskan !!!” Teriak mereka
“Lepaskan teman kami !!” Teriak teman-teman mereka
“Lepaskan !!!” teriak mereka semua panik
Saking paniknya
“Krauukk !!”
“Adoouuw !!” teriak nassyria salah seorang dari anak yang di pegangnya menggigit tangannya. Hingga mereka lepas dari pengangan tangannya.
“Kabur !!” teriak mereka lari plontang planting.
“Kurang ajar beraninya mereka menggigit tanganku !!”
“ Aduuhhh sakitnya !!” Nassyria mengibas-ngibas tangannya yang tergigit.
Begitu dilihatnya bentuk gigi si penggigit terlihat jelas di tangannya, nassyria mengangkat tanggannya lalu meniupnya untuk menghilangkan rasa nyeri.
“Ukhh !! Bau !! dasar bocah-bocah sialan gak sikat gigi !!” teriaknya lari secepatnya kedalam dan mencuci tangannya dengan bersih.
“Awas saja kalian kalau ketangkap lagi, toh aku sudah tau di mana rumah kalian, anak-anak nakal seperti itu mending di jual saja keluar negeri biar kapok.” Ketusnya kembali.


PENJUAL MIMPI

Alamku berteriak keras
Menangis dalam ratapan pilu
Menghadapi beban yang kian berat
Ulah manusia tak tau diri
Sampah berserakan di mana-mana
Kotori tubuh sang bumi yang gersang
Bau tersebar di seluruh penjuru
Menyebar penyakit yang tak sedikit
Alamku menangis
Tangisi kebodohan manusia
Alamku berteriak keras
Teriakkan tak pernah terdegar hati manusia
Anak-anak terlunta-lunta
Mengais sampah yang mengering
Demi satu rupiah uang
Menghidupi diri dalam garis kemiskinan
Di manakah keadilan yang diangungkan
Jika mata sanggup menatap pemandangan ini
Di manakah peraturan yang dibuat
Jika ternyata semua kepalsuan
Mereka di sana tertawa bahagia
Mereka di sini menangis pilu
Mereka di sana bersenang-senang
Mereka di sini menderita
Aku melihat betapa mereka tiada jiwa
Semua telah hancur dalam binasa
Menjual diri pada kehancuran
Merekalah pemimpin kehancuran
Berteriak dalam dusta
Berkata dalam kepalsuan
Menjual mimpi tak berarti
Hanya untuk mengejar kedudukan
Merekalah para perusak
Perusak bangsa tak bertanggungjawab
Hidup hanya dalam kemunafikan
Menjual mimpi kepada rakyat
Para pejual mimpi
Mimpi buruk seumur hidup…………!

HARAPAN BANGSA

Mereka polos penuh keluguan
Mereka tak mengerti apa arti hidupnya
Jalanan mereka buntu tanpa sang pembimbing
Masa depan mereka hancur tanpa ada kepedulian
Bacalah sebuah peraturan
Di buat untuk dilaksanakan
Namun ternyata disia-siakan
Mereka yang tercantum di sana
Anak-anak harapan bangsa
Aku melihat mereka tersia-siakan
Aku melihat mereka kehilangan arah
Aku melihat masa depan mereka jadi permainan
Tersiakan tanpa berarti apa-apa
Tunas bangsa belumlah berkuncup
Mereka tiada menuntun
Karena mereka tak pernah tau hak mereka di korup
Mereka tak pernah memperjuangkan haknya
Karena harusnya merekalah yang diperjuangkan
Anak bangsa harapan bangsa
Simbol kebangkitan era globalisasi
Tapi sayang semua terlantar
Semua biaya telah di sia-siakan
Mereka hanya dapat tangan kosong
Ucapan boleh di keluarkan
Jangan lupa untuk dilaksanakan
Kabar boleh di sampaikan
Tapi tolong untuk diingatkan
Biar tidak ada yang terlupakan
Kini anak-anak menatap angkasa
Jangan sampai mereka putus asa
Hanya karena merasa tersiakan
Oleh pemimpin para rakyat
Karena rakyat menggaji mereka
Tolong diingatkan……………………………….


“Sialan ! masa di suruh robah lagi hasil karya tulisku, apa dia pikir gampang menulis dasar manusia tak punya perasaan menyebalkan !!” keluh nassyria sambil berjalan
“Alasan karya tulisku kurang hidup, memangnya tulisan punya nyawa apa !! yang pentingkan inspirasi yang ingin aku sampaikan sudah tersampaikan, memang jadi orang kecil itu tidak menyenangkan banyak kekurangan sana-sini, padahal menurut aku karya tulisku kali ini malah terasa lebih hidup dan makna yang ingin aku sampaikan terlihat jelas pasti gara-gara sindiran pedas untuk pejabat korup makanya di suruh robah dasar editor bodoh tidak mengerti suara hati orang lain.” Ngomel nassyria kembali tanpa henti
Di tengah omelannya itu nassyria di kejutkan oleh sekelompok bocah yang di temuinya kemaren, anak-anak itu sedang mengutip beberapa sampah kering di dekat sebuah gedung sekolah SLTP, beberapa orang diantara mereka terus menatap ke gedung sekolah tersebut sambil mengutip sampah. Nassyria memperhatikan air muka bocah-bocah itu dia bisa merasakan malah mendengar suara jeritan hati anak-anak itu.
“Seandainya orangtuaku punya biaya, aku pasti bisa menjadi salah satu siswa di sekolah ini pasti itu yang saat ini sedang ada dalam benak anak-anak malang itu.” bisik nassyria dalam hatinya.
Nassyria terus memperhatikan anak-anak itu dengan prihatin, lalu tiba-tiba dia datang pelan-pelan mendekati bocah-bocah itu dan menjewer kuping salah satu dari mereka.
“Adaouuww !! sakit !!” Teriaknya histeris
Semua temannya menoleh
“HahH !! orang gila kemaren !!” Teriak mereka serentak
“Sialan, masih ngatain aku gila anak nakal nih rasain dech memang enak dijewer !” Teriak nassyria makin kuat menjewer kuping anak itu.
“Aduuhhhh, sakit !!!” Teriak si anak yang tertangkap
“Hayoo,,,mau kabur lagi, kali ini kalian gak bisa lolos kalau kalian kabur aku gak tanggung sesuatu terjadi pada teman kalian !” Ancam nassyria serius.
Mereka semua diam takut sesuatu terjadi pada temannya
“Bagus, kalian semua ikut aku !” Ucap nassyria melihat mereka terdiam.
Merekapun nurut, nassyria melihat pandangan mereka semua tertuju kearah sekolah tersebut seolah-olah mereka bolos pada jam pelajaran.
“Apa yang sedang kalian lihat ?!” Tanya nassyria
“Gak ada !” Jawab mereka semua malu dan sedih tidak bisa sekolah seperti anak-anak pada umumnya.
Nassyria menyeringai tertawa
“Aku tau apa yang kalian lihat, sekolah itukan ?!” ucap nassyria bertanya sambil menunjuk kearah sekolah tersebut.
“Seandainya aku menjadi salah satu siswa di sekolah itu pasti akan sangat menyenangkan bisa sekolah dan belajar, itu yang ada di dalam hati kaliankan ?!” Tanya nassyria
Semuanya terdiam
Nassyria tertawa kecil lalu melepaskan anak yang di tangkapnya, tapi anak itu sama sekali tidak mencoba untuk kabur.
“Ilmu bisa mengubah seseorang, menjadi jiwa bijaksana dan mulia atau malah menjadi bejat dan tidak bertanggungjawab tapi untuk anak-anak yang tidak mampu seperti kalian ilmu dan pendidikan menjadi dasar untuk kebangkitan.” Ucap nassyria
Anak-anak itu tertegun diam menelan ludahnya mendengar apa yang dikatakan nassyria. Lalu nassyria tersenyum kecil.
“Baiklah siapa yang ingin sekolah ikuti aku yang tidak mau ikut berarti tidak tertarik untuk sekolah.” Ucap nassyria berbalik arah dan terus berjalan.
Anak-anak itu kebingungan dengan ucapan nassyria.
“Dia mau nyekolahin kita dari mana uangnya, dia kelihatan kumuh begitu apa ada uang untuk biaya sekolah kita yang mahal.” Ucap mereka berembuk
“Iya sih tapi kalau dia memang bisa dan kita gak ikut dia kitakan rugi aku ingin sekolah arif.”
“Aku juga ingin sekolah lagi rio tapi apa benar dia bisa.”
“Kalau kita gak ikuti dia kita gak tau.”
“Benar juga ya ?”
“Mana tau ini kesempatan kita untuk bisa sekolah.”
“Iya ya, ayo kita ikuti dia cepat dia sudah jauh meninggalkan kita.”
“Ayo lari kejar kakak aneh itu.”
Merekapun berlari mengejar nassyria, nassyria berhenti mereka ikut berhenti. Nassyria duduk di sebuah bangku penjual siomai, lalu menoleh kearah anak-anak itu dan tersenyum.
“Pak siomainya enam ya.” Ucap nassyria.
“Baik nak.” Ucap si penjual.
Nassyria menoleh lagi kebelakang.
“Ayo kesini, kalian mau makan siomai gak ?” Ajak nassyria
“Mau !” Teriak mereka berlarian mendekati nassyria
Nassyria tertawa melihat anak-anak itu tampak riang gembira. Merekapun makan bersama-sama.
“Kak, apa benar kakak mau menyekolahkan kami ?” Tanya salah satu dari mereka sambil makan.
“Iya kak biaya sekolahkan mahal apa kakak punya uang ?” Sambung yang lainnya bertanya.
Nassyria hanya tersenyum
“Uang tidak ada bisa dicari, minat yang tidak ada susah di bangkitkan kalau kalian benar-benar serius mau sekolah kakak biayai dengan catatan kalian harus jadi murid berprestasi apa kalian bisa ?” Tanya nassyria menyeringai ketawa.
“Bisa !! kami rajin belajar kok, cuma ayah ibu yang tidak punya biaya untuk sekolah kami mereka menyuruh kami kerja untuk membantu biaya hidup keluarga.” Jelas mereka
Ada kesedihan yang terlihat di wajah nassyria mendengar ucapan anak-anak itu, kenapa tidak para orangtua mereka tidak menyadari bahwa sebenarnya setiap anak yang berasal dari keluarga tidak mampu banyak yang memiliki potensi dan kemampuan diatas rata-rata anak dari keluarga yang mampu, tapi semua bakat istimewa dari mereka terkubur dan hilang begitu saja karena ketidak pedulian dan ketidak mampuan orangtua untuk membiayai anak sekolah sangat di sayangkan kepedulian pemerintahpun terhadapa anak-anak seperti ini sangat minim.
“Kakak yakin kalian bisa, kalian punya semangat dan kalian pintar.”
“Tapi kak apa kami bisa jadi anak-anak yang berprestasi, sedangkan kami tidak punya biaya apapun untuk sekolah, orangtua kami lebih senang kami membantu untuk biaya hidup keluarga.” Ucap mereka lesu.
Nassyria tersenyum mendengar kata-kata yang keluar dari mulut anak-anak itu.
“Kalian mau tidak kakak ceritakan sebuah kisah tentang perjuangan seorang anak yang berasal dari keluarga seperti kalian.”
Mereka serentak menatap kearah nassyria.
“Mau kak !” Jawab mereka semangat
“Oke, semoga cerita ini bisa jadi penyemangat kalian, ingat ini adalah kisah nyata.” Peringat nassyria.
“Ceritakan pada kami kak.” Minta mereka.
“Kakak mengenal seseorang yang selalu berusaha mengejar impiannya tanpa pernah merasa putus asa.”
“Kita kembali kebeberapa tahun yang lalu pada saat seorang bocah seusia kalian mencoba memperjuangkan masa depannya yang terkukung dalam garis kemiskinan.”
“Beberapa tahun setelah kemerdekaan republik Indonesia, perekonomian negara sangat buruk begitupun dengan segi kesehatan dan gizi masyarakatnya sangat memprihatinkan, sebagian besar warga negara hidup dalam garis kemiskinan, pendidikan dan hidup teratur juga nyaman hanya menjadi impian masyarakat perekonomian kelas atas. Seorang bocah seusia kalian berusaha semampunya untuk menafkahi keluarganya yang sangat miskin.” Cerita nassyria.
“Dia selalu bertanya pada ayahnya kenapa banyak orang yang kelaparan dan di serang penyakit, si ayah mengatakan buka lebar-lebar matamu nak dan lihatlah bagaimana kemiskinan telah menghancurkan kehidupan rakyat ucapan si ayah sangat mempengaruhi bocah itu dia selalu bertanya pada diri sendiri bagaimana caranya memberantas kemiskinan. Tapi sayang semua hanya impian karena sang ayah tidak pernah memberinya kesempatan untuk belajar, setiap hari bocah itu keluar dari rumah mencari nafkah untuk keluarganya apabila dia pulang tanpa membawa uang atau apapun maka tanpa iba dan rasa kasihan orangtuanya akan menghajarnya habis-habisan.” Cerita nassyria sembari menatap anak-anak di hadapannya satu persatu, mereka mendengarkan cerita nassyria dengan seriusnya.
“Setiap hari bocah itu hanya bisa melihat anak-anak dari kelas atas pergi dan pulang sekolah di jemput oleh kurir dan supir mereka, mereka terlihat begitu bersih begitu tampan dan menawan, si bocah melihat dirinya dunia mereka sangat berbeda itulah yang dia katakan pada dirinya sendiri.”
“Sampai suatu hari dia pergi kedesa lain untuk mencari sisa-sisa padi di sawah hasil panen dikumpulkan lalu dijual meski pendapatannya tidak seberapa yang penting pada saat dia pulang ke rumah ada beberapa rupiah yang dibawa pulang.”
“Disana dia bertemu seorang bapak pemilik sawah tersebut bapak itu bertanya pada bocah tersebut kenapa siang-siang bolong di tengah teriknya matahari dia mengumpulkan padi-padi itu nanti bisa sakit dengan gemetaran dan takut si pemilik sawah memarahinya bocah itupun bercerita pada bapak tersebut tentang dirinya, lalu bapak tersebut mengajaknya pulang kerumahnya.”
“Bocah itu berpikir bahwa bapak tersebut pasti orang kaya raya, begitu dia sampai kerumahnya kondisi si bapak tidak jauh beda dengannya belum lagi bapak tersebut punya 8 orang anak yang masih kecil-kecil, bocah itu makan siang di rumah bapak tersebut apa yang mereka makan semua hasil bercocok tanam sendiri, lalu bapak itu menceritakan pada si bocah bahwa dia seorang guru di sebuah sekolah yang tidak jauh dari rumahnya dan bapak tersebut bertanya pada bocah itu apa dia bersekolah si bocah hanya menggeleng, kemudian bapak itupun menawarkan pada bocah tersebut untuk bersekolah di sekolahnya mengajar dia akan memasukkannya kesekolahnya, bocah itupun melompat-lompat kegirangan karena bisa sekolah lagi.” Nassyria menatap wajah anak-anak itu satu persatu mereka mendengar dengan seksama.
“Tapi jarak sekolah dengan rumah si bocah sangat jauh dia membutuhkan waktu 1 jam lebih untuk sampai ke sekolahnya dan itupun harus dilakukan dengan berjalan kaki karena pada saat itu sama sekali tidak ada transportasi seperti sekarang, jam setengah enam pagi dia harus stand by kesekolahnya agar bisa tepat waktu, si bocah tidak keberatan dia siap semua demi mengejar cita-citanya.” Anak-anak itu tampak tersenyum mendengarnya bersemangat.
“Namun orangtuanya tidak pernah tau kalau dia keluar subuh-subuh untuk pergi sekolah, si bocah tidak mengatakan pada orangtuanya karena dia tau kalau orangtuanya tau mereka tidak akan mengijinkannya karena tidak ada yang akan mencari nafkah untuk mereka, tapi semua ketahuan pada saat si bocah pulang tanpa membawa apa-apa mereka menemukan beberapa buku bacaan yang sudah lusuh yang di sembunyikan si bocah, pada saat itu ayah si bocah menghajarnya habis-habisan sampai si bocah kesakitan dan tidak kuasa untuk melawan dia terpuruk sendiri tanpa seorangpun yang peduli.” Nassyria melihat salah seorang dari bocah itu meneteskan air matanya saat mendegar cerita nassyria seolah-olah hal yang sama juga dialami bocah itu nassyria hanya diam lalu melanjutkan ceritanya.
“Tapi dia tidak menyerah dia terus pergi sekolah dan dia belajar dengan giat lebih giat dari anak-anak lain yang berasal dari keluarga mampu sampai dia menjadi juara kelas malahan juara umum di sekolahnya, tiap perlombaan di sekolah dia selalu ikut kegiatan apapun dia tidak pernah absent dari itu semua orang mulai memandang prestasinya, meski di rumah si bocah selalu dihajar orangtuanya tapi di sekolah dia bisa membuktikan bahwa dia mampu dan dia bisa.” Nassyria melihat wajah bocah-bacah itu kembali bersinar.
“Sampai kenaikan kelas, dia pulang bersama orang yang telah mengajaknya untuk sekolah di tempatnya mengajar, bapak itu menjelaskan semuanya pada orangtua si bocah dan menunjukan semua prestasi si bocah itu pada kedua orangtuanya pada saat itulah orangtua yang awam itu menyadari bahwa ada potensi yang cemerlang pada diri anaknya sejak saat itu dia memberi izin pada anaknya dan mereka tidak melarang si bocah belajar lagi, malahan mereka berusaha membantu anaknya itu untuk bisa belajar lebih giat, ayahnya jadi rajin bekerja agar bisa membeli keperluan si bocah meski ala kadarnya. Si bocah menangis tidak henti-hentinya melihat ayahnya yang kini sudah semakin rajin dan sang ayah begitu bersemangat melihat prestasi yang diukir oleh anaknya.”
“Si bocah tamat sekolah dengan prestasi gemilang pada saat pengambilan rapor orang-orang bertanya dia anak siapa orang tercengang saat melihat dia hanya berasa dari keluarga miskin yang tidak punya apa-apa untuk membeli sebuah bukupun tidak mampu, orangtuanya menangis haru hampir saja mereka menyia-nyiakan anaknya. Lalu si bocah melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, lagi-lagi dia berprestasi malahan prestasinya semakin gemilang dan dia sering ikut perlombaan sampai keluar daerah dan yang lebih mengejutkan sampai dia bisa terbang keluar negeri tanpa mengeluarkan sepersenpun biaya dari sakunya.”
“Wouu kereeeennn !!” Teriak anak-anak itu semangat
“Yang lebih mengejutkan lagi dia sudah mampu membantu orangtuanya, membiayai pendidikan adik-adiknya sehingga perekonomian keluarganya semakin membaik, ayahnya sudah bisa membuka usaha sendiri dan dia bisa berprestasi sampai tingkat international, dan menikmati pendidikan sampai keluar negeri dan semua itu dia peroleh cuma-cuma dengan mengandalkan beasiswa yang diperoleh dari hasil prestasi belajarnya.”
“Dia berhasil meraih kesuksesan sampai sekarang dia sudah menjadi salah seorang pendidik, anak-anak didikannya InsyaAllah berhasil dengan prestasi gemilang begitupun dengan anak-anaknyanya semuanya sukses dan berhasil.”
“Sangat berat perjuangannya dik, apa yang kakak cerita hanya garis besarnya saja kalau kalian dengar sendiri dari orang itu kalian pasti akan menangis terharu. Karena itu jangan kalah dengan kondisi kalian, kalian harus ingat masa depan kalian itu cerah kalian harus memperjuangakannya jangan kalah dengan kemiskinan yang kalian hadapi mengerti.” Perjelas nassyria.
“Iya kak kami mengerti.”
“Ingat kalian orang pertama yang paling berhak atas masa depan kalian, jangan biarkan orang lain menghancurkannya.” Ucap nassyria memberi semangat.
“Iya kak itu benar !” Teriak mereka semangat
“Sekarang katakan pada kakak, selain masalah biaya ada tidak kendala lain yang kalian hadapi ?” Tanya nassyria
Nassyria yakin faktor yang menyebabkan hilangnya masa depan seorang anak bukan hanya masalah biaya pendidikan tapi banyak faktor-faktor lain yang mempergaruhinya, misalnya saja ketidak pedulian orangtua terhadap perkembangan pendidikan anaknya sebanyak apapun biaya yang dikeluarkan orangtua apabila orangtua tidak pandai mengarahkan sianak maka bakat anak-anak yang masih terpendam tidak akan mencuak keluar semua akan terkubur sia-sia, lalu faktor keterbatasan ruang gerak anak, sebagian orangtua suka mengatur setiap gerakan anak semua karena adanya ketidak percayaan orangtua terhadap lingkungan pergaulan anak dan keinginan orangtua untuk menjadikan anak-anaknya sebagai objek untuk mewujudkan semua impiannya jika sesuai dengan keinginan anak tidak akan jadi masalah, namun jika semua tidak sesuai dengan keinginan anak hal itu bisa membuat anak merasa jenuh, stress dan pesismis mereka merasa terkekang dan tidak diberi kebebasan untuk menentukan pilihannya hal seperti itu sering terjadi pada saat ini terutama dari kalangan-kalangan ekonomi menengah keatas di mana orangtua merasa lebih berhak mengatur masa depan anaknya.
Nassyria kembali menatap anak-anak itu.
“Ayo ceritakan pada kakak apa masalah kalian dengan orangtua sampai kalian harus putus sekolah ?” Tanya nassyria
Semua terdiam malu menceritakan masalahnya pada nassyria.
“Ayo ceritakan, bukankah kalian punya semangat untuk maju mana mental baja kalian !” Seru nassyria menyemangati mereka
“Ayah sering memukul arif kalau arif pulang dengan tangan kosong kak.” Cerita arif ada guratan kesedihan di wajahnya.
“Ayah arif kerja apa ?” Tanya nassyria
“Ayah gak punya pekerjaan kak, untuk biaya keluarga arif dan ibu yang mencarinya.” Jelas bocah itu.
Nassyria tersenyum hangat sambil menepuk-nepuk bahu arif
“Jangan sedih, arif masih muda perjalanan hidup arif masih panjang dan masa depan arif masih menunggu arif di depan, InsyaAllah kakak akan coba bicara dengan ayah arif sampai dia mengizinkan arif untuk belajar bagaimana ?”
“Tapi kak kalau ayah marah.”
“Jangan takut, arif akan kembali ke bangku sekolah itu janji kakak.” Ucap nassyria
Arif tersenyum ada keyakinan di hatinya kalau nassyria bisa membantunya
“Iya kak arif percaya pada kakak.”
“Oke yang lainnya apa masalahnya.”
“Kak, rio harus bantu ayah untuk biaya adik-adik rio kalau rio ikut sekolah adik rio harus berhenti seorang kalau tidak ayah tidak akan sanggup membiayai kami bertiga.” Jelas rio
“Pekerjaan ayah rio apa ?” Tanya Nassyria
“Buruh kasar kak, ayah cuma punya uang kalau lagi ada pekerjaan kalau tidak sama sekali tidak ada masukan.” Jelas rio.
“Itu gampang nanti kita lihat apa yang bisa dilakukan ayah rio kalau lagi sepinya pembangunan ok.”
“Yang lain bagaimana ?”
Ketiga bocah itu masih terdiam dan tidak tau harus bicara apa
“Fadil, jecky, alan bagaimana dengan kalian ?” Tanya nassyria
Jecky tidak bisa mengatakan apa-apa atas semua pertanyaan nassyria tanpa sadar air mata menetes di wajah bocah itu dan jecky bergegas lari dari hadapan mereka.
“Jecky, kamu kenapa ?!” Tanya nassyria, tapi bocah itu tidak perduli dia terus berlari meninggalkan mereka.
Nassyria menatap keempat temannya
“Kalian tau apa yang terjadi pada jecky ?” Tanya nassyria penasaran.
“Kak diantara kami berempat mungkin jecky yang paling sengsara, dia jadi pemulung untuk membiayai hidupnya sendiri karena ibunya tidak peduli padanya.” Jelas arif
“Ayahnya bagaimana ?” Tanya nassyria
Semua terdiam tanpa komentar apa-apa.
“Kenapa kalian diam, ayo ceritakan pada kakak kenapa dengan jecky ?”
Semua saling menatap
“Jecky gak punya ayah kak, orang bilang dia anak haram.”
“Astagfirullaah’allazim.” Ngucap nassyria menutup mata sedih
“Tidak ada yang berhak menghujatin dia, dia tidak bersalah anak itu tidak minta dilahirkan semua kesalahan yang di perbuat ibunya tidak pantas dilemparkan pada anaknya, anak itu seperti kertas putih yang mempergaruhi ukiran diatas kertas itu adalah orangtuanya.” Ucap nassyria sedih mendengar cerita tentang jecky dari teman-temannya.
“Bagaimana dengan kalian fadil, alan ?” Tanya nassyria
“Fadil tinggal sama tante kak, tante sama sekali gak ada keinginan untuk membiayai sekolah fadil, tante juga punya anak-anak yang harus di biayai jadi fadil gak mau menyusahkan tante.” Ucap fadil meski sebenarnya dia sangat di musuhi di rumah tantenya.
Nassyria menatap fadil dengan prihatin
“Sabar ya dik.” Ucapnya menyemangati
“Orang tua alan mampu kak untuk membiayai sekolah alan cuma alan kesal sama ayah dan ibu alan, setiap hari alan selalu di bandingin sama adik dan abang juga kakak alan, menurut mereka alan ini paling bodoh dan tidak berguna alan sedih kak makanya alan gak mau sekolah biar mereka pusing sendiri dan kecewa sama alan.” Cerita alan.
Nassyria tertawa dalam hatinya, dia tidak bisa menyalahkan alan seratus persen karena hal seperti yang dialami alan juga salah satu faktor penyebab seorang anak kehilangan masa depannya.
“Oke berhubung semua masalah kalian kakak sudah tau, sekarang kita akan mencari solusi agar kalian bisa kembali duduk di bangku sekolah bagaimana kalian setuju ?!”
“Setuju banget !!” Teriak mereka gembira
Nassyriapun mulai menyusun strategi untuk bisa membujuk orangtua anak-anak itu agar kembali mengijinkan mereka sekolah seperti anak-anak usia mereka yang lain, pastinya semua tidak akan mudah tapi semangat selalu di miliki oleh nassyria. Semoga berhasil teman……Selamat berjuang !!

JALAN HARAPAN

Jalananku masih sepi
Suara bisikan belum terdengar
Langkahku masih panjang
Belum kulalui sehastapun
Aku dengar suara bisikan
Mengajakku menari riang
Dalam sebuah impian
Nyata bisa kuraih
Aku berjalan di jalanan sepi
Hanya suara bisikan halus yang terdengar
Mengajakku makin mendekat
Sampai kulihat setitik cahaya
Di sana ada harapan
Sebuah lambaian tangan memanggil
Mendekat, makin mendekat dan mendekat
Dia berdiri tersenyum memandangku
Tangannya terulur ramah
Mengharap sambutan dariku
Memberi harapan kepadaku
Agar bisa berjalan beriringan

Aku menangis haru
Melihat senyum ramah memandangku
Membawaku berjalan bersama-sama
Menuju jalan penuh harapan
Di sana masa depan menantiku
Dia tersenyum padaku
Melepasku berjalan kesana
Meraih mimpi yang ingin kuraih
Jangan lepaskan tangan kami
Karna kami butuh uluran tanganmu
Jangan siakan kami
Karna kami sangat membutuhkanmu
Kini jalan harapan terbuka lebar
Sinaran cahaya menerangiku
Saatku mampu melepas tangannya
Dia tersenyum padaku mengucap raihlah masa depan kalian anak-anak bangsa……

To Be Continue……………………………………………………………………………………………….








PUISIQU

LAGU KEHIDUPAN

Nyanyian kehidupan ramaikan duniaku
Ketika ku temukan semua nafas kehidupan
Ada kebahagian di sana
Tak kurang pula kulihat duka
Anak-anak berlarian dijalanan
Tertawa riang tiada beban di hatinya
Mereka begitu polos penuh keluguan
Lagu kehidupan penuh syahdu irama indah
Di persimpangan kulihat sosok berdiri
Penuh goretan kelesuan tiada gairah hidup
Dia ingin menangis dalam hari
Namun jiwa berusaha menahannya
Lagu kehidupan penuh emosi hati
Duniaku tak pernah bisa kuraih
Dalam genggaman tangan mungil ini
Duniaku terlalu fana
Tak cukup waktuku nikmati dirimu
Lagu kehidupan terus berjanji
Janji kematian tak juga terlaksana
Ketika jiwa terus meratapi kehidupan
Waktuku berkurang setiap saat
Di sana kudengar sebuah irama
Menetramkan kalbu yang kini lelah
Ketika langkahku terhenti di suatu tempat
Rumah Tuhan tempat persinggahanku
Lagu kehidupan terdengar syahdu
Menenangkan jiwa yang terpuruk
Menambah kebahagiaan yang terjadi
Kulihat mereka penuh senyum bahagia
Lagu kehidupan
Dendangkan sebuah syair tukku
Agar kudapat mendengarkan
Suara kehidupan yang terus berteriak
Lagu kehidupan
Takkan berhenti hari ini
Kan terus mendendangkan syairnya
Penuh suka cita dan rasa haru
DESEMBER MENANGIS

Kusapa pagi hari penuh riang
Ketika kudengar alunan ayat suci dikala subuh
Mengajakku bangun tuk tunaikan ibadah
Ketika mata terlelap dalam mimpi
Kaki melangkah bangun mengejar subuh
Cerahnya pagi membuatku tersenyum
Ketika sang fajar menyibak tirai kegelapan
Saat sang surya kembali menyapa
Malu-malu dengan sinaran cahaya penuh kehangatan
Akupun menjelang pagi hari ini
Ketika cerahnya sang pagi
Ketika hangatnya sinaran sang surya
Ketika wajah-wajah dipenuhi senyuman
Ketika liburan terasa menyenangkan
Ketika itu bencana melanda
Gempa melanda negeriku tercinta
Tsunami datang tanpa kabar
Menghantam apapun yang menghadang
Tanpa daya manusia tuk melawan
Negeriku menangis dalam duka
Kulihat jiwa-jiwa terluka
Suara tangisan mengusik batinku
Ketakutan terlukis di wajah-wajah
Dimanakah tempat kini mengadu
Ketika desember menangis pilu
Anak-anak berteriak kesakitan
Tiada daya mereka tuk mengadu
Jiwa-jiwa terkoncar kancir
Kebingungan dalam duka tiada ujung
Lelah sudah perjalanan waktu
Kini desember menangis
Tangisan tiada henti mengusik jiwa
Tubuh rentan dalam duka
Tersisa puing-puing kehancuran
Ketika bencana datang menerpa
Desemberpun menangis…………….
By : Fitrie
SUARA ALAM

Gema memecah sunyi
Raungan terdengar lirih
Teriakan tiada terhenti
Suara-suara terus berbunyi
Hujan turun tanpa henti
Panas terus membakar
Angin berhembus kencang
Semua berteriak tanpa henti
Alam berteriak
Ditengah kelamnya matahati
Alam menangis
Disaat-saat waktu kritis
Alam tertawa
Menertawakan jiwa-jiwa yang rapuh
Alam berduka
Melihat insan tak jua tersadar
Kini lautan bergemuruh
Sampaikan amarah tiada kendali
Kini sang surya bersinar terik
Bakar semua ego yang kian memuncak
Kini angin berhembus kencang
Hancurkan segala kesombongan pada diri
Kini hujan turun tanpa henti
Bersihkan noda kotori bumi
Suara alam memanggil
Jiwa insan yang makin rapuh
Suara alam memanggil
Tuk sadarkan insan yang khilaf
Tiada peka jiwa insan
Tak mampu baca isyarat alam
Tetapi alam terus bersuara
Memanggil insan tuk sadar
Suara alam berteriak
Terus berteriak
Tiada henti berteriak
Akan berteriak sampai akhir
By : Fitrie
DETIK WAKTU BERLALU

Sehelai daun terjatuh
Menyentuh sang bumi
Setetes air hujan basahi bumi
Sejukkan kehidupan sepanjang hari
Detik waktu t’lah berlalu
Sisakan kenangan tuk dikenang
Sebuah kisah t’lah berakhir
Waktu t’lah tiba tuk kisah baru
Langkah tak terhenti disatu sisi
Perjalanan masih panjang tuk lalui
Kewajiban masih harus dilaksanakan
Sebelum detik waktu berakhir
Jarum jam terus berputar
Melintasi tiap waktu
Masa terus berganti
Takkan mungkin terulang kembali
Langkah terus menapaki
Tiap kisah yang menyapa
Demi waktu yang tersinggah
Detik waktu yang t’lah berlalu

ADA DUKA DI BALIK SENYUMMU

Canda s’lalu kulihat
Semua kelucuan kau tunjukkan
Tuk harapkan satu tawaku
Hingga diriku ceria kembali
Kala kisah duka ku ceritakan
S’gala usahamu kembalikan sukaku
Kala tangis hampir basahi pipiku
Kudengar suaramu tenangkan diriku
Kau s’lalu memberiku senyum
Tanpa imbalan apapun jua
Kau s’lalu menyayangiku
Tanpa pernah hiraukan dirimu
Dukaku dukamu
Seolah menyatu bersama
Candaku candamu
Begitu besar artinya bagimu
Namun semua tak sama bagiku
Dukamu tak pernah jadi dukaku
Sedihmu tak pernah jadi bagian diriku
Betapaku kejam padamu
Senyum kau tunjukkan padaku
Berusaha memikat tawaku
Tanpa pernah ku menyadari
Ada duka di balik senyummu
Kini kubertanya pada diri
Akankah senyum itu hilang ?
Menghilang takkan kembali
Sampai aku sesali diri