Kamis, Juli 03, 2008

Cerita bersambung
Karya: Fitri Maisarah
Judul: Mengejar Mimpi

Episode1. Mimpi yang tertunda

Ash-shalaatu khairum minan-nauum, ash-shaalatu khairum minan-nauum……
“Shadaqta wa bararta wa anaa ‘alaa dzaalika minasy-syaahidiin” Jawab nassyria bergegas bersiap-siap untuk subuh, seorang wanita dewasa berusia 26 tahun sigle dan penulis novel amatiran. Kehidupan nassyria terlihat biasa-biasa saja entah kapan dia bisa menjadi novelis terkenal, kegemarannya menulis terlihat seperti main-main ketenaran yang dikejar penulis pada umumnya sama sekali tidak menjadi tujuan penulisannya. Teman terdekatnya menjadi heran dengan wanita ini mereka tidak mengerti apa yang sedang dipikirkan nassyria, kehidupannya begitu cuek dan jauh dari keramaian dia lebih suka menyendiri ketempat-tempat kumuh dan pedesaan itulah sosok nassyria penulis amatiran yang tak akan pernah menjadi terkenal. Meski begitu beberapa karya tulisnya pernah di muat di beberapa media dan dia pernah menerbitkan beberapa novel meski para pembacanya tidak begitu tertarik dengan hasil karya tulis nassyria yang lebih suka menulis mengenai kehidupan ekonomi kelas bawah.
Nassyria duduk menyendiri di sebuah kali pandangannya terus menatap kali tersebut yang kotor penuh tumpukan sampah dengan sorot mata cuek pemandangan seperti dihadapannya bukan hal baru buat dirinya, beberapa bentuk garis sudah terlukis di buku sketnya mengenai bentuk sungai itu. Beberapa anak usia sekolah sedang memungut sampah di sekitar sungai itu merekalah “Pemulung sampah cilik”, nassyria menoleh kearah bocah-bocah itu diapun meletakkan buku gambarnya dan mendekati bocah-bocah itu dengan ramah dia berkata.
“Apa kalian butuh pekerja baru, kakak pengangguran yang butuh kerjaan.” Ucapnya sambil tersenyum ramah.
Anak-anak itu menatap aneh kearah nassyria, mereka berpikir bahwa nassyria pastilah orang gila. Tanpa kompromi anak-anak itupun kabur dari hadapan nassyria.
“Orang gila ayo kita kabur !” Teriak mereka histeris
“Hei kok pada kabur sih, kakak ini bukan orang gila tau enak saja ngatain orang orang gila dasar gak punya sopan santun anak-anak jaman sekarang gak punya etika sudah gak bisa menghormati orangtua.” Cetus nassyria kesal
“Lihat saja nanti kalau ketemu kalian lagi, akan aku hajar kalian biar tau diri dasar bocah ingusan !” Teriaknya kesal.
Nassyria kembali melukis sketsa kali yang ada di hadapannya.
“Seribu, dua ribu, enam ribu, tujuh ribu akhh !!” Teriak nassyria sambil menghitung-hitung sisa uangnya.
“Tujuh ribu lagi, cukup untuk makan sehari lagi !”
“Nasib-nasib karyaku juga belum di publikasi benar-benar edan !” ngerocosnya sambil berjalan lemas pulang ke rumah kotrakannya.
Rumah reyot sana-sini bolong harga sewa murah itulah istananya.
“Uang listrik belum bayar lagi, sempat diputusin listriknya sama koruptor PLN bisa gawat darurat.”
“Listrik bayar harus tepat waktu, listrik bentar-bentar mati dasar manusia otak udang di kepalanya cuma ada uang dan keuntungan jadi maling sana-sini.” Ketusnya tajam
Di tengah perjalanannya kerumah nassyria menghentikan langkahnya, pandangannya tersita kearah beberapa orang anak yang sedang menghitung beberapa rupiah uang, pelan-pelan nassyria mendekati bocah-bocah itu lalu….
“Greepp !!!” di tariknya lengan bocah-bocah itu dengan kuat
“Hahh !!! orang gila tadi !!!” Teriak mereka histeris mencoba kabur
“Sialan masih juga ngatain aku orang gila, huh mau kabur kemana hah !!”
“Kalau berani kabur ku hajar teman-teman kalian, ayo silahkan kabur !!” teriak nassyria pada beberapa anak-anak yang siap-siap untuk kabur.
“Lepaskan kami orang gila !!” Teriak mereka histeris
“Lepaskan teman-teman kami !!” Teriak anak-anak yang tidak tertangkap
“Huh, jangan mimpi ya kalian, ayo semua ikut aku kalau kalian mau teman kalian selamat.” Ancam nassyria.
Mereka semua menjadi histeris dan panik
“Kami mau di bawa kemana !! lepaskan !!!” Teriak mereka
“Lepaskan teman kami !!” Teriak teman-teman mereka
“Lepaskan !!!” teriak mereka semua panik
Saking paniknya
“Krauukk !!”
“Adoouuw !!” teriak nassyria salah seorang dari anak yang di pegangnya menggigit tangannya. Hingga mereka lepas dari pengangan tangannya.
“Kabur !!” teriak mereka lari plontang planting.
“Kurang ajar beraninya mereka menggigit tanganku !!”
“ Aduuhhh sakitnya !!” Nassyria mengibas-ngibas tangannya yang tergigit.
Begitu dilihatnya bentuk gigi si penggigit terlihat jelas di tangannya, nassyria mengangkat tanggannya lalu meniupnya untuk menghilangkan rasa nyeri.
“Ukhh !! Bau !! dasar bocah-bocah sialan gak sikat gigi !!” teriaknya lari secepatnya kedalam dan mencuci tangannya dengan bersih.
“Awas saja kalian kalau ketangkap lagi, toh aku sudah tau di mana rumah kalian, anak-anak nakal seperti itu mending di jual saja keluar negeri biar kapok.” Ketusnya kembali.


PENJUAL MIMPI

Alamku berteriak keras
Menangis dalam ratapan pilu
Menghadapi beban yang kian berat
Ulah manusia tak tau diri
Sampah berserakan di mana-mana
Kotori tubuh sang bumi yang gersang
Bau tersebar di seluruh penjuru
Menyebar penyakit yang tak sedikit
Alamku menangis
Tangisi kebodohan manusia
Alamku berteriak keras
Teriakkan tak pernah terdegar hati manusia
Anak-anak terlunta-lunta
Mengais sampah yang mengering
Demi satu rupiah uang
Menghidupi diri dalam garis kemiskinan
Di manakah keadilan yang diangungkan
Jika mata sanggup menatap pemandangan ini
Di manakah peraturan yang dibuat
Jika ternyata semua kepalsuan
Mereka di sana tertawa bahagia
Mereka di sini menangis pilu
Mereka di sana bersenang-senang
Mereka di sini menderita
Aku melihat betapa mereka tiada jiwa
Semua telah hancur dalam binasa
Menjual diri pada kehancuran
Merekalah pemimpin kehancuran
Berteriak dalam dusta
Berkata dalam kepalsuan
Menjual mimpi tak berarti
Hanya untuk mengejar kedudukan
Merekalah para perusak
Perusak bangsa tak bertanggungjawab
Hidup hanya dalam kemunafikan
Menjual mimpi kepada rakyat
Para pejual mimpi
Mimpi buruk seumur hidup…………!

HARAPAN BANGSA

Mereka polos penuh keluguan
Mereka tak mengerti apa arti hidupnya
Jalanan mereka buntu tanpa sang pembimbing
Masa depan mereka hancur tanpa ada kepedulian
Bacalah sebuah peraturan
Di buat untuk dilaksanakan
Namun ternyata disia-siakan
Mereka yang tercantum di sana
Anak-anak harapan bangsa
Aku melihat mereka tersia-siakan
Aku melihat mereka kehilangan arah
Aku melihat masa depan mereka jadi permainan
Tersiakan tanpa berarti apa-apa
Tunas bangsa belumlah berkuncup
Mereka tiada menuntun
Karena mereka tak pernah tau hak mereka di korup
Mereka tak pernah memperjuangkan haknya
Karena harusnya merekalah yang diperjuangkan
Anak bangsa harapan bangsa
Simbol kebangkitan era globalisasi
Tapi sayang semua terlantar
Semua biaya telah di sia-siakan
Mereka hanya dapat tangan kosong
Ucapan boleh di keluarkan
Jangan lupa untuk dilaksanakan
Kabar boleh di sampaikan
Tapi tolong untuk diingatkan
Biar tidak ada yang terlupakan
Kini anak-anak menatap angkasa
Jangan sampai mereka putus asa
Hanya karena merasa tersiakan
Oleh pemimpin para rakyat
Karena rakyat menggaji mereka
Tolong diingatkan……………………………….


“Sialan ! masa di suruh robah lagi hasil karya tulisku, apa dia pikir gampang menulis dasar manusia tak punya perasaan menyebalkan !!” keluh nassyria sambil berjalan
“Alasan karya tulisku kurang hidup, memangnya tulisan punya nyawa apa !! yang pentingkan inspirasi yang ingin aku sampaikan sudah tersampaikan, memang jadi orang kecil itu tidak menyenangkan banyak kekurangan sana-sini, padahal menurut aku karya tulisku kali ini malah terasa lebih hidup dan makna yang ingin aku sampaikan terlihat jelas pasti gara-gara sindiran pedas untuk pejabat korup makanya di suruh robah dasar editor bodoh tidak mengerti suara hati orang lain.” Ngomel nassyria kembali tanpa henti
Di tengah omelannya itu nassyria di kejutkan oleh sekelompok bocah yang di temuinya kemaren, anak-anak itu sedang mengutip beberapa sampah kering di dekat sebuah gedung sekolah SLTP, beberapa orang diantara mereka terus menatap ke gedung sekolah tersebut sambil mengutip sampah. Nassyria memperhatikan air muka bocah-bocah itu dia bisa merasakan malah mendengar suara jeritan hati anak-anak itu.
“Seandainya orangtuaku punya biaya, aku pasti bisa menjadi salah satu siswa di sekolah ini pasti itu yang saat ini sedang ada dalam benak anak-anak malang itu.” bisik nassyria dalam hatinya.
Nassyria terus memperhatikan anak-anak itu dengan prihatin, lalu tiba-tiba dia datang pelan-pelan mendekati bocah-bocah itu dan menjewer kuping salah satu dari mereka.
“Adaouuww !! sakit !!” Teriaknya histeris
Semua temannya menoleh
“HahH !! orang gila kemaren !!” Teriak mereka serentak
“Sialan, masih ngatain aku gila anak nakal nih rasain dech memang enak dijewer !” Teriak nassyria makin kuat menjewer kuping anak itu.
“Aduuhhhh, sakit !!!” Teriak si anak yang tertangkap
“Hayoo,,,mau kabur lagi, kali ini kalian gak bisa lolos kalau kalian kabur aku gak tanggung sesuatu terjadi pada teman kalian !” Ancam nassyria serius.
Mereka semua diam takut sesuatu terjadi pada temannya
“Bagus, kalian semua ikut aku !” Ucap nassyria melihat mereka terdiam.
Merekapun nurut, nassyria melihat pandangan mereka semua tertuju kearah sekolah tersebut seolah-olah mereka bolos pada jam pelajaran.
“Apa yang sedang kalian lihat ?!” Tanya nassyria
“Gak ada !” Jawab mereka semua malu dan sedih tidak bisa sekolah seperti anak-anak pada umumnya.
Nassyria menyeringai tertawa
“Aku tau apa yang kalian lihat, sekolah itukan ?!” ucap nassyria bertanya sambil menunjuk kearah sekolah tersebut.
“Seandainya aku menjadi salah satu siswa di sekolah itu pasti akan sangat menyenangkan bisa sekolah dan belajar, itu yang ada di dalam hati kaliankan ?!” Tanya nassyria
Semuanya terdiam
Nassyria tertawa kecil lalu melepaskan anak yang di tangkapnya, tapi anak itu sama sekali tidak mencoba untuk kabur.
“Ilmu bisa mengubah seseorang, menjadi jiwa bijaksana dan mulia atau malah menjadi bejat dan tidak bertanggungjawab tapi untuk anak-anak yang tidak mampu seperti kalian ilmu dan pendidikan menjadi dasar untuk kebangkitan.” Ucap nassyria
Anak-anak itu tertegun diam menelan ludahnya mendengar apa yang dikatakan nassyria. Lalu nassyria tersenyum kecil.
“Baiklah siapa yang ingin sekolah ikuti aku yang tidak mau ikut berarti tidak tertarik untuk sekolah.” Ucap nassyria berbalik arah dan terus berjalan.
Anak-anak itu kebingungan dengan ucapan nassyria.
“Dia mau nyekolahin kita dari mana uangnya, dia kelihatan kumuh begitu apa ada uang untuk biaya sekolah kita yang mahal.” Ucap mereka berembuk
“Iya sih tapi kalau dia memang bisa dan kita gak ikut dia kitakan rugi aku ingin sekolah arif.”
“Aku juga ingin sekolah lagi rio tapi apa benar dia bisa.”
“Kalau kita gak ikuti dia kita gak tau.”
“Benar juga ya ?”
“Mana tau ini kesempatan kita untuk bisa sekolah.”
“Iya ya, ayo kita ikuti dia cepat dia sudah jauh meninggalkan kita.”
“Ayo lari kejar kakak aneh itu.”
Merekapun berlari mengejar nassyria, nassyria berhenti mereka ikut berhenti. Nassyria duduk di sebuah bangku penjual siomai, lalu menoleh kearah anak-anak itu dan tersenyum.
“Pak siomainya enam ya.” Ucap nassyria.
“Baik nak.” Ucap si penjual.
Nassyria menoleh lagi kebelakang.
“Ayo kesini, kalian mau makan siomai gak ?” Ajak nassyria
“Mau !” Teriak mereka berlarian mendekati nassyria
Nassyria tertawa melihat anak-anak itu tampak riang gembira. Merekapun makan bersama-sama.
“Kak, apa benar kakak mau menyekolahkan kami ?” Tanya salah satu dari mereka sambil makan.
“Iya kak biaya sekolahkan mahal apa kakak punya uang ?” Sambung yang lainnya bertanya.
Nassyria hanya tersenyum
“Uang tidak ada bisa dicari, minat yang tidak ada susah di bangkitkan kalau kalian benar-benar serius mau sekolah kakak biayai dengan catatan kalian harus jadi murid berprestasi apa kalian bisa ?” Tanya nassyria menyeringai ketawa.
“Bisa !! kami rajin belajar kok, cuma ayah ibu yang tidak punya biaya untuk sekolah kami mereka menyuruh kami kerja untuk membantu biaya hidup keluarga.” Jelas mereka
Ada kesedihan yang terlihat di wajah nassyria mendengar ucapan anak-anak itu, kenapa tidak para orangtua mereka tidak menyadari bahwa sebenarnya setiap anak yang berasal dari keluarga tidak mampu banyak yang memiliki potensi dan kemampuan diatas rata-rata anak dari keluarga yang mampu, tapi semua bakat istimewa dari mereka terkubur dan hilang begitu saja karena ketidak pedulian dan ketidak mampuan orangtua untuk membiayai anak sekolah sangat di sayangkan kepedulian pemerintahpun terhadapa anak-anak seperti ini sangat minim.
“Kakak yakin kalian bisa, kalian punya semangat dan kalian pintar.”
“Tapi kak apa kami bisa jadi anak-anak yang berprestasi, sedangkan kami tidak punya biaya apapun untuk sekolah, orangtua kami lebih senang kami membantu untuk biaya hidup keluarga.” Ucap mereka lesu.
Nassyria tersenyum mendengar kata-kata yang keluar dari mulut anak-anak itu.
“Kalian mau tidak kakak ceritakan sebuah kisah tentang perjuangan seorang anak yang berasal dari keluarga seperti kalian.”
Mereka serentak menatap kearah nassyria.
“Mau kak !” Jawab mereka semangat
“Oke, semoga cerita ini bisa jadi penyemangat kalian, ingat ini adalah kisah nyata.” Peringat nassyria.
“Ceritakan pada kami kak.” Minta mereka.
“Kakak mengenal seseorang yang selalu berusaha mengejar impiannya tanpa pernah merasa putus asa.”
“Kita kembali kebeberapa tahun yang lalu pada saat seorang bocah seusia kalian mencoba memperjuangkan masa depannya yang terkukung dalam garis kemiskinan.”
“Beberapa tahun setelah kemerdekaan republik Indonesia, perekonomian negara sangat buruk begitupun dengan segi kesehatan dan gizi masyarakatnya sangat memprihatinkan, sebagian besar warga negara hidup dalam garis kemiskinan, pendidikan dan hidup teratur juga nyaman hanya menjadi impian masyarakat perekonomian kelas atas. Seorang bocah seusia kalian berusaha semampunya untuk menafkahi keluarganya yang sangat miskin.” Cerita nassyria.
“Dia selalu bertanya pada ayahnya kenapa banyak orang yang kelaparan dan di serang penyakit, si ayah mengatakan buka lebar-lebar matamu nak dan lihatlah bagaimana kemiskinan telah menghancurkan kehidupan rakyat ucapan si ayah sangat mempengaruhi bocah itu dia selalu bertanya pada diri sendiri bagaimana caranya memberantas kemiskinan. Tapi sayang semua hanya impian karena sang ayah tidak pernah memberinya kesempatan untuk belajar, setiap hari bocah itu keluar dari rumah mencari nafkah untuk keluarganya apabila dia pulang tanpa membawa uang atau apapun maka tanpa iba dan rasa kasihan orangtuanya akan menghajarnya habis-habisan.” Cerita nassyria sembari menatap anak-anak di hadapannya satu persatu, mereka mendengarkan cerita nassyria dengan seriusnya.
“Setiap hari bocah itu hanya bisa melihat anak-anak dari kelas atas pergi dan pulang sekolah di jemput oleh kurir dan supir mereka, mereka terlihat begitu bersih begitu tampan dan menawan, si bocah melihat dirinya dunia mereka sangat berbeda itulah yang dia katakan pada dirinya sendiri.”
“Sampai suatu hari dia pergi kedesa lain untuk mencari sisa-sisa padi di sawah hasil panen dikumpulkan lalu dijual meski pendapatannya tidak seberapa yang penting pada saat dia pulang ke rumah ada beberapa rupiah yang dibawa pulang.”
“Disana dia bertemu seorang bapak pemilik sawah tersebut bapak itu bertanya pada bocah tersebut kenapa siang-siang bolong di tengah teriknya matahari dia mengumpulkan padi-padi itu nanti bisa sakit dengan gemetaran dan takut si pemilik sawah memarahinya bocah itupun bercerita pada bapak tersebut tentang dirinya, lalu bapak tersebut mengajaknya pulang kerumahnya.”
“Bocah itu berpikir bahwa bapak tersebut pasti orang kaya raya, begitu dia sampai kerumahnya kondisi si bapak tidak jauh beda dengannya belum lagi bapak tersebut punya 8 orang anak yang masih kecil-kecil, bocah itu makan siang di rumah bapak tersebut apa yang mereka makan semua hasil bercocok tanam sendiri, lalu bapak itu menceritakan pada si bocah bahwa dia seorang guru di sebuah sekolah yang tidak jauh dari rumahnya dan bapak tersebut bertanya pada bocah itu apa dia bersekolah si bocah hanya menggeleng, kemudian bapak itupun menawarkan pada bocah tersebut untuk bersekolah di sekolahnya mengajar dia akan memasukkannya kesekolahnya, bocah itupun melompat-lompat kegirangan karena bisa sekolah lagi.” Nassyria menatap wajah anak-anak itu satu persatu mereka mendengar dengan seksama.
“Tapi jarak sekolah dengan rumah si bocah sangat jauh dia membutuhkan waktu 1 jam lebih untuk sampai ke sekolahnya dan itupun harus dilakukan dengan berjalan kaki karena pada saat itu sama sekali tidak ada transportasi seperti sekarang, jam setengah enam pagi dia harus stand by kesekolahnya agar bisa tepat waktu, si bocah tidak keberatan dia siap semua demi mengejar cita-citanya.” Anak-anak itu tampak tersenyum mendengarnya bersemangat.
“Namun orangtuanya tidak pernah tau kalau dia keluar subuh-subuh untuk pergi sekolah, si bocah tidak mengatakan pada orangtuanya karena dia tau kalau orangtuanya tau mereka tidak akan mengijinkannya karena tidak ada yang akan mencari nafkah untuk mereka, tapi semua ketahuan pada saat si bocah pulang tanpa membawa apa-apa mereka menemukan beberapa buku bacaan yang sudah lusuh yang di sembunyikan si bocah, pada saat itu ayah si bocah menghajarnya habis-habisan sampai si bocah kesakitan dan tidak kuasa untuk melawan dia terpuruk sendiri tanpa seorangpun yang peduli.” Nassyria melihat salah seorang dari bocah itu meneteskan air matanya saat mendegar cerita nassyria seolah-olah hal yang sama juga dialami bocah itu nassyria hanya diam lalu melanjutkan ceritanya.
“Tapi dia tidak menyerah dia terus pergi sekolah dan dia belajar dengan giat lebih giat dari anak-anak lain yang berasal dari keluarga mampu sampai dia menjadi juara kelas malahan juara umum di sekolahnya, tiap perlombaan di sekolah dia selalu ikut kegiatan apapun dia tidak pernah absent dari itu semua orang mulai memandang prestasinya, meski di rumah si bocah selalu dihajar orangtuanya tapi di sekolah dia bisa membuktikan bahwa dia mampu dan dia bisa.” Nassyria melihat wajah bocah-bacah itu kembali bersinar.
“Sampai kenaikan kelas, dia pulang bersama orang yang telah mengajaknya untuk sekolah di tempatnya mengajar, bapak itu menjelaskan semuanya pada orangtua si bocah dan menunjukan semua prestasi si bocah itu pada kedua orangtuanya pada saat itulah orangtua yang awam itu menyadari bahwa ada potensi yang cemerlang pada diri anaknya sejak saat itu dia memberi izin pada anaknya dan mereka tidak melarang si bocah belajar lagi, malahan mereka berusaha membantu anaknya itu untuk bisa belajar lebih giat, ayahnya jadi rajin bekerja agar bisa membeli keperluan si bocah meski ala kadarnya. Si bocah menangis tidak henti-hentinya melihat ayahnya yang kini sudah semakin rajin dan sang ayah begitu bersemangat melihat prestasi yang diukir oleh anaknya.”
“Si bocah tamat sekolah dengan prestasi gemilang pada saat pengambilan rapor orang-orang bertanya dia anak siapa orang tercengang saat melihat dia hanya berasa dari keluarga miskin yang tidak punya apa-apa untuk membeli sebuah bukupun tidak mampu, orangtuanya menangis haru hampir saja mereka menyia-nyiakan anaknya. Lalu si bocah melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, lagi-lagi dia berprestasi malahan prestasinya semakin gemilang dan dia sering ikut perlombaan sampai keluar daerah dan yang lebih mengejutkan sampai dia bisa terbang keluar negeri tanpa mengeluarkan sepersenpun biaya dari sakunya.”
“Wouu kereeeennn !!” Teriak anak-anak itu semangat
“Yang lebih mengejutkan lagi dia sudah mampu membantu orangtuanya, membiayai pendidikan adik-adiknya sehingga perekonomian keluarganya semakin membaik, ayahnya sudah bisa membuka usaha sendiri dan dia bisa berprestasi sampai tingkat international, dan menikmati pendidikan sampai keluar negeri dan semua itu dia peroleh cuma-cuma dengan mengandalkan beasiswa yang diperoleh dari hasil prestasi belajarnya.”
“Dia berhasil meraih kesuksesan sampai sekarang dia sudah menjadi salah seorang pendidik, anak-anak didikannya InsyaAllah berhasil dengan prestasi gemilang begitupun dengan anak-anaknyanya semuanya sukses dan berhasil.”
“Sangat berat perjuangannya dik, apa yang kakak cerita hanya garis besarnya saja kalau kalian dengar sendiri dari orang itu kalian pasti akan menangis terharu. Karena itu jangan kalah dengan kondisi kalian, kalian harus ingat masa depan kalian itu cerah kalian harus memperjuangakannya jangan kalah dengan kemiskinan yang kalian hadapi mengerti.” Perjelas nassyria.
“Iya kak kami mengerti.”
“Ingat kalian orang pertama yang paling berhak atas masa depan kalian, jangan biarkan orang lain menghancurkannya.” Ucap nassyria memberi semangat.
“Iya kak itu benar !” Teriak mereka semangat
“Sekarang katakan pada kakak, selain masalah biaya ada tidak kendala lain yang kalian hadapi ?” Tanya nassyria
Nassyria yakin faktor yang menyebabkan hilangnya masa depan seorang anak bukan hanya masalah biaya pendidikan tapi banyak faktor-faktor lain yang mempergaruhinya, misalnya saja ketidak pedulian orangtua terhadap perkembangan pendidikan anaknya sebanyak apapun biaya yang dikeluarkan orangtua apabila orangtua tidak pandai mengarahkan sianak maka bakat anak-anak yang masih terpendam tidak akan mencuak keluar semua akan terkubur sia-sia, lalu faktor keterbatasan ruang gerak anak, sebagian orangtua suka mengatur setiap gerakan anak semua karena adanya ketidak percayaan orangtua terhadap lingkungan pergaulan anak dan keinginan orangtua untuk menjadikan anak-anaknya sebagai objek untuk mewujudkan semua impiannya jika sesuai dengan keinginan anak tidak akan jadi masalah, namun jika semua tidak sesuai dengan keinginan anak hal itu bisa membuat anak merasa jenuh, stress dan pesismis mereka merasa terkekang dan tidak diberi kebebasan untuk menentukan pilihannya hal seperti itu sering terjadi pada saat ini terutama dari kalangan-kalangan ekonomi menengah keatas di mana orangtua merasa lebih berhak mengatur masa depan anaknya.
Nassyria kembali menatap anak-anak itu.
“Ayo ceritakan pada kakak apa masalah kalian dengan orangtua sampai kalian harus putus sekolah ?” Tanya nassyria
Semua terdiam malu menceritakan masalahnya pada nassyria.
“Ayo ceritakan, bukankah kalian punya semangat untuk maju mana mental baja kalian !” Seru nassyria menyemangati mereka
“Ayah sering memukul arif kalau arif pulang dengan tangan kosong kak.” Cerita arif ada guratan kesedihan di wajahnya.
“Ayah arif kerja apa ?” Tanya nassyria
“Ayah gak punya pekerjaan kak, untuk biaya keluarga arif dan ibu yang mencarinya.” Jelas bocah itu.
Nassyria tersenyum hangat sambil menepuk-nepuk bahu arif
“Jangan sedih, arif masih muda perjalanan hidup arif masih panjang dan masa depan arif masih menunggu arif di depan, InsyaAllah kakak akan coba bicara dengan ayah arif sampai dia mengizinkan arif untuk belajar bagaimana ?”
“Tapi kak kalau ayah marah.”
“Jangan takut, arif akan kembali ke bangku sekolah itu janji kakak.” Ucap nassyria
Arif tersenyum ada keyakinan di hatinya kalau nassyria bisa membantunya
“Iya kak arif percaya pada kakak.”
“Oke yang lainnya apa masalahnya.”
“Kak, rio harus bantu ayah untuk biaya adik-adik rio kalau rio ikut sekolah adik rio harus berhenti seorang kalau tidak ayah tidak akan sanggup membiayai kami bertiga.” Jelas rio
“Pekerjaan ayah rio apa ?” Tanya Nassyria
“Buruh kasar kak, ayah cuma punya uang kalau lagi ada pekerjaan kalau tidak sama sekali tidak ada masukan.” Jelas rio.
“Itu gampang nanti kita lihat apa yang bisa dilakukan ayah rio kalau lagi sepinya pembangunan ok.”
“Yang lain bagaimana ?”
Ketiga bocah itu masih terdiam dan tidak tau harus bicara apa
“Fadil, jecky, alan bagaimana dengan kalian ?” Tanya nassyria
Jecky tidak bisa mengatakan apa-apa atas semua pertanyaan nassyria tanpa sadar air mata menetes di wajah bocah itu dan jecky bergegas lari dari hadapan mereka.
“Jecky, kamu kenapa ?!” Tanya nassyria, tapi bocah itu tidak perduli dia terus berlari meninggalkan mereka.
Nassyria menatap keempat temannya
“Kalian tau apa yang terjadi pada jecky ?” Tanya nassyria penasaran.
“Kak diantara kami berempat mungkin jecky yang paling sengsara, dia jadi pemulung untuk membiayai hidupnya sendiri karena ibunya tidak peduli padanya.” Jelas arif
“Ayahnya bagaimana ?” Tanya nassyria
Semua terdiam tanpa komentar apa-apa.
“Kenapa kalian diam, ayo ceritakan pada kakak kenapa dengan jecky ?”
Semua saling menatap
“Jecky gak punya ayah kak, orang bilang dia anak haram.”
“Astagfirullaah’allazim.” Ngucap nassyria menutup mata sedih
“Tidak ada yang berhak menghujatin dia, dia tidak bersalah anak itu tidak minta dilahirkan semua kesalahan yang di perbuat ibunya tidak pantas dilemparkan pada anaknya, anak itu seperti kertas putih yang mempergaruhi ukiran diatas kertas itu adalah orangtuanya.” Ucap nassyria sedih mendengar cerita tentang jecky dari teman-temannya.
“Bagaimana dengan kalian fadil, alan ?” Tanya nassyria
“Fadil tinggal sama tante kak, tante sama sekali gak ada keinginan untuk membiayai sekolah fadil, tante juga punya anak-anak yang harus di biayai jadi fadil gak mau menyusahkan tante.” Ucap fadil meski sebenarnya dia sangat di musuhi di rumah tantenya.
Nassyria menatap fadil dengan prihatin
“Sabar ya dik.” Ucapnya menyemangati
“Orang tua alan mampu kak untuk membiayai sekolah alan cuma alan kesal sama ayah dan ibu alan, setiap hari alan selalu di bandingin sama adik dan abang juga kakak alan, menurut mereka alan ini paling bodoh dan tidak berguna alan sedih kak makanya alan gak mau sekolah biar mereka pusing sendiri dan kecewa sama alan.” Cerita alan.
Nassyria tertawa dalam hatinya, dia tidak bisa menyalahkan alan seratus persen karena hal seperti yang dialami alan juga salah satu faktor penyebab seorang anak kehilangan masa depannya.
“Oke berhubung semua masalah kalian kakak sudah tau, sekarang kita akan mencari solusi agar kalian bisa kembali duduk di bangku sekolah bagaimana kalian setuju ?!”
“Setuju banget !!” Teriak mereka gembira
Nassyriapun mulai menyusun strategi untuk bisa membujuk orangtua anak-anak itu agar kembali mengijinkan mereka sekolah seperti anak-anak usia mereka yang lain, pastinya semua tidak akan mudah tapi semangat selalu di miliki oleh nassyria. Semoga berhasil teman……Selamat berjuang !!

JALAN HARAPAN

Jalananku masih sepi
Suara bisikan belum terdengar
Langkahku masih panjang
Belum kulalui sehastapun
Aku dengar suara bisikan
Mengajakku menari riang
Dalam sebuah impian
Nyata bisa kuraih
Aku berjalan di jalanan sepi
Hanya suara bisikan halus yang terdengar
Mengajakku makin mendekat
Sampai kulihat setitik cahaya
Di sana ada harapan
Sebuah lambaian tangan memanggil
Mendekat, makin mendekat dan mendekat
Dia berdiri tersenyum memandangku
Tangannya terulur ramah
Mengharap sambutan dariku
Memberi harapan kepadaku
Agar bisa berjalan beriringan

Aku menangis haru
Melihat senyum ramah memandangku
Membawaku berjalan bersama-sama
Menuju jalan penuh harapan
Di sana masa depan menantiku
Dia tersenyum padaku
Melepasku berjalan kesana
Meraih mimpi yang ingin kuraih
Jangan lepaskan tangan kami
Karna kami butuh uluran tanganmu
Jangan siakan kami
Karna kami sangat membutuhkanmu
Kini jalan harapan terbuka lebar
Sinaran cahaya menerangiku
Saatku mampu melepas tangannya
Dia tersenyum padaku mengucap raihlah masa depan kalian anak-anak bangsa……

To Be Continue……………………………………………………………………………………………….








Tidak ada komentar: