Kamis, Juli 03, 2008

AYAH KAPAN PULANG !

AYAH KAPAN PULANG !

“Mama ayah kapan sih pulang ?” Tanya rizka manja berdiri di dekat mamanya yang sedang sibuk melipat kain yang baru diambil dari jemuran.
Wanita itu hanya terdiam melihat kemanjaan putrinya, gadis kecil berusia 4,5 tahun itu sudah cukup rindu pada sang ayah, setelah ayahnya keluar dari rumah karena gugatan cerai dari ibunya, sekarang ayah gadis bernama rizka Amelia itu tinggal bersama istri keduanya.
“Sini sayang”. Ucap sang mama lembut
“Ayah lagi sibuk, gak bisa datang kesini”. Perjelas wanita itu
Sangat berat perasaannya menanggung semua beban perselingkuhan sang suami, annisa tidak pernah menyangka suaminya tega mengkhianatinya. Semua sudah terjadi keberadaan rizka yang membuatnya bisa bertahan sampai sekarang, hanya saja saat ini dia sudah tidak sanggup lagi bertahan dalam kehidupan rumah tangganya bersama sang suami, beban dihatinya sudah berada di ambang batas kemampuannya bertahan.
Sekarang dia ingin melepaskan semua belenggu itu dengan cara pergi sejauh-jauhnya dari hadapan sang suami. Karena dihatinya cinta pada sang suami masih cukup kuat, tapi dia sudah tidak sanggup lagi menerima kenyataan ada perempuan lain dihati suaminya.
“Tapi rizka rindu sama ayah, mama suruh ayah datang ke sini”. Rengek gadis kecil itu
“Sayang nanti kalau ayah sudah tidak sibuk dia pasti akan datang ke sini”. Perjelas annisa lagi.
Tapi putrinya masih tetap merengek-rengek
“Gak mau rizka mau ketemu ayah, pokoknya mau ketemu ayah !!”. Tangis gadis kecil itu
“Sayang, jangan menangis kamu membuat mama sedih nak”. Ucap wanita itu memeluk putri kecilnya.
Ada air mata yang menetes di wajahnya. Annisa sudah cukup bersabar menghadapi kemelut rumah tangganya.
“Rizka mau ketemu ayah”. Tangis gadis itu makin keras.
“Sudah sayang jangan menangis lagi, mama akan telphon ayah biar dia datang ke sini jangan menangis lagi ya nak”. Ucapnya lembut.
Gadis kecil itu langsung terdiam, annisa meraih ponselnya dan segera menekan nomor ponsel suaminya.
“ Hallo, assalammualaikum”.
Terdengar salam dibalik ponsel itu
“Waalaikumsalam”. Jawab annisa
“Bang bisa datang kerumah tidak, kalau bisa liburan sabtu dan minggu ini tolong kerumah temani rizka, dari kemarin dia sudah merengek-rengek ingin ketemu abang”. Perjelas annisa.
“Nissa, aku sudah buat acara dengan Olivia rencana hari jum’at kami ke medan”. Perjelas pria itu.
“Tolong dibatalkan bang, ini semua untuk rizka bukan untuk saya”. Pertegas annisa.
“Nissa, Olivia akan marah kalau acara kami batal”.
“Lalu bagaimana dengan putri kamu sendiri bang, apa kamu tidak peduli kalau rizka menangis terus dan sakit, apa liburan itu lebih penting buat kamu daripada putri kamu sendiri !” ketus annisa mulai emosi.
“Bang kalau bukan demi rizka saya tidak akan menyusahkan abang, semua ini demi rizka. Bersabarlah bang sampai perceraian kita tuntas aku dan rizka tidak akan mengganggu kesenangan kamu dan istri kamu lagi”.
“Kalau memang kamu peduli pada rizka temani dia hari sabtu dan minggu ini, kalau tidak kamu tidak akan pernah melihat putri kamu seumur hidup kamu lagi. Assalammualaikum”. Ucap annisa menutup telphon secepatnya.
Pria bernama lengkap Darwin hanif itu tidak bisa mengatakan apapun lagi, mendengar ucapan dari istri pertamanya.
Olivia keluar dari kamarnya, wanita berparas cantik dan seksi itu mendekati suaminya hasil jerih payahnya merebut pria itu dari tangan istrinya annisa. Dengan bangga dia duduk di samping sang suami.
“Bagaimana mas kita jadi pulang ke medankan, aku sudah kangen dengan kota medan”. Ucap perempuan itu dengan manjanya.
Darwin bertemu dengan wanita itu di medan di sebuah hotel, entah bagaimana dia bisa terpikat pada Olivia, Olivia sosok yang sangat berbeda dengan annisa.
“Sayang sepertinya kita tidak jadi pergi, putriku ingin menghabisakan liburan sabtu minggu ini bersamaku”. Perjelas pria itu.
Terus terang saja Olivia menjadi berang
“Kenapa sih, selalu mereka yang kamu pikirkan. Anak kamulah istri pertama kamulah aku ingin hidup berdua dengan kamu saja, lupakan mereka”. Teriak perempuan itu emosional.
“Sayang mengertilah”.
“Tidak, aku tidak mau mengerti kamu harus pergi denganku kemedan”. Ucap Olivia
“Iya atau tidak ?” Tanya wanita itu
“Maaf sayang aku tidak bisa mengabaikan rizka”.
“Oke kalau begitu, aku akan pergi sendiri jangan salahkan aku kalau aku berbuat sesuka hati”. Ancam wanita itu bergegas kembali kekamarnya.
Darwin pusing memikirkan semua itu, sejak punya dua istri kehidupannya benar-benar berantakan.
Seperti katanya Olivia pergi kemedan sendirian. Sementara Darwin pergi ke rumah istri pertamanya pada jum’at malam. Begitu melihat sang ayah datang rizka menyambutnya dengan histeris.
“Ayah !” teriaknya berlari memeluk sang ayah.
“Apa kabar putri ayah yang cantik ?” Tanya pria itu melihat sikap antusias putrinya.
Annisa hanya tersenyum melihat putrinya kembali ceria.
“Rizka sekarang udah baikan, tadi rizka sakit karena ayah gak datang-datang”. Jelas gadis kecil itu manja.
“Benarkah, coba ayah pegang dahinya kok tidak panas ya”. Kata pria itu
“Sekarang udah sembuh ayah, soalnya ayah udah datang”.
“Ooo begitu ya, sakit kangen sama ayah ya ?” Tanya sang ayah
“Iya, ayah kok gak pulang lagi ke rumah sih rizka kangen, ayah jangan pergi lagi ya”. Minta gadis itu manja.
Darwis menatap istri pertamanya, annisa membuang muka dari tatapan pria itu.
“Sudah sayang ayah capek tuh, biarkan ayah istirahat dulu”. Ucap sang mama
“Iya mama, rizka ambilin minum untuk ayah ya ma”. Ucap gadis itu bergegas lari kedapur.
“Terima kasih bang sudah mau datang”. Ucap annisa bergegas kedapur mengambil sesuatu untuk suaminya. Darwin hanya tersenyum sambil bersender di sofa ruang tamu rumah kediaman istri pertamanya.
Kedatangannya telah membuat gadis kecil itu begitu bahagia, begitu besarnya rasa rindunya pada sang ayah. Rizka tidak pernah tau kalau kedua orangtuanya pada saat ini sedang dalam proses perceraian, begitu polosnya anak kecil itu.
Rizka kembali keruang tamu bersama mamanya dengan membawakan segelas minuman dingin dan sepiring kue buatan mamanya.
“Ayah lihat tadi rizka buat pudding ini sama mama untuk ayah”. Ucapnya bangga
“Oya ini buatan putri ayah yang cantik, pasti rasanya enak”. Puji sang ayah
Gadis kecil itu menjadi senang tak terkira mendapat pujian dari ayahnya
“Makan donk ayah”. Suruhnya semangat
“Biar rizka suapin aja”. Ucapnya lagi
“Boleh, ayo suapi ayah sayang”. Ucap sang ayah
Dari kejauhan annisa bersender dipintu dapur sambil melihat keruang tamu, melihat putri kecilnya dan suami yang sangat dicintainya. Betapa dia sangat menyayangi mereka tapi kini semua telah hancur karena kehadiran perempuan lain, annisa menutup mata air matanya berlinang dipipi. Kesalahan apa yang telah diperbuatannya sampai keluarga yang sangat dicintainya hancur, dia gagal menjaga suaminya sehingga pria itu berpaling darinya.
Dia selalu mempertanyakan pada dirinya dimana letak kesalahannya, delapan tahun dia hidup bersama suaminya dia telah berusaha menjadi istri dan ibu yang baik bagi suami dan anaknya tapi kenapa pengkhianatan yang diterimanya dari pria yang sangat dicintainya, memikirkan semua itu membuat annisa semakin stress. Dia tidak sanggup kehilangan suaminya tapi dia juga tidak sanggup menerima kenyataan di duakan, apa salahnya hal itu selalu menjadi pertanyaan pada dirinya.
Sendirian annisa menangisi nasibnya berulang kali, tidak tau harus mengadu kemana hanya pada Allah SWT lah annisa menyerahkan semua persoalan ini, biarlah Allah yang akan menjadi penuntunnya menuju kejalan terbaik, hanya itu satu-satunya kekuatan annisa bertahan menyerahkan semuanya kepada Rabbnya yang maha agung, sekarang hidupnya hanya untuk putrinya tercinta, membesarkan anak itu sebaik mungkin dia akan menyayangi dan mengajarkan ketegaran dan kesabaran pada buah hatinya itu, mengingat semua itu annisa menemukan kembali kekuatan dalam hidupnya.
Annisa menghapus air matanya dan bergegas merapikan kamar tidur untuk suaminya, dia sudah lama pisah ranjang dengan sang suami. Setelah semuanya beres bergegas kembali ke ruang tamu.
“Sayang biar ayah mandi dulu ya, ayah pasti lelah nanti rizka bisa bermain bersama ayah lagi. Sekarang Bantu mama di dapur ya kita siapin makan malam”. Ajak wanita itu lembut
“Iya mama, ayah mandi dulu ya”. Ucapnya semangat
“Iya sayang”. Balas pria itu
“Nanti malam rizka tidur sama ayah ya mama”. Minta gadis itu manja
“Iya sayang”. Jawab ayahnya
“Asik”. Gadis itupun berlari kegirangan kedapur.
Darwin menatap istrinya dengan tatapan bersalah telah mengkhianatinya, annisa melempar sebuah senyum pada suaminya.
“Terima kasih bang sudah mau datang ke sini”. Ucap annisa lembut.
“Kamu tidak perlu berterima kasih nisa, aku harusnya malu telah menelantarkan kamu dan rizka, bagaimana keadaan kalian ?” Tanya pria itu
“Alhamdulillah kami baik-baik saja, abang istirahan saja dulu”.
“Mama ayo cepat kita masak”. Ajak gadis kecil itu lari kembali ke ruang tamu
“Sepertinya nissa sudah dipanggil oleh koki professional bang”. Ucapnya sambil ketawa kecil.
“Ya sudahlah selama memasak, masak yang enak ya sayang”. Suruhnya pada putri kecilnya.
“Iya ayah, ayo mama kita masak”. Ajak gadis kecil itu menarik lengan mamanya
Di dapur mereka berdua memasak dengan seriusnya, rizka berceloteh tidak berhenti-henti sejak memasuki dapur dia selalu memuji ayahnya, annisa hanya tersenyum melihat dan mendengar celoteh putri kecilnya. Tak begitu lama sang ayahpun masuk kedapur, ikut meramaikan suasana dapur.
“Waah sudah jadi sopnya, enak tidak ya ?” Tanya sang ayah
“Enak ayah, ayah mau coba gak ?” Tanya gadis itu kembali
“Mau, ayah mau cicipin”.
“Gak boleh nanti gak cukup tuk makan malam”.
Darwin tertawa mendengar ucapan putrinya
“Waah ternyata putri ayah pelit ya hahaha”. Ketawanya
Suasana dapurpun semakin ramai dengan tawa canda mereka, begitu semua masakan masak mereka bertiga mengaturnya di meja makan, lalu menunggu azan magrib dan sholat magrib bersama Darwin yang menjadi imamnya, setelah itu baru duduk di meja makan dan menikmati makan malam itu bertiga betapa indahnya apa yang mereka alami. Seperti itulah kehidupan rumah tangganya sebelum wanita ketiga itu muncul.
Usai makan malam rizka dan ayahnya duduk di ruang keluarga. Annisa sebisa mungkin menghindari sang suami, wanita itu tak kuasa menahan kesedihan apabila dia semakin dekat dengan sang suami.
“Ayah keluar yuk, rizka mau dibeliin boneka”. Minta gadis kecil itu
Darwin melihat jamnya masih jam 8.30 WIB
“Ya sudah, panggil mama biar kita keluar bertiga sayang”.
Rizka bergegas beranjak dari duduknya dan memanggil sang mama untuk bersiap-siap pergi keluar.
“Mama, ayah ngajak keluar ayo mama siap-siap terus”. Minta gadis kecil itu
“Mau kemana sayang ?” Tanyanya lembut
“Rizka mau dibelikan boneka sama ayah”.
“Rizka saja yang pergi sama ayah ya mama gak ikut”.
“Gak mau, mama juga harus ikut”. Protes gadis itu
“Sayang, mama harus beresin dulu dapur”.
“Kan bisa nanti mama, ayo mama ikut juga”. Mintanya merengek-rengek
Annisa memang tidak pernah bisa membuat putri kecilnya bersedih
“Iya iya mama juga ikut”. Ucapnya bergegas siap-siap.
Mereka bertigapun keluar berkeliling sepanjang kota banda aceh dan mampir di beberapa galeri dan tempat-tempat penjualan boneka, rizka kelihatan begitu bahagiannya bisa ditemani oleh ayah dan mamanya dia tertawa dan berceloteh tidak henti-hentinya.
Jam menuju pukul 10 malam merekapun bergegas pulang, rizka kelihatan sudah capek dengan berkeliling kesana kemari.
Malam itu dia tidur di temani ayahnya, gadis itu masih berceloteh tak henti-hentinya dengan semua kepolosan yang di milikinya.
“Ayah kenapa sih gak pulang lagi kerumah ?” Tanyanya
Darwin kewalahan menjawab pertanyaan putrinya
“Ayah sibuk sayang”. Jawabnya
“Ayah udah gak sayang sama rizka dan mama lagi ya ?” Tanyanya lagi
“Tentu saja tidak nak, ayah masih sayang sama rizka dan mama”.
“Terus kenapa gak pulang-pulang kerumah, ayah gak rindu rizka sama mama ?”
“Tentu saja ayah rindu sayang, sudah malam cepat bobo kalau gak bisa kesiangan besok”. Suruh Darwin, tapi gadis kecil itu tidak meghiraukannya.
“Ayah mama sering nangis liatin foto ayah, kenapa ayah buat mama nangis ?” Tanyanya lagi. Darwin terdiam
“Benarkah sayang ?” Tanya Darwin merasa bersalah
“Iya mama juga rindu sama ayah, tapi ayah tetap gak pulang. Terus tante itu siapa sih yah ?” Tanya rizka akan diri Olivia
“Tante itu jahat sama mama, dia kerumah terus marah-marah sama mama”.
“Olivia ke sini sayang ?” Tanya Darwin
“Iya yah, dia bilang ayah sekarang bukan ayahnya rizka dan mama lagi tapi ayah dah jadi milik dia mama jadi sedih”. Jelas gadis itu polos.
Darwin tidak pernah menyangkan kalau Olivia sudah berbuat sejauh itu padahal sebelumnya dia sudah membuat perjanjian dengan Olivia supaya tidak mengusik keharmonisan istri pertama dan anaknya.
“Terus dia bilang apa lagi sayang ?” Tanya pria itu
“Banyak yah, tapi rizka lupa dia liatin rizka dengan mata begini”. Ucap gadis kecil itu mempelototi matanya.
“Rizka takut nak”.
“Gak soalnya ada mama, mama marahin tante itu terus mereka bertengkar kasihan mama”. Ucap gadis itu iba.
Darwin sangat menyesal dan kecewa dengan sikap Olivia, wanita itu telah menunjukkan sikap yang tidak baik pada putrinya, Darwin berjanji akan menegur istri keduanya begitu bertemu nanti.
“Sayang sudah malam tidur ya besok kita kan mau jalan-jalan, kalau rizka bangun kesiangan bagaimana bisa pergi jalan-jalan”. Nasehat sang ayah.
“Iya ayah”.
“Sebelum tidur jangan lupa baca doa tidur ya sayang”.
“Iya ayah”. Rizka segera mengangkat kedua tangannya
“Bismika Allaahumma ahyawabismika’amuut”. Bacanya
Lalu bergegas menutup matanya
“Pintar anak ayah”. Ucap pria itu mencium kening putri kecilnya lalu menyelimutinya dan tertidur pulas.
Tak begitu lama annisa membuka pintu kamar putrinya dan melihat mereka berdua terlelap. Seandainya malam ini tidak akan pernah berakhir dia pasti tidak akan kehilangan suaminya pikir annisa lalu menghela nafas panjang dan menutup kembali pintu kamar itu.
Keesokkan paginya rizka bangun lebih awal, lalu sibuk bersiap-siap untuk jalan-jalan dengan ayahnya.
“Ayah cepetan mandi ntar kita telat jalan-jalannya”. Keluh gadis itu memaksa ayahnya
“Sayang ini masih jam 7 pagi, memangnya rizka mau kemana pagi-pagi begini”.
“Jalan-jalan sama ayah.” Ucap gadis itu semangat
“Sayang sarapan dulu sebelum pergi, jam segini tempat apapun belum buka”. Sambung sang mama.
“Ayo sarapan dulu”. Ajak mamanya menyuapi putri kesayangannya.
Jam 9 pagi mereka baru keluar dari rumah, jalan-jalan berkeliling kota banda aceh, makan, shoping dan lain sebagainya. Rizka dibelikan beberapa boneka oleh ayahnya, lalu mereka singgah di masjid raya baiturrahman untuk sholat dzuhur dan makan siang di KFC lalu berkeliling sepanjang pantai Lhok Nga.
Rizka jadi ingin mandi di laut melihat beberapa anak sebayanya keasikan berenang di pinggiran pantai, tapi mamanya melarang cuaca hari itu sangat panas. Gadis kecil itu mulai merengek-rengek lagi akhirnya orangtuanya terpaksa mengijinkan.
Jam 6 sore mereka baru pulang kerumah, rizka kelelahan sampai dia tertidur pulas di pangkuan mamanya.
“Dia senang sekali hari ini bang”. Ucap wanita itu pada suaminya sambil mengelus kepala putri semata wayangnya.
“Rizka, ternyata dia sudah sebesar ini. Bagaimana sekolahnya nisa ?” Tanya pria itu
“Alhamdulillah dia sangat aktif di TKnya bang, sekarang malah ikut sanggar tari lagi”. Jelas wanita itu senang melihat keaktifan putrinya.
“Syukurlah nissa, dia memang anak yang pintar”. Puji pria itu menatap putrinya yang sedang tertidur pulas.
Begitu sampai kerumah gadis kecil itu masih tertidur, tak begitu lama dia terbangun. Lalu berjalan mencari orang tuanya sambil menarik selimut ditangannya.
“Sudah bangun sayang, ayo cuci muka dulu”. Ajak sang mama
“Mama rizka mau sholat magrib”. Ucap gadis itu berulang kali mengucek-ngucek matanya
“Magrib sudah lewat sayang, tadi rizka tidur pulas kelelahan mama gak bangunin rizka”. Jelas wanita itu.
“Sudah ayo cuci muka dulu”.
“Nanti rizka dosa gak mama”. Ucapnya
Sang mama tersenyum dengan lembut, berjongkok menatap putri kecilnya
“Rizka masih kecil jadi Allah tidak akan marah sama rizka, nanti kalau rizka sudah besar sholatnya tidak boleh tinggal lagi karena Allah akan marah, mengerti sayang”. Jelas sang mama
“Iya mama rizka mengerti”.
“Sekarang rizka cuci muka dulu ya”. Ajak sang mama
Kemudian mereka makan malam bersama, suasana yang sangat menyenangkan dan indah.
“Ayo semuanya tersenyum”. Ucap sang ayah ingin mengambil foto mereka dengan kamera secara otomatis.
Merekapun tersenyum foto yang sangat bagus dan terlihat sebuah keluarga yang begitu harmonis dan bahagia.
Rizka sibuk bermain dengan ayahnya, dia memperlihatkan semua gambar dan pelajarannya di TK semua dapat nilai bagus, sang ayah memberinya semangat dan pujian gadis kecil itu begitu senang dan polos menerima pujian dari ayahnya.
Annisa terus memperhatikan mereka berdua sambil tersenyum, tiba-tiba ponsel suaminya yang berada diatas meja berbunyi. Annisa melihat ponsel itu siapa yang menelphon ternyata Olivia annisa mengangkat telphon itu.
“Hallo, assalammualaikum”. Ucapnya
Begitu Olivia tau siapa yang mengangkatnya diapun menjadi berang dan kesal
“Enak sekali kamu dan anak kamu sudah memaksa mas Darwin untuk tinggal bersama kalian, berikan telphonnya pada mas Darwin !” Teriak perempuan itu marah-marah
“Bang Darwin sedang bersama rizka, sebaiknya nanti kamu telphon lagi”.
“Enak saja kamu bicara, dengar ya perempuan murahan kamu itu harusnya sadar diri kalau kamu itu bukan istrinya lagi tau !!” cetus Olivia kasar
“Harusnya kamu bertanya pada diri kamu sendiri Olivia siapa yang murahan, dan siapa istri mas Darwin sebenarnya, kamu harus ingat sampai detik ini aku belum mengiklaskan mas Darwin menikah dengan kamu kalian menikah tanpa ijin dariku”.
“Persetan gak perlu ijin dari kamu”. Sambung Olivia
“Ternyata kamu tidak punya etika Olivia, cara bicara kamu sangat kasar”. Perjelas annisa Olivia makin benci pada annisa. Darwin melihat kearah annisa lalu bergegas menuju ke tempat istrinya itu.
“Telphon dari siapa nissa ?” Tanya suaminya
Annisa memberikan telphon itu. Olivia langsung mengadu pada Darwin dan mengatakan kalau annisa menjelek-jelekkannya, dia meminta agar Darwin segera menyusulnya kemedan secepatnya, dengan segala upaya wanita itu membujuk Darwin agar mau pergi kemedan akhirnya Darwin mengiyakan apa yang diinginkan Olivia.
Darwin kembali bermain bersama rizka, begitu gadis kecil itu tertidur Darwin segera memasukkan semua pakaiannya ketas.
Annisa melihat suaminya
“Mau kemana bang ?” Tanyanya, pria itu hanya diam
“Mau menyusul Olivia ya ?” Tanyanya lagi, masih juga diam
Annisa mengambil tas pakaian suaminya dan melemparnya jatuh dari tempat tidur.
“Nissa!!” Teriak pria itu annisa kaget, baru kali ini dia mendengar suaminya berteriak padanya.
“Maaf”. Ucap pria itu kembali memasukkan bajunya yang sudah terjatuh kelantai
“Bang kamu sudah berjanji sama rizka, kalau besok dia bangun kamu tidak ada dia pasti akan menangis lagi, tolong bang jangan pergi kali ini saja nissa mohon jangan pergi bang demi rizka”. Minta annisa
“Nissa, tadi apa yang kamu katakan pada Olivia dia sampai menangis. Aku terpaksa harus menyusul dia kalau kamu tidak mengatakan apa-apa Olivia pasti tidak akan menangis dan mendesak aku untuk menyusulnya”. Ketus pria itu kesal
“Kenapa abang selalu menyalahkan nissa, apa kesalahan yang sudah nissa perbuat apapun yang telah kalian lakukan padaku dan rizka nissa berusaha untuk bersabar, semua karena nissa tidak ingin keributan bang, tapi apa yang nissa dapat bang”.
“Abang tega mengkhianati nissa, nissa sudah berusaha semampu nissa menjadi istri yang baik pernahkan nissa berbuat sesuatu yang membuatmu kesulitan dan menderita tidakkan, apa tuntutan dari nissa yang berlebihan hingga mempersulit abang tidak adakan bang, nissa berusaha jadi istri yang baik tapi apa yang nissa dapat !” teriak wanita itu sambil menangis
“Nissa akui memang nissa tidak secantik Olivia bukan perempuan glamour dan modis, bukan perempuan nakal seperti yang kamu inginkan !!”
“Cukup nissa !!” Teriak pria itu
“Jangan pernah menghina Olivia !” peringat pria itu emosional
Annisa makin menangis sedih, melihat reaksi suaminya
“Kamu begitu membela dia, tapi pernahkan abang membela nissa saat dia menghina nissa, tidak pernah bang pedulipun tidak. Ternyata memang benar bagimu nissa sama sekali tidak berarti apa-apa, apa yang selama ini nissa lakukan semua pengabdian nissa padamu sama sekali tidak berarti apa-apa aku tidak bisa menjadi wanita paling penting dalam hidupmu”. Tangis wanita itu tersedu-sedu hatinya terasa tercabik-cabik dengan perlakuan suaminya selama ini.
“Nissa selalu bersabar bang, tapi sekarang semua sudah tidak sanggup nissa pikul lagi terlalu menyakitkan”. Ucapnya
Pria itu hanya terdiam mendengar ucapan istrinya, ada perasaan bersalah dihatinya tapi terlalu angkuh untuk diakui.
“Nissa tidak akan melarang abang lagi, pergilah bang kalau memang kamu ingin pergi, mungkin malam ini kamu terakhir kalinya melihat kami”. Ucap nissa serius segera pergi dari hadapan suaminya sambil terus menghapus air matanya.
Ada rasa ketakutan di hati Darwin saat mendengar ucapan dari istrinya tapi dia tidak menghiraukannya, Darwin tetap bersikeras untuk pergi. Dari balik jendela annisa melihat kepergian suaminya air matanya masih menetes dipipi.
“Maafkan mama nak tidak bisa menahan ayahmu”. Ucap annisa pedih lalu kembali menutup gorden setelah suaminya pergi.
Annisa tidur bersama putrinya dan bingung apa yang harus dikatakan pada gadis kecil itu nantinya saat dia bangun besok pagi.
Seperti dugaannya keesokkan paginya begitu rizka bangun dan ayahnya tidak ada gadis itu berlari kesana-sini mencari ayahnya begitu melihat ayahnya tetap tidak ada dia mulai menangis tersedu-sedu.
“Mana ayah mama ?” Tanyanya
“Ayah lagi sibuk sayang, ayah pergi sebentar nanti pulang lagi”.
“Bohong ayah pergi sama tante itu, mana ayah ma ayah gak sayang sama rizka lagi kan ?”. Tanya gadis kecil itu menarik-narik baju mamanya.
Air mata annisa langsung menetes melihat putrinya menangis tersedu-sedu
“Sayang jangan menangis lagi mama mohon, ayah pasti akan pulang lagi nak”.
“Bohong ayah gak akan pulang lagi, ayah gak sayang rizka lagi”. Tangis gadis kecil itu
Tidak sanggup melihat kesedihan putrinya annisa menghubungi suaminya, pria itu mengangkat telphonnya.
Annisa langsung memberikan telphon itu pada putrinya
“Ayah dimana,” Tangis gadis itu
“Sayang jangan menangis”.
“Ayah dah gak sayang rizka lagi kenapa ayah pergi ?” Tanya gadis kecil itu
“Maaf sayang ayah…”
“Ayah pulang ya rizka masih kangen”. Sambung gadis itu makin tersedu-sedu
“Ayah dah janji temanin rizka, ayah pulang”. Tangisnya makin menjadi
Darwin menjadi bingung dia tidak tega melihat putrinya menangis
“Dengar sayang, nanti ayah akan pulang lagi ayah janji akan menemani rizka terus”. Ucap sang ayah.
“Gak mau rizka mau ayah pulang sekarang”. Teriak gadis itu makin menangis keras.
“Rizka dengarkan ayah nak”.
Tiba-tiba suara ponsel rizka terputus, lantai mulai bergetar pintu-pintu berayun-ayun
“Astaqfirullaah, gempa !!” teriak annisa secepatnya mengambil putrinya dan bergegas keluar.
“Ya Allah !!” teriaknya panik semua barang pecah belahnya di atas meja mulai berjatuhan, annisa segera berlari keluar bersama putrinya. Semua orang sudah berhamburan lari keluar gempa semakin kencang, rizka sudah diam melihat kondisi itu, annisa memeluk putrinya dengan kuat, belum pernah mereka merasakan gempa sekuat ini sebelumnya.
Disekitar rumah mereka pagar beton mulai berjatuhan orang-orang terpaksa menghindari agar tidak tertimpa, orang-orang mulai mengucap berulang kali, rasa takut mulai memenuhi benak setiap orang, perlahan-lahan gempa itupun mulai lambat sampai kemudian keadaan kembali tenang. Warga setempat jadi histeris dan pergi melihat semua kondisi disekitar pemukimannya, beberapa bangunan roboh. Tiap orang mulai mempersiapkan segala keperluan sebagai sikap antisifasi kalau gempa susulan terjadi.
Annisa melihat putrinya diam membisu wajahnya pucat pasi, gadis itu meski tidak mengerti tapi sempat shock melihat kejadian barusan. Annisa masuk kedalam mengambil ponsel dan menghubungi suami dan beberapa anggota keluarganya tapi jaringan putus. Annisapun pergi mengambil beberapa potong pakaian untuk rizka sebagai persiapan kalau sesuatu terjadi.
Semua orang belum berani memasuki rumahnya mereka masih diliputi oleh perasaan was-was. Pada saat itulah warga pemukiman itu mendengar teriakan dari orang-orang air laut naik ke dataran, mereka berbondong-bondong berlari menyelamatkan diri.
“Mama ayah kapan pulang ?” Tanya gadis kecil itu kembali
“Sabar ya sayang”. Ucap sang mama lembut.
“Nissa cepat lari air laut naik !!” teriak tetangga nissa.
Annisa secepatnya menggendong putrinya dan keluar dari rumahnya, dari kejauhan nissa melihat gumpalan hitam tebal menuju kearahnya, itulah gelombang tsunami yang akan meluluh lantahkan semua yang ada dihadapannya.
Annisa berlari sekuat tenaganya menyelamatkan diri dan anaknya, namun kekuatan mereka jauh lebih lemah dibandingkan dengan gelombang maha dasyat itu, nissa tersapu oleh gelombang itu putrinya terlepas dari gendongannya nissa berusaha meraihnya kembali namun terlepas kembali hingga gelombang yang lebih besar menghantamnya juga, diapun terbawa oleh air bah itu bersama putri kesayangannya.
Darwin yang telah berusaha berulang kali menghubungi annisa namun jaringannya terputus, melihat berita ditelevisi darwinpun diliputi kekhawatiran, saat itu juga dia memutuskan untuk kembali keaceh. Olivia melarangnya tapi dia dengan keras membantah dan tidak menghiraukan wanita itu. Pikirannya kacau mulai memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.
Berita mengenai tsunamipun disiarkan hari itu juga, Darwin semakin khawatir saat melihat cuplikan siaran ditelevisi penyesalan langsung memenuhi dirinya, dia sangat menyesal tidak mendengarkan apa yang dikatakan annisa. Penyesalan yang sudah tiada gunanya lagi.
Darwin kembali kebanda aceh, melihat kota itu kini telah berantakan mayat bergelimpangan di mana-mana dalam kondisi yang sangat mengenaskan. Penyesalan dan kesedihan mulai memenuhi benaknya, satu persatu Darwin melihat mayat-mayat itu adakah diantara meraka istri dan anaknya meski dia berharap mereka selamat. Tapi melihat daerah mereka tinggal semua rata dengan tanah.
Darwin bertemu dengan salah satu tetangganya yang selamat, mereka menceritakan bahwa anak dan istrinya terbawa oleh gelombang tsunami, saat itulah Darwin menangis sekeras-kerasnya betapa dia menyesali dirinya telah meninggalkan mereka berdua. Benar yang dikatakan annisa dia sudah tidak mungkin melihat mereka lagi penyesalan memenuhi dirinya.
Darwin berjalan sepanjang jalan mencari istri dan anaknya, sampai dia tiba disuatu tempat dan seseorang yang mengenalnya mengatakan bahwa mereka menemukan mayat putrinya. Darwin segera menuju ketempat itu lalu melihat mayat yang dikatakan orang itu, Darwin berlutut lemas melihat mayat itu ternyata memang putrinya, Darwin menangis sambil memeluk putrinya yang telah tertidur untuk selama-lamanya berulangkali kata maaf keluar dari mulutnya. Tapi semua sudah terlambat karena gadis kecil itu tidak akan membuka matanya lagi dia sudah terlelap untuk selama-lamanya. Kini ayahnya sudah kembali tapi dia sudah tidak bisa menyambut kepulangan ayahnya lagi dengan senyum dan sikap senangnya yang begitu histeris dan manja.
Rizka dikuburkan dengan layak oleh keluarganya, tapi mayat ibunya tidak ditemukan. Kini Darwin benar-benar menyadari dan sadar bahwa dia sangat mencintai keluarganya, sangat mencintai annisa dan putri mereka Rizka Amelia, air mata menetes membasahi fotonya bersama mereka yang Darwin ambil terakhir kali. Betapa dia mencintai mereka tapi telah menyakiti dan menyia-nyiakan mereka.
Dua minggu telah berlalu setelah peristiwa itu Darwin menceraikan Olivia, setelah peristiwa tsunami dan kehilangan istri dan anaknya kini dia menyadari bahwa sebenarnya dia sangat berat kehilangan mereka berdua, keberadaan mereka tidak mungkin bisa digantikan oleh orang lain.
Itulah salah satu kisah tsunami seorang pria yang akhirnya menyadari bahwa keluarganya sangat berharga bagi dirinya, tapi sayang dia menyadari semua itu setelah dia kehilangan orang-orang yang sangat dicintainya itu, begitulah manusia selalu terlambat selangkah dalam mengimbangi suara hati dan nurani, manusia selalu dibutakan oleh kesenangan yang menggiurkan sehingga tanpa mereka sadari mereka melepaskan sendiri kebahagiaannya.

TAMAT


Tidak ada komentar: