Kamis, Juli 03, 2008

PUISIQU

LAGU KEHIDUPAN

Nyanyian kehidupan ramaikan duniaku
Ketika ku temukan semua nafas kehidupan
Ada kebahagian di sana
Tak kurang pula kulihat duka
Anak-anak berlarian dijalanan
Tertawa riang tiada beban di hatinya
Mereka begitu polos penuh keluguan
Lagu kehidupan penuh syahdu irama indah
Di persimpangan kulihat sosok berdiri
Penuh goretan kelesuan tiada gairah hidup
Dia ingin menangis dalam hari
Namun jiwa berusaha menahannya
Lagu kehidupan penuh emosi hati
Duniaku tak pernah bisa kuraih
Dalam genggaman tangan mungil ini
Duniaku terlalu fana
Tak cukup waktuku nikmati dirimu
Lagu kehidupan terus berjanji
Janji kematian tak juga terlaksana
Ketika jiwa terus meratapi kehidupan
Waktuku berkurang setiap saat
Di sana kudengar sebuah irama
Menetramkan kalbu yang kini lelah
Ketika langkahku terhenti di suatu tempat
Rumah Tuhan tempat persinggahanku
Lagu kehidupan terdengar syahdu
Menenangkan jiwa yang terpuruk
Menambah kebahagiaan yang terjadi
Kulihat mereka penuh senyum bahagia
Lagu kehidupan
Dendangkan sebuah syair tukku
Agar kudapat mendengarkan
Suara kehidupan yang terus berteriak
Lagu kehidupan
Takkan berhenti hari ini
Kan terus mendendangkan syairnya
Penuh suka cita dan rasa haru
DESEMBER MENANGIS

Kusapa pagi hari penuh riang
Ketika kudengar alunan ayat suci dikala subuh
Mengajakku bangun tuk tunaikan ibadah
Ketika mata terlelap dalam mimpi
Kaki melangkah bangun mengejar subuh
Cerahnya pagi membuatku tersenyum
Ketika sang fajar menyibak tirai kegelapan
Saat sang surya kembali menyapa
Malu-malu dengan sinaran cahaya penuh kehangatan
Akupun menjelang pagi hari ini
Ketika cerahnya sang pagi
Ketika hangatnya sinaran sang surya
Ketika wajah-wajah dipenuhi senyuman
Ketika liburan terasa menyenangkan
Ketika itu bencana melanda
Gempa melanda negeriku tercinta
Tsunami datang tanpa kabar
Menghantam apapun yang menghadang
Tanpa daya manusia tuk melawan
Negeriku menangis dalam duka
Kulihat jiwa-jiwa terluka
Suara tangisan mengusik batinku
Ketakutan terlukis di wajah-wajah
Dimanakah tempat kini mengadu
Ketika desember menangis pilu
Anak-anak berteriak kesakitan
Tiada daya mereka tuk mengadu
Jiwa-jiwa terkoncar kancir
Kebingungan dalam duka tiada ujung
Lelah sudah perjalanan waktu
Kini desember menangis
Tangisan tiada henti mengusik jiwa
Tubuh rentan dalam duka
Tersisa puing-puing kehancuran
Ketika bencana datang menerpa
Desemberpun menangis…………….
By : Fitrie
SUARA ALAM

Gema memecah sunyi
Raungan terdengar lirih
Teriakan tiada terhenti
Suara-suara terus berbunyi
Hujan turun tanpa henti
Panas terus membakar
Angin berhembus kencang
Semua berteriak tanpa henti
Alam berteriak
Ditengah kelamnya matahati
Alam menangis
Disaat-saat waktu kritis
Alam tertawa
Menertawakan jiwa-jiwa yang rapuh
Alam berduka
Melihat insan tak jua tersadar
Kini lautan bergemuruh
Sampaikan amarah tiada kendali
Kini sang surya bersinar terik
Bakar semua ego yang kian memuncak
Kini angin berhembus kencang
Hancurkan segala kesombongan pada diri
Kini hujan turun tanpa henti
Bersihkan noda kotori bumi
Suara alam memanggil
Jiwa insan yang makin rapuh
Suara alam memanggil
Tuk sadarkan insan yang khilaf
Tiada peka jiwa insan
Tak mampu baca isyarat alam
Tetapi alam terus bersuara
Memanggil insan tuk sadar
Suara alam berteriak
Terus berteriak
Tiada henti berteriak
Akan berteriak sampai akhir
By : Fitrie
DETIK WAKTU BERLALU

Sehelai daun terjatuh
Menyentuh sang bumi
Setetes air hujan basahi bumi
Sejukkan kehidupan sepanjang hari
Detik waktu t’lah berlalu
Sisakan kenangan tuk dikenang
Sebuah kisah t’lah berakhir
Waktu t’lah tiba tuk kisah baru
Langkah tak terhenti disatu sisi
Perjalanan masih panjang tuk lalui
Kewajiban masih harus dilaksanakan
Sebelum detik waktu berakhir
Jarum jam terus berputar
Melintasi tiap waktu
Masa terus berganti
Takkan mungkin terulang kembali
Langkah terus menapaki
Tiap kisah yang menyapa
Demi waktu yang tersinggah
Detik waktu yang t’lah berlalu

ADA DUKA DI BALIK SENYUMMU

Canda s’lalu kulihat
Semua kelucuan kau tunjukkan
Tuk harapkan satu tawaku
Hingga diriku ceria kembali
Kala kisah duka ku ceritakan
S’gala usahamu kembalikan sukaku
Kala tangis hampir basahi pipiku
Kudengar suaramu tenangkan diriku
Kau s’lalu memberiku senyum
Tanpa imbalan apapun jua
Kau s’lalu menyayangiku
Tanpa pernah hiraukan dirimu
Dukaku dukamu
Seolah menyatu bersama
Candaku candamu
Begitu besar artinya bagimu
Namun semua tak sama bagiku
Dukamu tak pernah jadi dukaku
Sedihmu tak pernah jadi bagian diriku
Betapaku kejam padamu
Senyum kau tunjukkan padaku
Berusaha memikat tawaku
Tanpa pernah ku menyadari
Ada duka di balik senyummu
Kini kubertanya pada diri
Akankah senyum itu hilang ?
Menghilang takkan kembali
Sampai aku sesali diri


Tidak ada komentar: