BERSABARLAH
Sabar suatu sikap dan tindakan yang sangat sukar dilakukan, sabar itu lebih identik dengan sikap ketidak berdayaan, kesedihan, kesulitan dan penderitaan karena itu seseorang yang bisa mendapatkan kesabaran adalah orang yang sangat dekat dengan ALLAH SWT, kerena d situlah letak kekuatan dan keteguhan hati seseorang.
Sabar adalah kekuatan jiwa yang dapat mendatangkan keshalehan bagi dirinya dan kelurusan perbuatannya.
Seseorang bertanya tentang sabar kepada al-Junaid bin Muhammad. Ia mengatakan bahwa sabar berarti merasakan kepahitan hidup tanpa keluh kesah.
Dzun Nun mengatakan, sabar adalah menjauhkan diri dari pelanggaran, merasa tentram saat menghadapi kepahitan hidup, dan menampakkan kecukupan diri saat ditimpa kemelaratan. Dikatakan pula sabar adalah menghadapi bencana dengan etika yang baik dan merasa diri cukup saat menghadapi petaka, tanpa mengadu.
Abu ‘Utsman mengatakan, orang yang sabar adalah orang yang membiasakan diri menghadapi segala hal yang tidak diinginkan. Sabar adalah menempatkan diri dalam posisi sikap yang baik saat dirimpa bencana, sebagaimana sikap yang baik saat dalam keselamatan. Dengan ungkapan lain, seorang hamba mempunyai kewajiban beribadah kepada Allah dalam keadaan suka maupun duka. Dalam keadaan suka, ia wajib bersyukur, dan dalam keadaan duka, ia wajib bersabar.
‘Amru bin ‘Utsman al-Makki mengatakan, sabar merupakan keteguhan jiwa bersama Allah dan menerima cobaan dari-Nya dengan hati lapang. Maksudnya, orang yang bersabar menerima cobaan dengan dada lapang, tanpa merasa sempit atau menggerutu dan mengeluh.
Al-Khawash mengemukakan, sabar adalah teguh menjalankan hokum al-Qur’an dan Sunnah. Ruwaim mengatakan, sabar berarti tidak mengadu. Ini adalah penafsiran dengan sifat yang lazim. Yang lain mengatakan sabar adalah memohon pertolongan kepada Allah.
‘Ali bin Abi Thalib berpendapat, sabar adalah kendaraan yang tidak akan tergelincir.
Adapun Abu Muhammad al-Hariri berpendapat, pengertian sabar adalah kedamaian jiwa tanpa membedakan antara keadaan saat menerima nikmat dan keadaan saat menerima cobaan.
Pengertian lain dari sabar adalah keberanian jiwa. Dari batasan ini dikatakan, keberanian adalah sabar dalam sesaat. Diartikan pula bahwa sabar adalah keteguhan jiwa saat guncangan pertama.
Keluh kesah adalah karib dari sifat lemah, sedang kesabaran adalah kawan dekat kepintaran. Andaikata keluh kesah ditanya, siapa orangtuamu ? Dia akan menjawab kelemahan, dan andaikata kepintaran ditanya, siapa orangtuamu, dia akan menjawab sabar. Jiwa adalah kendaraan manusia untuk menempuh perjalalanan menuju surga atau neraka. Dalam hal ini, sabar laksana kendali tali kekang tunggangan. Jika binatang tunggangan tidak memiliki tali kekang, dia akan berlari ke sana kemari tanpa arah.
Ada sebuah ungkapan al-hajjaj yang diambil dari khutbahnya ”Tambatkanlah jiwa-jiwa ini, karena sesungguhnya ia cenderung kepada kejahatan” Allah mengasihi orang yang memiliki kendali, yang dengannya, ia mengarahkan jiwanya menuju ketaatan kepada Allah dan memalingkan dirinya dari berbagai kemaksiatan. Sebab, bersandar untuk menahan diri dari perbuatan maksiat, lebih mudah dari pada bersabar merasakan azabnya.
Bersabar menuruti keinginan nafsu amarah disebut santun, kebalikannya adalah gegabah.
Bersabar menghadapi ajakan nafsu melakukan sesuatu secara tergesa-gesa disebut ketenangan jiwa, berbudi tenang, patut dihormati dan teguh; sedangkan kebalikannya adalah terburu nafsu dan tidak berhati-hati.
Bersabar menghadapi ajakan untuk mundur dan melarikan diri dari medan pertempuran disebut keberanian; kebalikannya adalah pengecut.
Bersabar menghadapi ajakan melakukan balas dendam disebut maaf atau damai; kebalikannya adalah balas dendam dan hukuman.
Bersabar menghadapi godaan untuk tidak mau berderma disebut dermawan; kebalikannya adalah kikir.
Bersabar menghadapi ajakan untuk makan-minum pada waktu tertentu di sebut shaum (puasa).
Bersabar dalam arti menahan diri dari membebani sesama dan memberatkan beban sesama disebut harga diri.
Seseorang yang membiasakan dan melatih diri untuk bersabar, kelak kesabaran itu akan menjadi karakter pribadinya. Orang yang membiasakan diri berperilaku santun, berwibawa, dan teguh memegang prinsip, maka kebiasaan-kebiasaan itu bisa meningkat menjadi tabiat.
Tulisan di atas penulis kutip dari karangan Ibnu al-Qayyim al-Jauziyyah, semoga bisa bermanfaat buat teman-teman semua yang membacanya amiiiiinnnnnnnnn..........(sampai jumpa di tulisan berikutnya).....
By your friensd: fitrie
2 komentar:
Dear Tria,
Yang tak pernah lelah menuangkan ungkapan hatinya di dalam blog ini.
Maqam tertinggi dikalangan "Bani Alawiyyin" ialah "Sabar". tidak ada ilmu yang paling tinggi selain kesabaran. kunci sukses ialah harus banyak bersabar.
Mudah-mudahan penulisnya pun demikian, selalu menjaga kesabarannya. he..he...
Regards
Yang tak terlihat
yang mau kaya juga begitu. bersabarlah!
jangan karena mau kaya lalu "grusa-grusu"; korupsi, nipu orang, berjudi, mengambil yang bukan haknya, atau, ini yang ekstrim, buka peternakan tuyul. hi.
sabar juga dianjurkan kepada mereka yang ingin naik pangkat.
bersabar, maksudnya, tahu diri, jangan menghalalkan segala cara; jilat atas-injak bawah, teman jadi lawan-lawan jadi teman, menggunting dalam lipatan, manis muka bila berhadapan-balik badan lain bicara, menjegal kawan seiring asal bisa naik. orang seperti ini edan. ke-edan-an paling edan melebihi "singo edan".
yang terakhir, bersabarlah muda-mudi yang pacaran. sudah banyak bukti gara-gara tak sabaran, berzina, lalu "gendut" duluan. merepotkan.
perhatikan percakapan di bawah (ini terjadi saat kami membahas sabar. sebagian bahasanya mengutip ceramah dai sejuta umat):
- biarkan saja. yang korupsi saya, yang judi saya, yang mencuri saya, yang nipu orang juga saya. kenapa kamu pusing?
- yang berzina saya, yang hamil juga saya, yang repot juga saya. urusan apa dengan kamu?
+ iya. yang korupsi kamu. yang judi kamu. yang mencuri kamu. yang zina juga kamu.
tapi korupsi, judi, zina, mencuri, perbuatan maksiat, mang! kalau indonesia ini banyak maksiatnya, Allah murka, turun gempa bumi, yang mampus bukan cuma kamu, monyong!
Posting Komentar