CINTA, KASIH SAYANG DAN KEPEDIHAN
Cinta yang tulus dan sejati pada akhirnya akan membawa nilai kasih sayang atau malah kadang-kadang cinta itu sendiri berasal dari nilai kasih sayang, rasanya memang tidak lengkap jika cinta itu tidak didasari oleh nilai kasih sayang. Jika kita membandingkan kedua kata tersebut kasih sayang dan cinta, kadang-kadang dalam masyarakat kita sering muncul kesalah pahaman atau anggapan yang sangat buruk mengenai nilai kasih sayang. Sebahagian masyarakat kita mengartikan nilai sayang itu sebagai rasa kasihan atau ketidak berdayaan, meski pendapat itu tidak terlihat jelas dalam masyarakat kita tapi memang ada beberapa orang masyarakat kita yang mengasumsikan kata sayang sebagai kasihan. Jika kita bayangkan mungkin sangat tidak adil padahal nilai sayang atau kasih sayang itu sudah kita terima dan rasakan sejak kita berada dalam kandungan ibunda kita, namun begitu kita menginjak usia dewasa tanpa beban dan bersalah kita langsung mengasumsikan kata itu sebagai kasihan. Seperti yang kita ketahui sebelumnya sebenarnya rasa sayang dan kasih sayang itu tidaklah tumbuh begitu saja di dalam hati kita, rasa itu tumbuh dan muncul karena adanya rasa saling mempercayai dan rasa saling membutuhkan satu sama lain sehingga perasaan yang biasanya terlihat datar tumbuh menjadi nilai-nilai kasih sayang. Kemudian berangsur-angsur rasa sayang itu berubah menjadi simpati dan tumbuhlah benih cinta yang akan memiliki kekuatan yang sangat besar dalam hati kita. Jadi pantaskah jika rasa sayang itu diasumsikan sebagai rasa kasihan tentu saja tidak nilainya jauh lebih tinggi. Karena insan itu tidak mungkin bisa melakukan tindakan apapun tanpa di pengaruhi oleh hati dan pikiran, karena insan itu makhluk yang sangat sensitive dan selalu mendambakan kasih sayang, terlebih lagi kasih sayang dari lawan jenisnya yang kemudian akan menghasilkan sebuah hubungan yang lebih complete dan menarik itulah yang disebut dengan cinta menuju ke pernikahan. Memang masalah cinta itu sangat memusingkan pikiran setiap orang, jika dibandingkan dengan nilai kasih sayang, nilai kasih sayang lebih pleksibel dan sederhana tidak menuntut macam-macam yang diperlukan di sini hanyalah sebuah perhatian, kepercayaan, dan kejujuran sangat berbeda dengan cinta, dalam masalah cinta insan lebih dikuasai oleh perasaan hatinya sendiri sehingga kadang-kadang tidak sedikit orang-orang yang tidak mampu lagi mengikuti pemikirannya yang logis, yang mengherankan di sini kadang-kadang para pelakunya menyadari, malah sangat sadar dengan tindakannya bahwa itu sangat tidak logis dan berlawanan dengan prinsip dan sikap optimisnya tapi untuk menolak dari reaksi cinta itu sendiri ternyata sangat susah, di sini setiap pribadi akan di pengaruhi oleh pemikiran-pemikirannya sendiri yang sensitive dan kadang malah bisa menjadi pemicu masalah yang tak diinginkan, jadi kesimpulannya kita sering membuat skenario sendiri tanpa sadar dan pemain serta produkser dan sutradaranya itu kita sendiri hehehehe (ups…sorry), begitulah perasaan kita sangat sensitive sebagai seorang insane, karena itulah kita harus selalu siap belajar mandiri dan berusaha mencari jati diri agar hal-hal seperti itu dapat di atasi sehingga kita tidak akan terjatuh ke dalam lembah kesedihan yang menggerogoti leher kita. Banyak sekali kisah-kisah cinta yang kita lihat sehari-hari, semua selalu menghiasai tiap langkah-langkah yang kita lalui, cara mencintaipun begitu beragam rasanya tidak akan habis jika kita uraikan satu persatu. Yang kita ketahui petualagan dalam mencari cinta itu tidak akan pernah berakhir, dimana semua kisah-kisah itu pada akhirnya akan menghasilkan bermacam-macam keluhan, kepahitan, dan yang paling di nantikan tentunya kebahagiaan sejati. Semua itu bisa diperoleh apabila tiap orang bisa mengikuti cara mencintai seperti diatas, karena beragamnya kisah mencintai kitapun bisa melihat dengan jelas bahwa banyak pula misi dan tujuan dari mencintai dan memberikan rasa kasih sayang itu sebenarnya. Sebagian orang merasakan kedamaian dengan cinta yang diberikan sang kekasih tanpa adanya pemikiran apapun apa lagi atas dasar pemikiran agama sama sekali tidak dilibatkan di dalamnya, yang lebih mengelikan lagi ucapan dari orang-orang yang menginginkan cinta atas dasar syariat atau nilai-nilai agama sementara mereka sendiri melakukan hal-hal yang sangat menyimpang dari nilai-nilai dan norma-norma agama, jika kita melihat hal itu maka sebaiknya kita kembalikan kedalam makna pengendalikan diri. Karena dalam masalah percintaan itu nafsu sangat berperan kuat jadi sangat penting sekali seseorang bisa menundukkan gunung paling tinggi itu (nafsu) di sini setiap insan harus berperang melawan diri sendiri dan ini merupakan perang yang sangatlah sulit untuk dilakukan, namun tidak berarti sama sekali tidak bisa dilakukan. Jatuhnya seorang insan selalu karena masalah itu, kelihatannya sepele tapi sebenarnya sangatlah rumit, jadi jangan heran kalau sebagian dari insan lebih memilih untuk menikmati rasa cintanya pada kekasih dalam pernikahan suci jadi mereka akan terlepas dari segala masalah yang berhubungan dengan hal-hal terlarang menurut hukum islam memang lebih baik hal seperti itu dilakukan, namun tidak semua orang bisa bersikap seperti itu kadang insan lebih memilih dikalahkan oleh musuhnya yang paling besar yaitu nafsu. Jadi tidak heran jika pada masa sekarang ini jarang sekali kita bisa menjumpai sosok insan yang bisa menjadi sandaran atau menjadi penjaga bagi insan yang dicintainya.
Cinta yang ada pada jaman sekarang lebih dipengaruhi oleh budaya-budaya luar yang diadopsi oleh masyarakat kita, jadi jangan heran kalau suatu saat akan sangat langka sekali kita menemukan pecinta sejati yang berdasarkan cinta pada ketulusan dan kejujuran pada diri sendiri. Jadi wajar saja kalau kesedihanpun akan semakin ramai menyapa sang pencinta. Terlepas dari masalah cinta dan kasih sayang masalah yang paling buruk dari hasil perpaduan atau tepatnya kegagalan perpaduan dari kedua sifat karakter tersebut adalah kepahitan. Banyak sekali keluhan-keluhan yang muncul dari kasus-kasus percintaan, sebagian besar masalah itu karena kegagalan mengendalikan emosi dan perasaan hati. Pada saat insan mengenal keindahan kisah cinta, pandangan insan tertutup dari masalah-masalah yang kemungkinan besar akan menimpanya misalnya pada saat mereka harus siap melepaskan orang yang mereka cintai, atau pengkhianatan dan perselingkuhan yang jaman sekarang sudah merupakan peristiwa biasa, yang paling parahnya kehilangan jati dirinya yang sesungguhnya akibat dari efek kisah cinta yang berakhir kepahitan. Pada saat kebahagian insan rasakan insan seolah melupakan bahwa kedudukan kita bisa berubah dan berganti kapan saja tanpa terduga, sebenarnya semua itu tidaklah aneh karena insan memang lemah begitu cepatnya kita larut dalam kebahagiaan sesaat namun sangatlah sukar melupakan kesedihan yang menimpa kita. Namun harus kan kemudian cinta dan kasih sayang di musuhi karena semua perasaan pahit itu jika jawabannya ”iya” maka bisa kita ambil kesimpulan bahwa kita menyiksa diri sendiri, larut dan terlelap dalam kegagalan masa lalu. Seharusnya kita menyadari bahwa sebenarnya cinta, dan kasih sayang itu tidak pernah hilang dari diri kita tapi kepahitan itu harus dihilangkan, karena kita insan yang selalu mengejar ketenangan batin, pikiran dan jiwa jadi bukankah harusnya semua beban yang tidak berkepentingan itu harus di buang jauh-jauh. Jadi sudah menjadi resiko bagi kita untuk bersiap-siap merasakan kepahitan apabila siap untuk merasakan manisnya cinta dan murninya sebuah kasih sayang semua itu sudah menjadi suatu resiko yang harus siap untuk dihadapi oleh siapa saja yang selalu mengagungkan cinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar