Tak Ada yang Perlu di Khawatirkan Hidup itu Indah
Aku tersenyum saat melihat para sahabat di sampingku, wajah yang tampan dan cantik kini berkerut terlihat kacau dan kebingungan, begitu berat beban yang mereka pikul, berulang kali mereka menghela nafas lesu akupun tersenyum menatap mereka sambil bertanya “ Ada masalah apa kenapa terlihat lesu.” Mereka membalas tatapanku harap-harap cemas, seolah berharap ada keajaiban yang mampu meruntuhkan segala beban pikiran yang memberatkan pundaknya. Aku hanya menunggu waktu untuk mereka menceritakan masalahnya padaku karena aku yakin pada saat mereka bercerita mereka sudah merasa yakin untuk mempercayaiku dan mereka juga membutuhkan saran dan masukan dari seorang sahabat untuk meringankan beban mereka mencari cara terbaik dan bijaksana untuk menyelesaikan masalah yang membebani mereka. Ternyata tak begitu lama merekapun mulai memberiku kesempatan untuk bisa membantu mereka hingga akupun mendengar bermacam keluhan yang keluar dari benak mereka, menyedihkan, kasihan dan sangat disayangkan mungkin kata-kata itu ingin meluncur keluar dari mulutku tapi aku rasa kata-kata itu bukanlah sesuatu yang pantas aku keluarkan dari mulutku, mengapa ? karena tidak ada hal menyedihkan di dunia ini jika kita mampu menghadapi semua masalah dengan lapang dada. Kuingin katakan pada mereka apa itu yang dinamakan kekuatan hati, mental dalam jiwa kita dan kebijaksanaan dalam mengambil tindakan semua itu akan mempermudah seseorang untuk mencapai tahap hidup yang paling tinggi derajatnya yaitu kesabaran, rasa syukur dan iklas itulah tombak paling ampuh untuk membunuh penyakit hati dalam versi hidup manusia. Lalu aku bercerita panjang lebar pada mereka memberi mereka bermacam-macam contoh masalah dan kepahitan hidup agar semangat dan keyakinan kembali tumbuh dalam hati mereka, awalnya mereka mendengar dengan seksama lalu terlihat senyum di bibir mereka sambil mengatakan “Benar juga ya masalah yang aku hadapi belum seberapa di bandingkan masalah mereka.” Aku tersenyum dan lega ternyata semua yang kukatakan bisa meresap kedalam hati mereka, hingga mereka kembali merasa optimis dan yakin bahwa tidak ada masalah yang bisa menggoyahkan pertahanan mereka dalam menghadapi problema hidup.
Tapi ternyata semua tak berjalan sesuai dengan yang aku harapkan dan yang mereka harapkan, semua curhatan yang tadi terlihat berguna ternyata malah menjadi sama sekali tidak berguna lagi setelah beberapa hari kedepan. Semua yang pernah aku katakan seolah-olah hilang seketika dalam benak sahabat hingga mereka datang lagi dan mengadukan kembali hal yang sama, aku jadi bingung apa yang harus kukatakan ? ingin marah rasanya mustahil dan tidak tega, terlalu tegas pada mereka malah mungkin akan menyakiti mereka, menolak menjadi teman curhatan mereka lebih parah lagi. Satu-satunya cara yaitu membiarkan mereka kembali menceritakan masalahnya dari awal lalu aku bisa melihat adanya perubahan dalam cerita tersebut perubahan yang menunjukan kelemahan diri kita sendiri yaitu tidak siap menerima kenyataan dalam hidup apalagi kenyataan pahit itulah yang terjadi. Saya sadar kita semua mengalami hal itu termasuk saya sendiri tapi haruskah semua itu jadi beban seumur hidup rasanya sangat merugikan diri kita menurut saya. Bukankah kehidupan kita terus berjalan selama nyawa masih di kandung badan, lalu haruskah setiap detik perjalanan itu dilalui dengan kesedihan rasanya sangat kasihan saya hanya perlu mengatakan pada sahabat tak ada yang perlu dikhawatirkan hidup itu indah karena itu petiklah keindahan itu oleh tangan kita sendiri karena orang lain tidak mungkin bisa memberikan keindahan seperti yang kita inginkan selain diri kita sendiri. Tak perlu menyesali masa lalu karena semua sudah berlalu, yang harus dilakukan menjadikan masa depan itu indah, tak ada yang perlu di benci karena kita semua sama-sama makhluk tuhan punya kelebihan dan kekurangan jadi nikmati apa saja yang menjadi milik kita yang diberikan oleh Allah SWT dengan begitu hiduppun akan terasa indah karena kita telah menjadi diri kita sendiri secara utuh sehingga siapa menghadapi semua kemelut dalam kehidupan hiduppun menjadi indah.
Aku tersenyum saat melihat para sahabat di sampingku, wajah yang tampan dan cantik kini berkerut terlihat kacau dan kebingungan, begitu berat beban yang mereka pikul, berulang kali mereka menghela nafas lesu akupun tersenyum menatap mereka sambil bertanya “ Ada masalah apa kenapa terlihat lesu.” Mereka membalas tatapanku harap-harap cemas, seolah berharap ada keajaiban yang mampu meruntuhkan segala beban pikiran yang memberatkan pundaknya. Aku hanya menunggu waktu untuk mereka menceritakan masalahnya padaku karena aku yakin pada saat mereka bercerita mereka sudah merasa yakin untuk mempercayaiku dan mereka juga membutuhkan saran dan masukan dari seorang sahabat untuk meringankan beban mereka mencari cara terbaik dan bijaksana untuk menyelesaikan masalah yang membebani mereka. Ternyata tak begitu lama merekapun mulai memberiku kesempatan untuk bisa membantu mereka hingga akupun mendengar bermacam keluhan yang keluar dari benak mereka, menyedihkan, kasihan dan sangat disayangkan mungkin kata-kata itu ingin meluncur keluar dari mulutku tapi aku rasa kata-kata itu bukanlah sesuatu yang pantas aku keluarkan dari mulutku, mengapa ? karena tidak ada hal menyedihkan di dunia ini jika kita mampu menghadapi semua masalah dengan lapang dada. Kuingin katakan pada mereka apa itu yang dinamakan kekuatan hati, mental dalam jiwa kita dan kebijaksanaan dalam mengambil tindakan semua itu akan mempermudah seseorang untuk mencapai tahap hidup yang paling tinggi derajatnya yaitu kesabaran, rasa syukur dan iklas itulah tombak paling ampuh untuk membunuh penyakit hati dalam versi hidup manusia. Lalu aku bercerita panjang lebar pada mereka memberi mereka bermacam-macam contoh masalah dan kepahitan hidup agar semangat dan keyakinan kembali tumbuh dalam hati mereka, awalnya mereka mendengar dengan seksama lalu terlihat senyum di bibir mereka sambil mengatakan “Benar juga ya masalah yang aku hadapi belum seberapa di bandingkan masalah mereka.” Aku tersenyum dan lega ternyata semua yang kukatakan bisa meresap kedalam hati mereka, hingga mereka kembali merasa optimis dan yakin bahwa tidak ada masalah yang bisa menggoyahkan pertahanan mereka dalam menghadapi problema hidup.
Tapi ternyata semua tak berjalan sesuai dengan yang aku harapkan dan yang mereka harapkan, semua curhatan yang tadi terlihat berguna ternyata malah menjadi sama sekali tidak berguna lagi setelah beberapa hari kedepan. Semua yang pernah aku katakan seolah-olah hilang seketika dalam benak sahabat hingga mereka datang lagi dan mengadukan kembali hal yang sama, aku jadi bingung apa yang harus kukatakan ? ingin marah rasanya mustahil dan tidak tega, terlalu tegas pada mereka malah mungkin akan menyakiti mereka, menolak menjadi teman curhatan mereka lebih parah lagi. Satu-satunya cara yaitu membiarkan mereka kembali menceritakan masalahnya dari awal lalu aku bisa melihat adanya perubahan dalam cerita tersebut perubahan yang menunjukan kelemahan diri kita sendiri yaitu tidak siap menerima kenyataan dalam hidup apalagi kenyataan pahit itulah yang terjadi. Saya sadar kita semua mengalami hal itu termasuk saya sendiri tapi haruskah semua itu jadi beban seumur hidup rasanya sangat merugikan diri kita menurut saya. Bukankah kehidupan kita terus berjalan selama nyawa masih di kandung badan, lalu haruskah setiap detik perjalanan itu dilalui dengan kesedihan rasanya sangat kasihan saya hanya perlu mengatakan pada sahabat tak ada yang perlu dikhawatirkan hidup itu indah karena itu petiklah keindahan itu oleh tangan kita sendiri karena orang lain tidak mungkin bisa memberikan keindahan seperti yang kita inginkan selain diri kita sendiri. Tak perlu menyesali masa lalu karena semua sudah berlalu, yang harus dilakukan menjadikan masa depan itu indah, tak ada yang perlu di benci karena kita semua sama-sama makhluk tuhan punya kelebihan dan kekurangan jadi nikmati apa saja yang menjadi milik kita yang diberikan oleh Allah SWT dengan begitu hiduppun akan terasa indah karena kita telah menjadi diri kita sendiri secara utuh sehingga siapa menghadapi semua kemelut dalam kehidupan hiduppun menjadi indah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar